Chapter 14

21 3 19
                                        

Renata tiba-tiba saja menghambur ke dalam pelukanku dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku terpaku dengan apa yang dilakukan Renata. Aku menoleh ke samping terlihat Cinta terkejut dengan adegan pelukan yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku.

" Ren lepas Ren." Ujarku padanya sambil berusaha melepaskan diri. Tapi Renata malah menggelengkan kepala tanpa berniat melepaskan pelukannya, justru kurasakan pelukannya semakin erat dalam tubuhku.

" YA, DANGSIN NUGUYA?"

Tiba-tiba saja Jessica menjambak rambut Renata dari belakang sehingga mau tidak mau Renata melepaskan pelukannya padaku karena kesakitan.

" Aa...aaaa... Apo. Siapa yang jambak rambut gue?" Pekik Renata sambil memegangi rambutnya karena Jessi makin menarik ke bawah rambutnya.

" Noona, jangan di tarik lagi kasian." Ujarku pada Jessi karena melihat Renata meringis kesakitan.

" LOE KENAPA BELAIN DIA AIDAN? DIA SIAPA LOE HAH?" Jessica malah berteriak padaku tanpa melepaskan tangannya dari rambut Rena.

" Dia adik temen gue noona. Udah lepasin kasian. Malu juga di lihatin orang-orang." Ucapku karena melihat beberapa karyawan melihat aksi brutal Jessica.

Akhirnya Jessica melepaskan juga jambakannya. Sementara Renata langsung beringsut menempel di dekatku.

" Dia siapa sih kak?" Tanya Renata ketakutan.

" Dia kakak gue."

" Hah?" Kulihat Rena terkejut.

" Kenapa? Loe engga tahu kalau gue kakaknya Aidan? Loe siapanya adik gue hah?" Jessica kulihat ngegas.

" Sttt. Noona jangan kenceng-kenceng malu."

" Loh? Kenapa malu? Harusnya cewe ini yang malu meluk-meluk pacar orang. Loe ngapain di situ? Minggir!" Ujar Jessica menyingkirkan Renata dari sebelahku kemudian menarik Cinta untuk menggantikan posisi Rena. Kulihat Cinta diam dengan ekspresi dingin.

" Nah ini baru bener." Ujar Jessica.

" Loe! ( Menunjuk Renata) Gue tanya sama loe, loe siapa dateng-dateng main peluk cowo orang?" Jessica bertanya pada Renata.

" Kak Aidan?" Panggil Renata dengan wajah memelas, mungkin dia takut dengan Jessica.

" Udah noona udah. Gue udah bilang gue kenal sama dia. Dia adik temen gue."

" Loe belain dia mulu sih Aidan. Loe engga mau minta maaf sama Cinta? Loe udah nyakitin perasaan dia tahu." Jessica masih ngomel.

Tapi di pikir-pikir benar juga apa kata Jessica. Aku pasti sudah menyakiti perasaan Cinta meskipun pelukan tadi bukan keinginanku.

" Ah iya, maafin aku ya sayang. Renata ini bukan siapa-siapaku kok. Dia adik dari temen kuliahku dulu. Aku juga baru ketemu tadi siang sama dia." Ucapku langsung meminta maaf pada Cinta. Tapi kulihat dia diam saja hanya sekali menarik senyum kecil itupun seperti terpaksa. Mungkinkah Cinta marah padaku?

" Kata Kak Aidan kakak engga punya pacar." Ucap Renata.

Aku langsung menoleh cepat padanya.

" Kata siapa? Gue... Gue perasaan bilang gue udah punya pacar." Protesku yang sebenarnya menutupi kenyataan dari Jessica. Aku takut pacaran pura-puraku dengan Cinta ketahuan oleh Jessica dan terlebih aku takut Cinta salah paham denganku.

" Kakak tadi bilang cuma teman kerja kan?"

Jessica menoleh padaku meminta penjelasan tapi aku malah menjadi kikuk sendiri.

Lama tak mendapat jawaban akhirnya Jessica menarik Cinta pergi.

" Sepertinya kalian berdua punya sesuatu yang harus di selesaikan. Lebih baik selesaikan sekarang juga sebelum loe jelasin sama gue dan Cinta. Ayo Cinta kita pergi. Awas kalau loe macem-macem sama Cinta ya Aidan." Ancam Jessica padaku kemudian membawa Cinta pergi.

BUKAN CINTA IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang