116

105 14 2
                                    

_________

Hal yang dilakukan half-beast itu membuatnya terikat dengan Arlynx sebagai tuan nya.

Singkatnya keterikatan kontrak.

Karna itu, Genzy marah. Half-beast itu masih muda dan tidak tau apa artinya menunduk pada makhluk lainnya.

"Kelihatannya anak ini tersesat"

"Yah itu kemungkinan paling besar"

"Hahh, tapi aku tidak menduga akan begini" Genzy menghela nafasnya.

'Yah biarkan saja lah'-batin Genzy lelah.

Tetapi sepertinya situasi tak pernah bisa berkompromi dengannya.

Sudut mata Genzy berkedut melihat pemandangan di hadapannya.

Hal yang membuatnya frustrasi terjadi lagi di hadapannya.

Bukan anak kucing tetapi anak burung hantu.

"Arlynx" dengan lirih dia bertanya.

"Ya kakek?" Arlynx mengalihkan atensi dari hadapannya ke kiri dimana itu tempat Genzy berdiri.

"Kau tak apa?" Genzy bertanya dengan raut wajah tak terbaca.

"Aku tak apa, sepertinya karna sudah terbiasa" Arlynx tersenyum hingga gigi susunya terlihat.

Genzy kembali menghela nafasnya, sementara Merlin sudah lelah tertawa di pojok sana.











Arlynx 5tahun


'Merepotkan, si elf itu terus menerus menyiksa'

Kali ini Arlynx sedang bersembunyi dari kejaran Genzy yang menyuruhnya untuk belajar.

Dirasa sudah aman, Arlynx keluar dari persembunyiannya sembari celingukan.

Tidak menemukan keberadaan siapapun. Arlynx berlari di dahan pohon kesayangan para elf.

Meloncat dari dahan satu ke yang lain. Arlynx merasa dia sebagian dari kaum 🙈.

Arlynx menggeleng keras. Berusaha mengeluarkan pikiran itu dari kepalanya.

Saat ini dia harus fokus. Karna memikirkan hal yang tidak-tidak kecepatan berlarinya berkurang.

Arlynx memusatkan mana tubuhnya di kaki hingga lututnya sehingga kecepatannya naik secara bertahap.

Merasa pohon ini aman karna besarnya. Arlynx bersembunyi dengan menipiskan hawa keberadaannya lalu berkamuflase.

Arlynx menghela nafasnya lega.

Tapi itu tidak berlangsung lama.

"Oi bocah, kau tidak berpikir untuk melawanku dengan mantra yang kau pelajari dariku, bukan?"

"Ekk!" Arlynx berjengkit kaget dengan suara di sebelah kirinya.

"Ehm, hai kakek?" Arlynx menyapa ragu.

"Kemari kau bocah!"

Kerah pakaian Arlynx ditarik Genzy. Selama perjalanan yang entah kemana tujuannya, Arlynx merasa dia seperti anak kucing.

Genzy membawanya dengan memegang kerah bagian tengkuknya.

"Kita mau kemana kakek?" Arlynx yang bosan dengan kesunyian membuka mulutnya.

Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang