33. Penyelesaian

2.8K 78 17
                                    

Acaranya malam ini begitu meriah, Maisha dan Willy pun sudah beberapa menit lalu selesai dengan penampilan mereka, reaksinya tidak berbeda jauh dengan saat di kelas seni dulu, masih banyak yang tidak menyangka mereka bisa akur dan berkolaborasi, t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acaranya malam ini begitu meriah, Maisha dan Willy pun sudah beberapa menit lalu selesai dengan penampilan mereka, reaksinya tidak berbeda jauh dengan saat di kelas seni dulu, masih banyak yang tidak menyangka mereka bisa akur dan berkolaborasi, tapi mengingat fakta yang baru dibeberkan oleh admin LamBeBerBiSa beberapa waktu lalu bahwa keduanya berpacaran tidak terlalu membuat terkejut.

Sedangkan yang lain sedang menyimak perkataan mantan ketua OSIS angkatan mereka berbeda dengan ketiga remaja dipojok aula.

"Glen, Rangga, gue gak mau tau pokoknya kalian harus bikin Maisha gak punya barengan buat pulang."

Rangga dan Glen saling berpandangan dan menyergit.

"Lah, gimana ceritanya? Kan tadi berangkat bareng?" Tanya Rangga heran.

"Iya tapi pulangnya gak mau bareng." Jawa Willly dengan nada frustasi.

"Kalo gitu gampang, Vela biar sama gue, terus Feli udah pasti sama Zaki." Ucap Glen mengutarakan ide brilian nya.

"Mereka gak bawa mobil?"

"Bawa. Tapi nanti biar gue gembesin."

Waw tidak terduga, ternyata demi uang seorang Glen mau melakukan hal kriminal seperti itu, meskipun kalau dibandingkan kenakalan mereka 3 tahun ini disekolah hal mengembeskan ban sudah tidak aneh lagi.

"Lo emang sohib terbaik gue Glen." Ucap Willy seraya merangkul Glen bahagia.

Tapi tak bertahan lama senyum keduanya mengendur saat Willly mengutarakan tanyanya, "tapi si Lisa gimana?"

Glen kembali menegakkan diri, mengusap ngusap dagunya seraya berfikir. Lalu ting, seperti difilm kartun kartun sebuah lampu bohlam menyala di atas kepala Glen.

"Biar sama Rangga lah."

Rangga yang ditujuk menggeleng cepat. "Gak bisa gue sama muna pacar gue, akhirnya setelah satu semester cinta gue diterima."

"Sorry Will hubungan gue lebih berharga."

"Gak sohib Lo!"

"Kan masih ada Reza." Willy yang semula lemas langsung kembali bersemangat begitu mendengar saran Rangga.

"Eh iya ya. Kita ojokin aja Reza."

"Perfect!

🍉🍉🍉

Kamar bernuansa putih itu dihiasa keheningan, dua pasang Manusia itu masih belum ada yang membuka suara sedari tadi. Willy berhasil membawa Maisha kembali ke rumah dengan sedikit tipuan kecil.

"Wil gue mau pulang." Ucap Maisha saat itu.

"Ini kan jalan pulang beb." Jawab Willly santai.

Maisha memutar bola matanya jengah, tentu dia tau ini jalan pulang, pulang ke rumah Willy bukan ke rumah nya.

"Kerumah."

accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang