121

122 20 5
                                    

"Ini dimulai beberapa ratus tahun yang lalu, aku jatuh cinta pada dark-elf yah kalian tau lah kami melakukan itu-"

"Dan brengseknya dia melakukan itu dengan adik ku" Genzy yang sedang duduk memotong kata-kata Merlin.

"Aku kan sudah minta maaf! Kau juga sudah menghajarku!" Merlin membela dirinya.

"Jadi ini alasan kau sering berseteru dengan Merlin ya, bisa dimengerti" Arlynx meletakan jarinya berpose berpikir menganggukkan kepala paham.

"Begitulah" Genzy ikut menganggukan kepalanya.

Ray yang melihat itu dilanda bingung, belum lagi Merlin yang pundung di pojok sana.

"L-lalu apa yang terjadi?" Ray mencoba menghentikan suasana itu.

"Lalu anak perempuan setengah manusia dan dark-elf lahir, dia sangat cantik! Sampai-sampai pangeran high-elf menyukainya! Lalu mereka menikah dan memiliki putra yang mirip dengan mereka, terutama rambut silver dark-elf yang turun temurun lalu kulit putih bersih khas high-elf!" Merlin bercerita dengan menggebu seolah sedang menawarkan barang dagangannya.

Genzy menanggapi itu dengan wajah jijik, Ray dengan mata berbinar sedangkan Arlynx dengan poker face andalannya.

"Walaupun dia elf tapi sangat penasaran dengan tempat tinggalku dulu, karna itulah ada Silva di sana" seakan tidak melihat dua ekspresi yang bisa membuat darah naik, Merlin meneruskan ceritanya dengan antusias.

"Ohh begitu" Arlynx mengangguk dengan mata malas.

"Anyway aku langsung pergi kesana nih?" Arlynx mengalihkan atensi nya pada Genzy sambil bertanya.

Genzy menanggapinya dengan mengangguk.

"Kenapa aku saja? Ray tidak?" Arlynx mengangkat satu alisnya.

"Aku tidak tau, hanya kau yang di panggil"

"Baiklah"





o0o








Drrrkkk..

Suara pintu sel yang tertutup membuat kesadaranku kembali.

Sialan, mereka benar-benar mengambil kenangan yang indah ya.

Itu yang ke-5 hari ini, masih ada 2 atau 3 kali lagi. Kemungkinan hari ini juga tidak ada makanan.

Yah ada makanan juga percuma, roti keras yang bahkan memantul saat ku lempar atau minuman yang membeku.

Ck bisa gila aku. Sekarang aku paham mengapa penampilan ayah saat itu sangat berantakan.

Aku bangun terduduk dari posisi terlentang tadi. Mengambil batu dan menulis jumlah hari yang terbuang di sini menimpa coretan yang lain.

Sepertinya orang-orang yang sebelumnya di tempatkan di sini juga mencoba mempertahankan akal sehatnya.

Tapi tidak tau juga dia masih bertahan atau tidak.

Masih tersisa beberapa minggu lagi aku terkurung di sini.

Dibilang apa, orang-orang kementrian itu brengsek. Sudah jelas-jelas bukti di depan matanya, malah menuduhku yang memperlihatkan bukti itu sendiri.

Mengepalkan tanganku saking kesalnya batu itu remuk menjadi tanah.

Aku membuang batu yang berubah menjadi tanah itu lalu menepuk-nepuk kedua tanganku agar sisa tanah ikut terbuang.

Jika diingat saat itu...

"oh mereka sudah tak terlihat, ayo kita masuk" Arlynx mengajak trio griffindor masuk kembali ke kastil setelah kereta terbang dan perahu sudah tak terlihat.

Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang