Chapter 2

28 3 11
                                    

Aku mengikuti Cinta masuk ke ruangan humas. Seperti biasa dalam perjalanan, aku menjadi pusat perhatian lagi. Entahlah mereka melihatku karena apa. Apakah karena aku tampan? Hahaha. Aku memang tampan sih, atau mungkin mereka melihatku karena mereka tahu aku anak appa yang merupakan pemilik perusahaan? Ah entahlah untuk apa juga aku peduli. Tapi... Jujur saja aku peduli karena aku merasa kurang nyaman di perhatikan seperti ini.

Cinta berhenti mendadak di depanku dan aku hampir saja menabraknya. Aku menoleh menatapnya melihat apa yang akan dilakukannya dengan berhenti tiba-tiba di tengah perjalanan.

Note : Pembicaraan dengan karyawan lain akan dalam bahasa korea, tapi jika berdua saja antara Cinta dengan Aidan, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia. Semoga penjelasan Author tidak membuat bingung kalian. Selanjutnya Author tidak akan kasih note lagi ya.

" Rekan-rekan semua, saya minta perhatiannya."

Tiba-tiba Cinta meminta perhatian dari seluruh karyawan di lantai ini.

" Orang yang ada di samping saya ini adalah putra dari Kim Sajangnim namanya Aidan Kim. "

Ku dengar semua berbisik-bisik setelah sebelumnya menyapaku dengan hormat.

" Aidan-ssi ini akan bergabung dalam tim humas jadi tolong untuk tidak membuatnya menjadi kurang nyaman di kantor. Kurangi bergosip mengenai dia." Ujar Cinta yang membuatku tiba-tiba saja merasa takjub padanya.

Aku memandanginya seksama. Kesanku padanya agak berubah, dia bisa di bilang "SAVAGE GIRL". Perkataannya telak membungkam semua orang.

" Aidan-ssi?" Panggilnya yang membuatku kemudian tersadar.

" Ah ya?"

" Silakan jika ingin memperkenalkan diri!" Ujarnya.

" Ah.. Annyeonghasimnika. Aidan Kim imnida. Apeuro jal butak deurimnida."

Setelah memperkenalkan diri selanjutnya aku mengikutinya lagi turun ke bawah menuju ruangan humas.

Dia membuka ruangan tersendiri.

" Ini ruangan gue. Gue bukan kepala tim tapi posisi gue langsung di bawahnya. Kalau timjangnim engga ada, semua tim humas bisa langsung laporan sama gue dan ruangan timjangnim ada di seberang ruangan ini." Ujarnya.

" Terus kira-kira kerjaan gue ngapain?" Tanyaku.

" Selain musik loe bisa ngapain aja?"

" Mmm.. Gue bisa photography, editing foto, video, FYI suara gue juga bagus hehe." Ucapku memulai candaan agar suasana lebih hidup.

Tapi kenyataannya wanita di depanku ini hanya menganggukkan kepala tanpa menanggapi candaanku.

" Dih dingin banget kaya kulkas." Gumamku pelan hampir tidak terdengar.

" Loe bilang apa?" Ujarnya sambil mengotak atik komputernya.

" Engga." Jawabku kemudian berjalan ke arah sofa dan menghempaskan pantatku di sana.

Kulihat Cinta mulai sibuk mengangkat telepon yang masuk. Entah apa yang di bicarakannya, aku hanya mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan ini dan sesekali memperhatiakn ekspresi wanita itu.

" Loe mau ikut gue engga?" Tanyanya setelah menutup telepon.

" Kemana? Gue baru juga duduk." Jawabku.

" Ketemu BTS." Jawabnya santai.

" Hah? BTS? Bangtan sonyeondan?" Tanyaku terkejut.

" Hemmm."

" Serius loe?" Tanyaku sekali lagi mencoba meyakinkan.

" Kalau loe engga mau ikut, gue jalan sendiri." Ujarnya mengambil tas kemudian meninggalkanku.

BUKAN CINTA IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang