148

111 19 7
                                    

"Aku tak mau sebenarnya tapi harus kuakui kau keren sekali Lynx" Zabini menepuk-nepuk punggungku begitu dia keluar kelas mengikutiku.

"Aku kesal sekali dengan babi itu" kataku sambil menghela nafas lelah, sementara Zabini dan Nott tertawa keras.

"Kerja bagus Arlynx, aku jadi bisa keluar kelas memuakkan itu berkatmu" aku menatap Nott yang juga menatapku.

"Wah aku jadi terbang nih dipuji si cantik Daphne" kataku sambil tersenyum membuat Daphne menunduk.

Tapi itu tidak bisa menutupi jika wajahnya merona. Aku menatap Nott dengan mata melebar, menggelengkan kepala tanda aku tidak bermaksud begitu. Tapi Nott tidak mau mengerti dan terbutakan amarah, dia berlari ke arahku dengan mata yang menatapku tajam.

Untungnya tak terjadi hal buruk, karna Zabini menahan kepala Nott dengan tangannya yang besar.

"Sudahlah, Arlynx punya detensi dengan prof pink itu. Buat dia pergi dengan mudah Nott" katanya membuat Nott mendengus kesal.

[Aku sudah mendapatkannya, master]

[Kerja bagus, Cleo]

"Kau benar, aku punya detensi. Baiklah aku pergi dulu" aku melambaikan tangan pada mereka lalu berjalan menuju ruangan yang dulunya tempat Moony bekerja.

Aku bertemu dengan Harold dalam perjalanan kesana. Kami bertukar senyum lalu tanpa kata berjalan bersama.

"Hei, Lynx" katanya memulai pembicaraan.

"Hmm?" aku membalas tanpa menoleh tapi tersenyum tipis.

"Aku sungguh menghargai kau membelaku, tapi tidak harus berlebihan hingga tak mengikuti seluruh kelas, bukan?" aku berhenti berjalan lalu menatapnya, dia menatapku dengan wajah khawatir.

"Aku melakukan itu bukan hanya untuk membelamu Harold, siapa yang tak kesal dengan sikap sok taunya itu? Lagipula tak usah khawatir soal nilai, cita-citaku itu menjadi seorang alkimia hebat sepanjang sejarah" aku tersenyum lebar lalu merangkul bahunya dengan tangan kananku karna dia lebih pendek daripada aku, kira-kira sebahuku.

Dia tersenyum hingga giginya terlihat atas tanggapanku.

"Apa hubungannya nilai dengan menjadi alkimia hebat?" katanya dengan wajah bingung.

"Yah, well. Pemahaman tentang alkimia, rune, dan ramuan jauh lebih penting daripada PTIH sebenarnya sehingga itu tak akan membuat perbedaan banyak" kataku sambil mengangkat bahu acuh.

"Lagipula, Moony adalah guru PTIH terbaik sepanjang belajar di Hogwart dan dia dekat dengan kita. Jadi tak ada yang harus dikhawatirkan" kataku berbisik ke telinganya membuat dia terkekeh disusul denganku juga.

Kami sampai di depan ruangan, Harold mengetuk pintu lalu terdengar suara memperbolehkan kami masuk.

Ruangan yang biasanya suram kini tampak berbeda, dipenuhi renda-renda dan cat pink yang menyilaukan mata. Ditambah lagi potret-potret kucing yang bergerak memenuhi seluruh dindingnya membuatku ingin segera keluar meninggalkan ruangan.

Kami disambut dengan si pink yang sedang duduk di balik meja, tersenyum hingga tubuhku tersetrum karna ngeri.

"Selamat malam, Mr. Potter Mr. Black"

"Duduk" katanya dengan menunjukan 2 bangku sambil mempertahankan senyumnya.

"Kalian akan menulis kalimat untukku" katanya setelah kami berdua duduk.

"Tidak, tidak dengan penamu. Melainkan menggunakan pena istimewa milikku" kalimat itu menghentikan Harold yang hendak mengambil peralatan dari tasnya, sementara aku hanya terdiam melihat meja yang diperuntukan kami memakai taplak meja yang sangat mencolok.

Sirius Son vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang