Chapter 23

18 3 13
                                    

WARNING 21+

Episode kali ini menampilkan adegan dewasa. Mohon untuk memperhatikan peringatannya yah.

Happy Reading








Sore hari Cinta mengajakku untuk pulang. Sudah setengah hari aku dan Cinta menghabiskan waktu di Namsan Park, melepaskan segala beban pikiran di sini.

" Bisa lebih lama lagi di sini?" Tanyaku pada Cinta saat kami bersiap-siap turun.

" Appa pasti khawatir, Aidan. Lebih baik kita pulang yah?" Bujuk Cinta untuk kesekian kalinya.

Ya aku memang sudah menolak untuk pulang beberapa kali. Aku memang belum ingin bicara dengan siapa-siapa kecuali dengan Cinta. Tapi wanita kesayanganku ini malah mengajakku untuk pulang. Dan aku tidak tega jika menolaknya lagi. Akhirnya Cinta membawaku kembali ke rumah.

" Aidan?" Panggil appa yang tak kusadari keberadaannya. Beliau duduk di sofa tunggal di ruang tamu.

Aku berhenti dan menoleh malas pada appa.

" Cinta?" Panggil appa pada Cinta yang ada di belakangku.

Cinta membungkuk memberi salam pada appa.

" Aidan? Kemarilah, appa ingin bicara." Ucap appa padaku.

" Maaf appa tapi Aidan lelah."

" Sebentar saja Aidan." Ucap appa memohon.

" Kalau gitu Cinta pamit saja appa."

Cinta tiba-tiba pamit pulang dan aku menoleh cepat padanya. Cinta tersenyum ke arahku.

" Kamu pulang naik apa sayang?" Tanya appa yang mewakiliku.

" Biar Cinta cari taksi saja appa."

" Tidak. Appa tidak mengizinkannya. Kamu jangan pulang sendirian. Nanti saja tunggu Aidan atau Jona yang antar kamu. Lagipula appa juga ingin bicara denganmu. Sini ikut duduk." Ucap appa yang langsung di turuti oleh Cinta.

Tak berapa lama Jona hyung dan juga Jessica keluar dari kamar dan ikut duduk bersama kami. Sepertinya appa memang sengaja mengumpulkan kami semua.

" Pertama-tama appa ingin minta maaf sama Aidan karena appa sudah menampar kamu tadi siang. Maafin appa ya Aidan." Ucap appa menoleh ke arahku. Jujur saja tidak sekalipun aku marah dengan appa atas tamparan itu. Aku hanya tidak suka appa membela wanita yang mengaku eommaku itu.

Aku masih duduk menunduk mendengar appa bicara.

" Appa? Kalau Aidan boleh jujur Aidan engga marah dengan tamparan appa hanya saja Aidan engga suka appa membela wanita itu...."

" Aidan berhenti memanggil eomma dengan sebutan wanita itu. Dia eomma kita Aidan. " Jona Hyung menegurku.

Aku menoleh cepat pada Jona hyung. Mataku mulai berkaca-kaca tapi aku tidak bisa menjawab perkataan kakak kandungku itu. Aku hanya menatapnya tajam.

" Ekhem." Appa berdehem yang membuat pikiranku langsung buyar.

" Aidan? Appa ingin tahu kenapa kamu tidak bisa menerima kehadiran eomma?" Tanya appa yang membuat pandanganku beralih pada beliau. Tapi lagi-lagi aku tidak bisa menjawabnya.

" Aidan cuma engga suka dengan wanita itu." Ucapku tidak memberikan jawaban yang sesungguhnya.

Cinta menggenggam tanganku lembut. Dia juga mengusap-usap punggungku.

" Appa? Apa boleh Cinta saja yang bercerita mengapa Aidan seperti ini?"

Aku menoleh pada Cinta karena menawarkan diri untuk melakukan hal yang enggan kulakukan pada keluargaku.

BUKAN CINTA IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang