Chapter 26

10 3 15
                                    

" Cinta? Narang Gyeoronhae jullae?"

Aku melamarnya di dalam hotel tanpa persiapan apapun. Hanya sebuah cincin berlian yang kubeli bersama eomma kemarin.

Kukeluarkan cincin itu dari dalam saku celanaku dan memperlihatkannya pada Cinta.

Aku tahu urutannya salah, seharusnya kukeluarkan cincin itu baru ku ucapkan kalimat lamarannya. Tapi ternyata setelah mendengar kata perjodohan tadi semua yang ada di otakku mendadak hilang. Padahal rencanaku, aku akan melamarnya fajar esok saat matahari terbit setelah malam nanti ku utarakan maksudku untuk kembali ke Indonesia sebagai pencipta lagu misterius AK. Minimal aku tahu bagaimana respon Cinta jika aku ingin kembali pada pekerjaan lamaku. Ah sudahlah lupakan saja, semua terlanjur terjadi. Bukankah lamaran adalah bagian terpentingnya?

Cinta terkejut melihat cincin yang kuperlihatkan padanya. Dia kembali menatap mataku dan kulihat matanya berkaca-kaca.

Cinta menganggukkan kepalanya.

" Jawab aku dong Cinta jangan pakai isyarat kepala." Ucapku yang membuat Cinta tertawa dalam tangisannya.

" Maukah kamu menikah denganku Cinta Maharani?" Ulangku melamarnya.

" Jadilah istriku. Jadilah Nyonya Kim dan jadilah ibu dari anak-anakku nanti, Cinta. Aku mencintaimu."

Cinta kembali mengangguk dan kali ini dia mengatakan sesuatu sebagai jawabannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta kembali mengangguk dan kali ini dia mengatakan sesuatu sebagai jawabannya.

" Aku mau menikah denganmu Aidan."

Setelah mengatakan itu Cinta melepaskan tangannya dariku dan menghadap ke depan private pool. Aku sendiri bingung dengan sikapnya.

" AKU MAU JADI ISTRIMU AIDAN KIM. AKU MAU JADI IBU DARI ANAK-ANAKMU DAN AKU JUGA MENCINTAIMU." Teriaknya yang membuatku terkejut.

Dia menoleh ke arahku dengan senyum yang mengembang. Aku menatapnya penuh haru. Rasa bahagia benar-benar memenuhi seluruh ruang hatiku sekarang.

Aku menghampirinya dan menyematkan cincin berlian yang ku pegang di jari manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghampirinya dan menyematkan cincin berlian yang ku pegang di jari manisnya. Aku mencium lembut bibir Cinta sebagai pelampiasan dari rasa bahagiaku.

BUKAN CINTA IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang