Aku terbangun dan mendapati diriku di tempat yang sangat asing. Aku mencoba duduk dan memegangi kepalaku yang terasa sakit sekali. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan kudapati seseorang tengah tertidur di sofa.
Aku bangkit dari tempat tidur dan kuhampiri orang itu.
" Cinta?" Panggilku pelan. Bukan memanggil sih lebih tepatnya menebak.
" Ini rumahnya cinta apa gimana yah?" monolog ku sambil memegangi kepalaku yang masih terasa sakit.
Aku bergegas berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Rumah tipe studio ini ternyata memudahkanku untuk menemukan dapur. Ku ambil gelas yang tergeletak di atas kabinet kemudian membuka kulkas kecil di sebelahnya dan menuangkan segelas air dingin dari botol.
Glek, glek, glek..
Aku meneguk air sambil menengadahkan kepala. Dan aku meneguknya sampai habis.
" Ahhhh." Desahku yang merasa lega karena tenggorokanku sudah basah oleh air.
" AAAAAAAA." Aku berteriak kencang sambil terlonjak kaget saat tiba-tiba ku lihat Cinta sudah berdiri tepat di depanku dengan penampilan yang acak-acakan. Bahkan terlihat seperti kunti dengan mata yang setengah terpejam dan rambut yang tergerai acak-acakan. Ditambah lagi dia menggunakan baju tidur berwarna putih.
" CINTA LOE NGAPAIN DANDAN KAYA KUNTI GITU?" Teriakku spontan padanya.
Aku sampai beringsut duduk di atas kabinet dapur di belakangku sambil mengangkat kaki saking takutnya.
" Loe udah sadar?" Tanyanya lemas menahan kantuk kelihatannya.
" Denger teriakan loe kayanya sih udah sadar. Kita tukeran tempat tidur."
Ucapnya yang kemudian ngeloyor pergi menuju ranjang dan menjatuhkan dirinya di situ. Kulihat dia langsung tertidur begitu tubuhnya menyentuh kasur.
Aku mendekatinya. Ku goyangkan tubuhnya karena aku ingin bertanya.
" Cinta? Ini rumah loe?"
" Hemm." Jawabnya malas.
" Loe yang bawa gue ke sini?"
" Hemm." Jawabnya lagi dengan singkat.
" Loe bawa gue sendirian?"
" Hemm." Dia menjawab seperti itu lagi.
" Kenapa loe engga...."
" YA SHUT UP SEKIYA." Umpatnya keras padaku.
Gila ini cewe benar-benar menyeramkan. Aku sampai terdiam di bentak olehnya.
" Gue kan cuma..."
Cinta langsung terbangun saat aku mulai bertanya lagi.
" AIDAN LOE BISA DIEM ENGGA? GUE BARU BISA MEREM GARA-GARA NGURUSIN MABOK LOE ITU TAHU." Omelnya padaku lebih kepada berteriak.
" Ya sorry. "
Akhirnya aku meninggalkannya dan bertukar posisi tidur. Aku menuju sofa yang tadi sempat dipakai Cinta untuk tidur.
Saat baru merebahkan diriku di sofa tiba-tiba saja aku teringat kejadian saat mabuk tadi.
Aku langsung melongo kemudian menepuk dahiku sendiri.
" Wahh. Pantesan aja Cinta ngamuk sama gue. " Gumamku pelan sekali bahkan sampai tidak terdengar.
Aku langsung bangun dan menoleh pada Cinta yang terlihat tertidur pulas dengan posisi yang menurutku kurang nyaman. Aku menghampirinya kemudian membetulkan posisi tidurnya. Ku angkat pelan tubuh Cinta dan meletakkan kepalanya di bantal serta meluruskan kakinya yang tadi meringkuk dengan sangat hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN CINTA IMPIAN
Подростковая литератураCerita ini adalah cerita Aidan Kim ( dari cerita Menikah Dengan Idola ) yang bertemu dengan seorang perempuan warga negara Indonesia yang bekerja di perusahaan appa nya di Korea. Cinta Maharani seorang staff humas STAR FOOD, sebuah perusahaan yang...