111

143 23 23
                                    



"Ha?" Arlynx menatap kakek itu datar.

"Ngaku-ngaku ya?"

'A-anak ini!' sebelah mata Merlin berkedut mendengar tanggapan Arlynx.

"Aku ini asli tau!"

"Oh asli ya, berarti kau tua banget!" Arlynx menunjuk Merlin dengan telunjuknya dilanjut dengan kekehan.

Merlin menghela nafas lelah.

"Iya aku memang sudah tua, tapi ada yang lebih penting daripada itu" Merlin duduk di ranjang Arlynx.

Mendengar Merlin yang menjadi serius Arlynx terdiam dengan raut bingung.

"Nak, ayo ikut denganku" Merlin menampilkan senyum lebar.

"Ha?"

'Ngawur ya?' Arlynx menatap Merlin curiga.

"Tidak mau, nanti nenek khawatir. Sudah cukup dia mengkhawatirkan masa depanku jangan tambah dengan menghilangnya aku" Arlynx mengingat raut wajah khawatir yang di tampilkan Walburga.

"Oh anak baik anak pintar" Merlin mengusap surai Arlynx hingga Arlynx menutup mata kirinya mencegah helaian rambutnya masuk.

Merlin mengangkat tangannya dari kepala Arlynx melihat anak itu yang menutup kedua matanya.

Arlynx menaikan kedua tangannya membetulkan surainya, sebagian besar ke sisi kanan yang lain biarkan saja.

"Kau tidak mau kan saat ayahmu keluar Azkaban nanti hanya melihat anaknya payah tentang sihir tapi jadi kutu ramuan?" Merlin mencoba meyakinkan.

"Aku tak akan jadi kutu ramuan, lagian ayahku dihukum seumur hidup tak mungkin dia keluar Azkaban" Arlynx terkekeh sedih.

Merlin tertegun, tak lama dia menampilkan senyum lembutnya.

"Malang sekali.. Dengar Arlynx, sebagai kakekmu aku khawatir tentang dirimu. Bukan hanya tentang masa depanmu tetapi mental dan fisikmu, karna itulah ayo ikut denganku. Aku akan mengajarkanmu bukan hanya ramuan, tapi semua hal yang ingin kau ketahui di dunia ini!" Merlin tersenyum melihat wajah Arlynx yang berbinar.

Arlynx menundukan wajahnya berpikir.

"Aku mau kakek, sungguh. Tapi, jika aku pergi bagaimana dengan nenek Walburga?"

"Kau tak perlu khawatir tentang itu!"

Merlin melambaikan tangannya, keluar cahaya biru dari tangan itu kemudian berkumpul di lantai.

Arlynx menyaksikan dengan kagum.

Cahaya itu semakin memadat. Di lantai sudah terlihat sepatu yang sering dipakai Arlynx.

Itu bertambah terus mencapai lutut, pinggang, perut, dada, leher, dan terakhir bagian kepala.

"Itu aku!" Arlynx setengah teriak memekik kagum membuat Merlin terkekeh.

Sihir yang diciptakan Merlin sangat mirip dengan Arlynx ditambah perban-perban yang menempel di wajahnya. 'Kembaran' Arlynx mulai bergerak, membuka matanya.

"Oh" kembaran itu membuka mulutnya.

"Ada aku yang lain!" dia juga setengah teriak memekik.

Arlynx kagum hingga mulutnya terbuka.

"Selain mirip wajah sifatnya juga mirip, bagaimana bisa?" Arlynx mengalihkan atensinya menatap Merlin.

"Itu karna dia adalah kau" Merlin menjawab sambil sedikit berharap Arlynx mengerti.

"Woah, apa saat kau mengelusku tadi mengambil sebagian otakku?" Arlynx menjawab menahan kengerian di hatinya dengan mata berbinar.

"Bisa jadi" Merlin bersweat drop.

"Kau jangan khawatir, dia ini adalah dirimu jadi selama kau pergi denganku dia akan menggantikanmu" Merlin menjelaskan tujuannya.

"Kalau dia adalah aku, apa aku bisa mengontrolnya, atau berbagi pikiran atau penglihatan?"

Merlin terkekeh dengan keantusiasan Arlynx. Setelah itu Merlin menyentuh kening Arlynx dengan telunjuknya.

"Wo-woah" Arlynx terkejut.

Dipandangannya saat ini ada dua tayangan. Satu dirinya yang melihat Merlin duduk di ranjang dan kembarannya yang berdiri.

Dan satu:dua tayangan lagi melihat Merlin dan dirinya duduk di ranjang.

Melihat itu Arlynx menggerak-gerakan tangannya sehingga tanyangan satu:dua berubah-ubah.

"A-apakah aku bisa mengontrolnya?" Arlynx dengan ragu bertanya.

"Bisa, inilah pelajaran pertamamu. Coba kendalikan clone mu tanpa mantra"

Arlynx menundukan wajahnya berpikir.

'Jika dia adalah aku, apa yang harus kulakukan jika ingin menggerakan tangan? Pikirkanlah, pikirkanlah' Arlynx mengetuk-ngetuk keningnya pelan.

'Berpikir? Benar berpikir' Arlynx menegakan kepalanya.

Melihat ke arah clone nya lalu beralih pada tangan.

'Bergeraklah tangan!"

"Eh?" Clone Arlynx berwajah heran berbeda dengan Arlynx yang sumringah.

"Yeay!" Arlynx mengangkat kedua tangannya merayakan keberhasilannya.

Tangan clone Arlynx berhasil mengangkat hingga bisa menggaruk kepalanya.

Merlin menghela nafasnya pelan. Niatnya hanya bercanda menantang Arlynx jika anak itu gagal atau menyerah dia akan mengajarkannya, malah berhasil duluan dia.































Voment



Gegara diajakin ngobrol lupa mau ngetik apaan:)

Sebelumnya, ada gk yg bikin teori hubungan Arlynx-Merlin ini?
Kalau ada coba coment ya😂👍



Sebelumnya, ada gk yg bikin teori hubungan Arlynx-Merlin ini? Kalau ada coba coment ya😂👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang