Ada yang kangen?
"Tante, om, Maisha pulang dulu udah sore." Pamitnya mengambil tas langsung berlari keluar rumah.
Mawar dan Andriana langsung mengejar Maisha, begitu sudah dekat Andriana langsung menahan tangan Maisha dan terlihatlah wajah perempuan itu yang sudah banjir dengan air mata. Tidak perlu dijelaskan lagi mereka sudah paham bahwa Maisha mendengar semua pertengkaran tadi.
"Mau kemana sayang?" Tanya Mawar selembut mungkin.
"Saya mau pulang Tante." Jawabnya masih dengan sedikit isakkan.
"Kok manggil Tante, panggil mami aja." Koreksi Mawar.
"Ini juga rumah kamu Sha, ngapain pulang." Bujuk Andriana.
Maisha menggeleng, dia tidak tau siapa perempuan itu tapi sepertinya dia adalah kakak perempuan Willy.
"Ini enggak rumah saya, saya permisi dulu kak temen saya udah jemput." Pamit Maisha langsung segera masuk ke dalam mobil mini Cooper berwarna kuning yang sudah berada didepan gerbang kediaman Prawira. Andriana menghela nafas karena dia gagal mencegah Maisha.
"Maksud kamu tadi apa soal pacar kamu yang direbut jal*ng itu?" Tanya Mawar tak dapat menahan rasa penasarannya.
"Ternyata Clara dijual ayahnya buat bayar utang ke Dewa." Jelas Andriana dengan datar. Mata Mawar langsung membulat sempurna.
"Bener-bener ya orang itu." Geramnya.
"Udan puas kamu!"
Mawar dan Andriana yang baru masuk rumah langsung mendapati Hilmi membentak Willy.
"Ngerasa hebat bikin istri nangis?"
"Kamu kira sikap kamu udah bener?"
"Gak ngaca dulu sebelum ngomong? Amnesia kalau kamu yang udah ngehamili istri kamu? Hah? KALAU PAPI NGOMONG DITATAP MASIH PUNYA MATA KAN!" Hilmi benar-benar sudah kehabisan kesabaran dengan sikap Willy tadi. Anaknya benar-benar tidak bisa bersikap dewasa apalagi bertanggung jawab.
"Diem terus, cuma ya-ya-ya-ya tapi gak ada perubahan." Willy masih menunduk. Untuk saat ini lebih baik dia diam daripada bicara dan akan membuat papi nya tambah murka.
"Cari istri kamu, kalau gak ketemu gak usah pulang. Bikin malu aja." Setelah mengatakan itu Hilmi pergi meninggalkan Willy disusul oleh istri dan putrinya. Tinggallah Willy sendiri diruang hampa itu.
Laki-laki itu menjambak rambutnya kasar, dia benar-benar pusing, dia meruebodohannya karena terbawa emosi dan menghina Maisha. Lagi.
"Mata beloemana Lo, ah pusing ngapain kabur-kaburan segalak sih bocah."
🍉🍉🍉
"Makasih Vel." Ucap Maisha begitu mobil Ravela sudah berhenti didepan kontrakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
accident
Teen Fiction"Gue hamil." Hanya dengan satu kata itu sudah berhasil memporak-porandakan kehidupan mereka. Maisha Kejora Prahadi tidak pernah berfikir akan mengandung anak dari musuhnya sendiri, orang yang paling dihindari dalam hidupnya tapi kini mau tidak mau M...