Aku dan Cinta tiba di kantor. Seorang rekan tiba-tiba saja mendekati kami.
" Cinta seonbaenim? Aidan-ssi? " Panggilnya.
Kami menoleh pada orang yang bernama Lee Ji Eun ini.
" Kalian berangkat bersama?" Tanyanya.
" Aidan-ssi? Kamu engga pulang semalam?" Tanyanya lagi setelah sebelumnya memasang ekspresi terkejut.
Aku kebingungan sendiri mendengar pertanyaan Ji Eun, begitu juga dengan Cinta.
" Saya pulang kok. Kenapa memangnya?" Jawabku bohong.
Tidak mungkin dong aku bilang kalau aku menginap di apartemen Cinta? Yang ada nanti muncul gosip tidak sedap tentang Cinta yang membawa masuk pria ke apartemennya.
" Ah engga. Kayanya semalam kamu memakai baju yang sama. Dan kalian berangkat bareng? Kalian bukan habis..." Tanya Ji Eun menggantung.
Sedikit kepo sih menurutku. Bahkan dia sengaja menggantung pertanyaannya agar aku pasti mau tidak mau harus menjawab.
" Saya bawa mobil sendiri kok, tadi di basement memang kebetulan ketemu Cinta seonbaenim."
Cinta terlihat tidak berusaha merespon satupun pertanyaan Ji Eun, dia hanya membantuku dengan tersenyum, itupun menurutku senyuman yang dipaksakan. Kemudian dia melengos masuk ke ruangannya.
" Seonbaenim tunggu." Ujarku yang kemudian mengikutinya masuk ke ruangan.
Saat baru saja membuka pintu, aku cukup terkejut melihat pemandangan berbeda di dalam ruangan. Terlihat ada sebuah meja dan kursi kerja baru yang di letakkan di pojok. Mungkinkah itu meja kerja yang kuminta kemarin? Aku pun langsung bertanya pada Cinta.
" Cinta? Itu meja kerja gue?"
" Maybe." Jawabnya sambil menata beberapa berkas di mejanya.
Aku menghampiri meja kerjaku yang baru dan langsung meletakkan diriku di kursi.
" Ahhh, rasanya masih lebih baik kursiku di studio musik." Gumamku saat merasakan kursi kerja yang baru tidak senyaman pada saat aku bekerja di agensi.
" Gue boleh bawa kursi sendiri engga sih?" Tanyaku asal pada Cinta.
" Boleh aja, tapi palingan loe bakal jadi gunjingan se antero kantor." Jawab Cinta datar.
Aku mencebik mendengar jawabannya. Memang yah si " SAVAGE GIRL" ini kalau sudah bicara susah dibantah karena memang pada dasarnya akan seperti itu kenyataannya.
" Ekhem." Tiba-tiba kudengar Cinta berdehem.
" Ngomong-ngomong..."
Kalimatnya terpotong saat aku tiba-tiba menoleh ke arahnya dan mulai memperhatikan apa yang akan Cinta utarakan.
" Ngomong-ngomong apa?" Tanyaku tak sabar.
" Ciuman pagi tadi..."
Deg.
Aku bahkan sudah mulai melupakannya tapi kenapa Cinta tiba-tiba malah membahas ciuman tadi pagi? Seketika aku mulai gugup dan bingung sendiri.
" Ah itu..." Aku salah tingkah sampai tidak tahu harus menjawab apa.
" Ciuman itu anggap aja engga pernah terjadi yah?" Ucap Cinta yang tiba-tiba membuatku kecewa.
Kecewa? Kenapa? Bukannya memang ciuman itu sebuah kesalahan? Jadi seharusnya tidak apa-apa kan kalau Cinta menganggapnya tidak pernah terjadi?
" Ah itu.. Ya.. Itu terserah loe aja. Yang jelas gue minta maaf karena...."
" Engga engga engga. Loe.. Loe jangan minta maaf." Potongnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/313399792-288-k119477.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN CINTA IMPIAN
Teen FictionCerita ini adalah cerita Aidan Kim ( dari cerita Menikah Dengan Idola ) yang bertemu dengan seorang perempuan warga negara Indonesia yang bekerja di perusahaan appa nya di Korea. Cinta Maharani seorang staff humas STAR FOOD, sebuah perusahaan yang...