102

231 24 2
                                    

"Jadi, siapa nama anak manis ini?"

"Harry, Harry Potter" Lily menjawab sambil tersenyum bahagia.

"Wah namanya imut" Aira yang menggendong Arlynx menoel-noel pipi tembam Harry sambil tersenyum.

"Nah Arlynx, ini Harry Potter. Ibu harap kalian berteman baik" Aira mendekatkan bayi Arlynx dengan bayi Harry, dia tersenyum lebar sampai matanya menyerupai bulan sabit.

Sementara para wanita dan bayi berkumpul di dekat ranjang pasien Lily, para pria berkumpul di dekat pintu masuk.

Mereka mengucapkan selamat pada James yang terus tersenyum lebar sekalian diskusi mengenai ayah baptis Harry.

Pada akhirnya keputusan itu menunjuk Sirius.

"Padahal kemarin aku baru menjenguk Neville kecil, tidak disangka mereka berdua berdekatan" Aira masih terus menoel-noel pipi Harry, bedanya sekarang bergantian pipi harry-pipi Arlynx.

"Kau benar, habis ini kita mampir kesana dulu sayang" Sirius menimpali, Aira menatap suaminya lalu mengangguk.

"Kalau begitu aku ikut" -Remus.

Mereka mengangguki perkataannya.







"Selamat ulang tahun Arlynx!" Aira yang selesai meletakan kue ulang tahun berseru senang.

"Yeaayy!" Sirius begitu gembira hingga tangannya hampir menyentuh kue.

Plak!

"Sirius don't touch it, let's make a wish first" Sirius mengaduh sambil mengelus tangannya, tapi setelah itu dia kembali tersenyum lebar.

"Arlynx pasti akan menjadi penyihir hebat" Aira menatap Arlynx dengan berharap.

"Ya! Jika bisa kalahkan Dombledore! Auch!" Aira menyikut pelan perut Sirius.

Arlynx yang melihat kegaduhan kedua orang tuanya tertawa senang sambil memukul-mukul meja di depannya.

Lalu dari belakang tubuh Arlynx keluar cahaya-cahaya biru. Cahaya itu berbentuk bulat lalu kemudian berubah bentuk menjadi serigala, rusa, owl, kucing, anjing, dan tikus.

Arlynx yang melihat cahaya berbentuk itu melompat-lompat di sekitarnya menepuk kedua tangannya sambil tertawa.

Kedua orang tuanya tertegun.

"Sayang?" "Sirius?" mereka berdua bertatapan.

"Apa ini kekuatan Silva?" Sirius bertanya.

"Tidak, kekuatan Silva saat bangkit hanya diketahui dirinya sendiri" Aira menatap Arlynx yang memegang cahaya berbentuk owl.

"Kau juga begitu?" Sirius menatap istrinya.

"Yah~ Muncul cahaya putih di sekitarku, saat itu umurku 10 tahun, mungkin?" di ujung kalimat, Aira mengangkat bahunya.

"Apa-apaan itu? Lucu sekali~" Sirius menerjang wajah Aira dengan ciuman.

"Hei lepashkan akuh!" Aira mendorong tubuh Sirius.

Sirius tertawa kencang. Aira cemberut, tapi hanya sebentar. Karna saat dia kembali menatap Arlynx, ternyata dia sedang memperhatikan mereka berdua dengan mata bulatnya.

Tiba-tiba wajah Aira memerah, tapi Arlynx malah tertawa lebih lebar hingga matanya menyipit.

"Lalu kekuatan apa itu?" Sirius mengembalikan kesadarannya.

"Kita harus menemui Dombledore"

"Untuk apa?" Sirius berwajah bodoh membuat Aira menghela nafasnya.

"Pokoknya, besok kita kesana. Sekarang aku akan membuat surat izin" Aira meninggalkan Arlynx bersama Sirius.

"Huwaaa"







"Prof. Dombledore, aku sempat mengambil gambarnya! Yah sebenarnya Kracher"

Dombledore memperhatikan gambar bergerak yang memperlihatkan Arlynx tertawa dengan dikelilingi cahaya biru.

"Patronus?" Dombledore bergumam.

"Benarkah? Kupikir pertamanya juga begitu tapi mana mungkin anak satu tahun melakukannya, kan?" Aira bertanya dengan ragu.

Sementara Dombledore dan Aira sedang berdiskusi serius, di dekat pintu masuk ruangan Dombledore Sirius sedang menggendong Arlynx yang tertidur.

Sekaligus pendekatan dengan anaknya.

Kenapa baru pendekatan saat usia Arlynx satu tahun?

Itu karena saat di dekati oleh Sirius saja Arlynx sudah waspada, apalagi saat Arlynx berada di gendongannya.

Karna hal itu Sirius pesimis dan membiarkannya, yah walaupun agak cemburu saat Arlynx begitu tenang saat di gendongan Remus.

Hal yang terjadi kemarin membuat Aira yang khawatir menjadi geram dan memaksa kedua orang itu untuk akrab.

Untungnya Arlynx kecil paham dan bersikap biasa, tapi itu karena di belakang Sirius, Aira mengeluarkan aura-aura hitamnya.







Voment

Voment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang