Sultan membaca ulang surat pengunduran diri yang ia buat.
Meja belajar semasa sekolah yang kini beralih fungsi menjadi meja kerjanya, lumayan berantakan dengan banyak berkas yang bertebaran dimana-mana.
Berpikir ulang apakah keputusannya untuk resign sebagai dokter umum dalam waktu dekat ini memang sudah tepat atau belum.
Ia melihat kalender mejanya.
Dua bulan dari sekarang, universitas tujuannya dan Gisela akan membuka pendaftaran untuk program pendidikan dokter spesialis. Gisela sudah mempersiapkan surat pengunduruan dirinya, sedang Sultan masih menyusunnnya.
"Gue bikin aja dulu deh, sambil lengkapin dokumen" ujarnya lalu berdiri dan merapihkan meja kerjanya itu.
Ia membaca isi buku tabungannya.
"Lumayan juga ya hemat pas masih kuliah dulu, bisa buat lanjut spesialis begini, ada lebihnya malahan. Tabung buat nikah aja kali ya?" ujarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Tok tok tok
"Masuk aja" ujarny sambil merapihkan meja kerjanya.
"Ngapain kamu Tan?" tanya Lita sambil masuk ke dalam kamar putranya ini.
"Beresin berkas buat daftar spesialis Ma" ujar Sultan.
Lita teringat akan percakapannya dengan suaminya beberapa hari lalu.
"Kapan pendaftarannya dibuka?" tanya Lita sambil duduk di ujung tempat tidur putranya itu.
"Dua bulan lagi" jawab putranya.
Lita melihat-lihat sekeliling kamar putranya ini.
Kamar yang ia berikan pada putranya ketika usianya baru tiga tahun.
Lita masih ingat Sultan kecil yang bersemangat mencari tempat tidur baru untuk kamar barunya ini. Juga lemari pakaian dengan gambar kartu favoritnya, Spiderman.
Sekarang putranya sudah sebesar ini, dan berniat untuk melanjutkan pendidikannya lagi.
Waktu berjalan begitu cepat.
"Kamu kapan rencana resign?" tanya Lita lagi.
"Belum tau. Tapi aku udah buat suratnya" sahut Sultan lagi.
"Kenapa emangnya Ma?" tanya Sultan sambil menoleh sekilas ke arah ibunya itu.
"Gak apa-apa, Mama cuman nanya aja" ujar Lita.
"Kamu jadinya ambil spesialis apa?" tanya Lita lagi.
"Bedah umum" ujar Sultan dengan yakin.
Lita hanya mengangguk.
"Mama turun dulu deh ya kalo gitu" ujar Lita lalu beranjak, dan kemudian keluar dari kamar putranya.
****
"Ini resepnya ya Pak. Kalau sakitnya masih berlanjut, balik lagi ke sini aja" ujar Sultan sambil menyerahkan resep obat pada pasiennya itu.
Pria paruh baya yang menerima resepnya itu menyambut uluran resep dari Sultan dengna penuh terima kasih.
"Tan, makan siang gak?" tanya rekan kerjanya.
"Makan, tapi bareng cewek gue" ujarnya.
Ia pun beranjak dari meja prakteknya, merapihkannya sebentar dan kemudian berjalan keluar dair ruangan prakteknya.
Ia menuju parkiran mobil untuk segera menuju rumah makan tempat ia dan Gisela janjian untuk makan siang.
Kali ini, ia makan siang di sebuah rumah makan yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit tempat kekasihnya itu praktek.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceEntah apa alasan kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Gisela, yang pasti mau tidak mau Sultan harus menurut untuk menikah dengan Soraya, wanita yang akan selalu ia anggap sebagai perusak masa depannya. Soraya yang sudah angkat tangan...