13. Terapi__ (selesai revisi)

59.7K 4.9K 152
                                    

HOLLA VREEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HOLLA VREEN

HAPPY READING

Jangan lupa follow :
IG @umilestariii_
Tik tok @coretanmimi_

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

🌻🌻🌻

Aletta mematikan mesin mobilnya setelah tiba di depan rumah Skala. Beberapa saat tatapannya begitu kosong, memikirkan banyak masalah yang perlahan datang padanya. Kadang dia berpikir kenapa harus dia yang berada diposisi sesulit ini.

Gadis berbandana coklat itu mengembuskan nafasnya, jujur dia lelah—sangat lelah. Tapi dunia terus berputar dan waktu terus berjalan. Aletta harus tetap menjalangkan kehidupan seperti biasanya, yaitu memakai topeng kebahagiaan.

"Hufftt ayo semangat Aletta" ucapnya lalu menuruni mobil dengan wajah yang terlihat bahagia. Kaki kecilnya berlari lalu membuka pintu utama rumah Skala.

"ALETTA CANTIK DATANG YUHUIII" teriaknya.

Sania dan Skala yang sedang sarapn terlonjak kaget, mereka hanya bisa mengelus dada sabar dengan tingkah Aletta yang begitu bruntal. Sudah terbisa dengan Aletta yang selalu datang dengan suara nyaringnya.

"Pagi bunda ku yang cantik"

"Pagi juga sayang"

Aletta mencium pipi kiri Sania lalu megambil duduk disamping Skala yang sedari tadi nenatapnya. Aletta yang merasa ditatapan menoleh membalas menatap kekasihnya itu.

"Kenapa?" tanya Aletta pada Skala.

"Nggak pa-pa"

"Tapi kok kamu natap aku kaya gitu?"

"Astaga Letta sayang, masa kamu nggak peka sih kalau pacar kamu itu lagi cemburu sama mama" goda Sania membuat Skala melototinya.

"Cemburu?" beo Aletta dengan polosnya, gadis itu menatap lama wajah Skala. Ditatap seperti itu membuat Skala salah tingkah ditempatnya.

"Adduh punya calon mantu kok gini amat sih" Sania menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.

"Cowok kamu ngambek karna nggak kamu cium seperti bunda" ujar Sania blak-blakan, menghiraukan tatapan melotot Skala padanya.

SKALETTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang