133

122 17 3
                                    

Beberapa waktu sudah berlalu sejak itu, aku mengirimkan surat pada Pottah sesekali karna khawatir begitu dia sampai di sini akan marah besar hingga membuat nenek terbangun.

Maksudku mana ada manusia yang diam saja jika dia tidak tau apa-apa tentang hidupnya dan orang lain seenaknya menyuruh, melarang, menyembunyikan sesuatu dari nya?

Lalu aku juga berhasil membawa beberapa keluarga netral di pesta sebelum-sebelumnya. Yah meskipun sebagian dari mereka masih memiliki pertanyaan.

Saat ini aku sedang berjalan dari kamar menuju ruangan rapat, tapi langkahku terhenti dan memperhatikan kembar Weasley yang berdiri di depan pintu ruangan rapat berusaha menguping. Aku melihat benda yang mereka pegang cukup menarik. Seperti telinga, mungkin replika? Tapi itu menggeliat-geliat.

Aku berjalan mendekati mereka lalu memegang bahu mereka sebelah-sebelah dengan kedua tanganku membuat mereka berjengkit kaget.

"Barang yang menarik.. Apa kalian buat sendiri?" aku berbicara dengan nada datar membuat mereka membalikan tubuh dengan perlahan.

"Yah.. Sebenarnya ini salah satu produk kami" mereka beradu pandang lalu mengangguk.

"Hmm.. Bagus, aku yakin lulus dari Hogwarts nanti kalian memiliki toko sendiri. Lalu aku akan menjadi investor pertama kalian, tulis di kumpulan perkamen tentang produk-produk kalian lalu kegunaan dan harganya. Jika kalian kurang paham tanyakan hal itu pada Billy" bagus bukan? Investasi pada hal yang pasti, brangkas keluarga Black harus ditambah sepertinya.

"Baiklah.." mereka menjawab dengan bersamaan.

"Lynx sebenarnya kami ingin informasi"-Fred.

"Satu saja tidak masalah"-George.

"Yang penting benar" Fred mengalungkan lengannya di bahu ku.

Aku memutar mata, sudah jelas tujuan mereka berdiri di depan pintu bukan? Aku akan mengangkat topik ini nanti, semoga saja para orang tua itu mengerti.

"Akan kuberi tau" aku menurunkan lengan yang berada di bahuku pelan.

Mereka menunggu dengan sabar.

"Sejauh ini kami berusaha membawa lebih banyak orang untuk bergabung dengan orde. Aku berhasil meyakinkan beberapa tapi, Dumbledore mungkin mendapat beberapa masalah. Karna mengumumkan bangkitnya you-know-who, dia dianggap terlalu tua dan mungkin terlalu kehilangan kendali untuk Konfederaasi Penyihir Internasional. Tinggal menghitung waktu dia akan dikeluarkan dengan alasan itu" mereka berdua terkejut hingga menahan nafas.

"Baiklah itu saja yang bisa kuberi tau pada kalian" aku menepuk-nepuk bahu mereka berusaha menyadarkan jika mereka menghalangi pintu masuk.

Untungnya mereka paham dengan memiringkan tubuh mereka akhirnya aku bisa masuk.

Aku memutar knop pintu dan masuk, segala macam perdebatan dan perseteruan di dalam terhenti seketika mereka menatapku.

"Maaf aku terlambat" aku masuk dengan percaya diri dengan wajah datarku.

"Hei kau terlambat!" ayah berseru begitu melihatku, aku menatapnya dengan tatapan malas.

"Aku tau itu!" sungguh kesal, padahal tadi aku sudah meminta maaf.

Aku menutup pintu di belakangku lalu pergi ke kursi tempat duduk di dekat ayah, di sana terdapat perkamen yang menumpuk.

Mungkin Billy membuat laporan, atau mungkin itu laporan dari setiap anggota.

"Aku lihat keamanan di dekat ruang rapat saja masih bisa di tembus, bagaimana mau melindungi orang yang jauh dari sini?" aku berkata datar membuat mereka saling melirik satu sama lain.

"Aku setuju dengan Sirius!" Mudungus mengangkat sebuah tangan yang sangat berbonggol ke udara seolah-olah sedang memberi suara, matanya yang terkulai dan merah tidak terfokus.

Aku dan semua orang di sini menatap dia aneh. Padahal aku sedang memarahi mereka, mana ada yang meminta pendapat? Lagipula, ayah juga diam saja tuh di sebelahku.

Tunggu..

"Apa yang kau lakukan di sini?!" aku memekik karna teringat.

Seakan tersadar, nafas semua orang tercekat saat melihat Mundungus.

Dia bolos. Dengan kata lain dia melarikan diri dari tugasnya, mengawasi sekaligus melindungi Pottah yang sudah di bagi jadwal dan bergantian.







Voment

Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang