Chapter 1

62 4 8
                                    

Note : Berhubung authornya tidak bisa bahasa korea maka percakapan yang seharusnya menggunakan bahasa korea akan author tulis dalam bahasa indonesia. Pura-pura saja mereka berbicara dalam bahasa korea ya readers 😁. Harap maklum yah.

***

Pagi ini di hari pertama bulan Juni, matahari bersinar cukup terik. Cuaca di sini tidak berbeda jauh dengan di Indonesia ternyata. Ah mungkin karena sedang musim panas sekarang.

Sudah lama aku tidak kembali ke negara tempat kelahiranku, Korea Selatan. Kupikir aku akan selamanya berada di Indonesia karena aku merasa sudah mencintai negara asal eomma ku itu. Dan pada akhirnya aku kembali ke sini demi menghindari Jessica, wanita yang masih kucintai yang saat ini sudah menjadi kakak iparku. Pengecut memang, tapi bagiku ini lebih baik daripada aku terus-terusan di sampingnya. Aku takut perasaanku akan semakin besar jika terus berada di sekitarnya sedangkan dia sekarang sudah menjadi istri dari hyungku, Jonathan Kim.

" Aidan Kim? Kamu jadi ikut appa ke kantor?"

Appa tiba-tiba saja menghampiriku yang sedang menikmati pagi di teras belakang.

" Ah ya appa, jadi dong. Aidan udah sekeren ini emangnya engga kelihatan apa?"

" Hahaha. Ya sudah ayo!"

Akhirnya aku mengikuti appa bergegas masuk ke dalam mobil dan segera menuju kantor Star Food.

Di depan pintu masuk Lobby gedung, security membukakan pintu mobil dan kami pun segera keluar kemudian berjalan masuk ke dalam gedung. Kulihat Appa berjalan dengan sangat berwibawa, jadi bukankah seharusnya aku mengikuti cara appa? Aku melangkahkan kaki dengan penuh kewibawaan ke dalam kantor Star food.

Beberapa karyawan terutama karyawan wanita terlihat memandangiku. Ah ternyata aku di sini juga jadi pusat perhatian. Aku berjalan mendekati appa dan membisikkan sesuatu.

" Appa, Aidan ke toilet sebentar." Pamitku yang kemudian melipir pergi setelah appa mengijinkan.

Sesampainya di toilet, aku berdiri di depan cermin sambil menghembuskan napas lega.

" Huh? Engga di Indo engga di Korea gue engga nyaman banget jadi pusat perhatian kaya gini. Mereka kenapa sih...."

Belum selesai kata-kataku, ada seseorang yang keluar dari bilik kamar mandi kemudian berteriak.

" Aaaaaaaa.... Nuguseyo?" Teriaknya sambil mundur ke belakang.

" Ah Kamcagiya." Aku terkejut melihat seorang wanita yang baru saja berteriak itu.

Hah? Wanita?

Note : Dari sini seharusnya percakapan menggunakan bahasa korea yah. Anggap saja seperti itu. 😁

" Hei... Kamu kenapa ada di toilet pria?" Tanyaku padanya.

" Toilet pria? Kamu engga lihat tulisan di depan apa?" Ujarnya kemudian berjalan melewatiku dan membuka pintu depan.

" Lihat pakai mata!" Ujarnya dengan bahasa yang cukup kasar sambil menunjukkan ikon wanita yang tertempel di pintu.

" Iya maaf saya yang salah. Tapi bahasanya engga perlu kasar kaya gitu lah." Jawabku menegurnya.

" Sorry." Ucapnya minta maaf namun terdengar ketus.

" Terus kamu engga berniat mau keluar dari sini? Atau jangan-jangan kamu berniat ngintip di toilet wanita dengan alasan salah masuk toilet?" Sambungnya yang membuatku kesal.

" Tolong yah jaga kata-katamu nona. Saya memang salah masuk toilet tapi saya bukan pria mesum seperti yang kamu tuduhkan."

" Kalau begitu silakan keluar atau saya akan kembali teriak supaya security yang menarik paksa kamu keluar."

BUKAN CINTA IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang