140

120 17 2
                                    

Di malam yang mengharukan itu, ayah terus menangis bahkan hampir berteriak histeris jika saja aku tidak menghentikannya. Aku mengantar ayah hingga ke depan kamarnya lalu berjalan ke kamar dan beristirahat.

Sekarang ini pagi sudah datang. Dengan tambahan personil, mungkin bersih-bersih rumah ini akan cepat selesai.

Aku membersihkan diri lalu memakai pakaian andalan. Kemeja hitam dan celana bahan. Karna cuaca panas ditambah lembab dari rumah, aku membuka dua kancing teratas kemejaku.

Turun ke bawah aku berpas-pasan dengan Mrs. Weasley yang berjalan turun menuju dapur.

"Selamat pagi" aku menyapa begitu mata kami bertemu.

"Pagi Arlynx, segera sarapan jika tidak ingin tubuhmu beetambah kurus" sepertinya dia sudah melupakan kejadian semalam?

Atau lebih tepatnya berpura-pura bahwa semalam tidak ada kejadian apapun. Baiklah kalau begitu, aku juga akan bersikap demikian.

"Ya, terima kasih atas perhatianmu Molly. Aku akan menemui ayah dulu, dimana dia?" aku menoleh kanan kiri berharap ayah terlihat di mataku.

"Dia di ruang duduk, ada beberapa yang datang" katanya.

"Baiklah aku-"

Kata-kataku terpotong dengan suara bel pintu yang berkelontang berbunyi.

Apa ini? Bukankah sudah di bilang jangan membunyikan bel? Bikin kesal saja, lihat nenekku jadi berteriak lagi.

Mrs. Weasley berjalan menuju pintu melupakan tujuan awalnya. Tetapi hal itu tidak diperlukan karna ayah dan Kingsley keluar dari ruang duduk dan berjalan menuju pintu.

Aku berdiri di ujung tangga menunggu siapa yang datang bersama Mrs. Weasley yang berdiri diam di dekat perapian aula.

Lalu terlihat Mundungus yang menyeret kuali besar berkilauan.

Tersadar bahwa itu adalah barang curian emosi di dalam tubuhku meluap-luap. Mrs. Weasley yang melihat Mundungus menodongkan tongkatnya lalu terjadi ledakan.

"BRENGSEK APA YANG KAU BAWA KE DALAM RUMAH PENINGGALAN NENEKKU!" aku berteriak melepaskan emosi yang tertahan dan bertumpuk di dalam hati.

"KITA TIDAK MENJALANKAN RUMAH PERSEMBUNYIAN UNTUK
BARANG-BARANG CURIAN!" lalu Mrs. Weasley ikut berteriak membentak Mundungus.

"BAWA ITU KELUAR DASAR BAJINGAN BRENGSEK! TIDAK ADA SATUPUN RUANGAN YANG MENERIMA BARANG CURIAN DASAR BAJINGAN SIALAN!" aku terus mengeluarkannya berbalasan dengan teriakan Mrs. Weasley.

"-- BENAR-BENAR TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, SEAKAN-AKAN KITA BELUM PUNYA CUKUP MASALAH UNTUK DIKHAWATIRKAN TANPA KAMU MENYERET KUALI-KUALI CURIAN KE DALAM RUMAH --"

Suara Mrs Weasley dan suaraku tertelan oleh jeritan dan pekikan baru yang datang dari potret-potret di aula.

Merasa dirinya terpojok dan kena serangan mental, Mundungus memutuskan untuk pergi dengan membawa kuali-kuali curian itu.

"Aku yakin dia tidak hanya sekali ini saja melakukannya ayah, pasti ada barang-barang aneh di antara ruangan-ruangan yang sudah dibersihkan" aku menatap ayah.

Kesibukan yang mengharuskan aku bulak-balik negara ditambah Apollo hanya mengamati orang-orang yang melakukan bersih-bersih membuatku tidak tau apa yang terjadi di antara orang-orang yang bersembunyi-sembunyi.

Keterlaluan! Ini kan kediamanku!

"Tenangkan amarahmu Arlynx," ayah berjalan ke arahku lalu merangkul bahuku sambil berjalan.

"Seumur hidup, aku baru melihat anakku yang tampan ini begitu emosi hingga berteriak. Aku ketakutan kau tau?" ayah menyeringai menggodaku.

"Tidak" kata-kata dinginku membuat ayah melunturkan seringainya.

Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang