Chapter || 15

194 29 2
                                    

" Comeback "
( Seven Boy's Indonesia )
|
||
|||
||
|
______________________________________
Happy Reading.....
______________________________________

Karena ini adalah Family Time, mereka duduk memang tidak membaur, seperti yang di lakukan Betrand, Ruben dan Sarwendah yang berada di dalam ruangan latihan. Pelukan Betrand benar-benar erat, karena saking merindukan sosok Ayah dan Bunda yang sebenarnya baru beberapa hari juga mereka bertemu. Memang ini adalah pertemuan yang harus benar-benar mereka gunakan baik-baik, dengan pertemuan ini, maka tidak akan ada lagi pertemuan berikutnya, kecuali dimasa cuti para Seven Boy's atau istirahat.

"Kamu sudah besar, masa harus nangis sih." Ruben mengusap pelan punggung Betrand yang membelakanginya, karena pelukan dengan Sarwendah benar-benar belum terlepas.

"Gak papa, karena kalau nanti Onyo nangis, gak ada Bunda yang peluk Onyo." Jawab Betrand.

"Iya juga sih, kalau Onyo nangis nanti siapa ya yang peluk kamu." Tanya Ruben kembali. Lalu pelukan itu terlepas, Sarwendah menghapus bekas air matanya, begitupun Betrand melakukan hal yang sama.

"Bunda harus datang, cepat-cepat peluk Onyo."

"Mana mungkin." Kesal Ruben melihat Betrand yang kenapa menjadi lebih manja dari sebelum mengikuti kegiatan ini, apakah anaknya ini di perlakukan sepesial sama member yang lain, atau staf-stafnya yang selalu memanjakan personilnya.

"Ayah jawabnya kaya gak suka deh, Bunda kenapa dengan Ayah?" Tanya Betrand menarik tangan sang Bunda.

"Jangan tanya sama Bunda Onyo, Ayah kamu memang suka berubah-ubah moodnya." Sarwendah menatap suaminya, mereka saling adu pandang sebentar lalu kembali membuang mukanya. Betrand mulai menyadari ada sesuatu yang kedua orang tuanya sembunyikan, tanpa sepengetahuannya.

"Bunda, Ayah ada apa ini? Jangan coba menyembunyikan sesuatu yang Onyo tidak tahu, apalagi yang ada kaitannya dengan Onyo?" Tanya Betrand menatap keduanya, lalu bangkit dari duduknya dan melihat kedua orang tuanya yang saling membuang mukanya.

"Kamu bicara apa sih Onyo, kita baik-baik saja kok, tidak ada sesuatu yang di sembunyikan apapun." Jawab Sarwendah kembali menarik tangan Betrand untuk duduk di tempatnya.

"Tapi wajah Bunda dan Ayah sangat mencurigakan, jadi Onyo curiga banget nih."

"Hahahha benarkah, sama aja." Betrand melihat Ayahnya, menatapnya dalam.

"Apasih Nyo, natap nya gitu amat, seram tahu." Ruben mengusap wajah Betrand.

"Bener nih gak ada apa-apakan?" Tanya Betrand memastikan dengan cara melihat keduanya secara bergantian.

"Gak ada." Kompaknya. Betrand pasrah saja dan tidak banyak bertanya lagi, karena memaksa pun kedua orang tuanya tidak akan menjawab.

"Tania sama Cici keadaannya gimana Bunda?" Tanya Betrand.

"Mereka baik-baik saja, saat Bunda berangkat juga, mereka nangis keras, mau ikut, karena sangat kangen sama kamu." Jawab Sarwendah.

"Terus kenapa gak di bawa."

"Kan batasnya juga untuk dua orang, kalau Ayah boleh tahu, kenapa jadi di batasin sih, memangnya kenapa, perasaan dari kontrak awal saat saat Ayah baca, aturannya tidak seperti ini?" Tanya Ruben pada Betrand dan Sarwendah mengangguk, ia juga sangat penasaran, apalagi jadwal seminggu sekali bertemu dengan anaknya kini tidak ada lagi, dan sekarang adalah pertemuan terakhir.

"Bunda juga mungkin tahu, bagaimana sekarang ini Seven Boy's di luar sana, banyak orang yang sangat menggandrungi bukan, tapi ada yang sampai bertingkah lebih Bunda, sama salah satu member kita." Keduanya saling melihat satu sama lain, mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti.

Comeback ✓ ( Lengkap )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang