Chapter 12

17 4 17
                                    

Aku dan Cinta berjalan kaki menuju tempat yang Jona hyung bilang. Ternyata lokasinya tidak jauh dari gedung STAR FOOD. Aku sesekali menoleh ke arah Cinta dan mendapati wajahnya sangat gugup. Aku berpikir untuk menggenggam tangannya supaya Cinta merasa lebih rileks. Pelan-pelan ku ulurkan tanganku untuk mengambil tangannya tapi saat tanganku hampir menyentuhnya, Cinta malah menarik tangan kemudian menunjuk suatu tempat.

" Resto itu kan?" Tunjuknya padaku karena memang aku belum paham area di sini.

Aku malu sendiri dan segera menarik tanganku kemudian menggaruk bagian tengkukku yang tidak gatal.

" Ah sepertinya iya." Ucapku sambil tertawa salting.

Cinta tiba-tiba menghentikan langkahnya dan itu membuatku melakukan hal yang sama.

" Wae?" Tanyaku.

Cinta kembali memegangi dadanya.

" Gue gugup Aidan. Loe batalin aja deh, bilang aja pacar loe engga bisa dateng." Ucap Cinta yang membuatku terkejut apalagi dia terlihat bersiap kabur.

" Hei hei hei. Jangan gitu dong! Loe mau kemana?" Cegahku memegangi tangannya.

" Balik ke kantor."

" Loe jangan bercanda dong Cinta. Kita udah di depan resto."

Kring...kring...

Ponselku berdering, kuambil ponselku dari saku dan mengangkatnya sementara tanganku yang lainnya memegangi Cinta supaya tidak kabur.

" Eoh noona?"

" Gue udah lihat loe, kenapa engga masuk?"

" Iya ini udah mau masuk. Tunggu sebentar ya."

Ku tutup telepon dan kembali berbicara dengan Cinta.

" Please Cinta, loe jangan gini. Jessica udah lihat kita. Loe engga bisa mundur gini dong." Mohonku pada Cinta sambil memelas.

" Gue gugup dan takut Aidan. Apalagi nanti ada Sajangnim."

" Gue kan udah bilang, masalah sama appa nanti gue yang akan selesaiin. Pokonya loe tinggal bilang iya aja sama semua yang akan gue katakan di sana." Ucapku meyakinkannya.

Cinta masih terlihat berpikir.

" Loe engga lupa kan gue punya rekaman ciuman kita?" Akhirnya ku gunakan lagi kartu ancamanku padanya.

Cinta menoleh tajam padaku.

" Dasar tukang ngancem."

Aku meringis mendengar omelannya.

" Hehe.. Makanya kalau engga mau di ancem, loe nya jangan macem-macem dong sayang." Ucapku sambil bercanda.

" Sayang sayang pala loe tuh."

Aku tertawa melihat respon Cinta yang mengomel. Menggemaskan sekali wanitaku ini. Ah menyebut wanitaku pun rasanya sudah terbiasa, memang Cinta benar-benar seperti sudah menjadi milikku.

" Ayo!" Ucapku menggandeng tangannya tapi tanganku langsung dihempaskan kasar oleh Cinta.

" Engga usah gandengan gini." Kulihat Cinta risih.

" Kalau engga gandengan nanti engga meyakinkan." Jawabku beralasan.

Cinta menoleh tajam padaku dan itu cukup membuatku takut.

" Iya iya engga perlu gandengan."

Akhirnya kami berdua masuk ke resto.

" Aidan? Di sini." Kulihat Jessica memanggilku dan melambaikan tangannya.

BUKAN CINTA IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang