"Loh jadi mereka nikah hari ini?" tanya Sultan sambil membawa dua gelas berisi teh manis untuknya dan Soraya.
"Iya, mereka nikah di Bali" sahut Soraya.
Sultan tertawa kecil mendengar ucapan istrinya.
"Dulu dia pernah bilang ke aku, dia maunya nikah di Bali" kemudian Sultan tertawa.
"Ssh! Diem dong! Ini anaknya baru tidur!" Soraya menepuk-nepuk punggung bayi yang baru berusia satu minggu itu.
"Kapan Mario ngasih undangan?" tanya Sultan setelah tawanya reda.
"Pas aku pulang kontrol dari dokter. Dia udah paham dan bisa maklum aku gak bisa dateng karena estimasi seminggu lagi aku lahiran" jawab Soraya.
"Coba kalo kamu ngomong, kita ke Bali sekalian!" ujar Sultan.
"Kamu nih! Minta di jitak sama Mama-mama ya! Anak baru seminggu udah dibawa keluar kota" omel Soraya.
Sultan menghampiri box bayi yang terletak di sebelah tempat tidurnya, mengelus pipi anaknya.
"Papa nya emang rada aneh Nak, maklumin aja" ceplos Soraya sambil menikmati sarapannya.
"Mama lebih aneh lagi, kamu nanti jangan kaget ya!" bisik Sultan seolah anaknya itu mengerti.
"Kamu kapan ke dokter lagi?" tanya Sultan berbalik badan ke arah Soraya.
"Duh aku lupa, tapi aku tulis di hape sih. Nanti aku cek" ujar Soraya.
"Sampe sekarang Mario belum tau tentang aku sama Gisel dulu?" tanya Sultan tiba-tiba.
"Gak tau kalo urusan itu, tapi kayaknya Mario cuek aja deh sama masa lalu Gisel" ujar Soraya menerka-nerka.
Selama mengenal Mario, yang Soraya tangkap pria itu tidak terlalu ingin tahu urusan orang lain, apalagi urusan pribadi begini. Jadi kemungkinan besar, Mario tidak kepo dengan masa lalu Gisel.
"Kamu berharap apa emang kalo sampe Mario tau?" tanya Soraya setelah selesai dengan sarapannya.
"Double date" ceplos Sultan asal.
Jawaban tersebut mengundang rasa kesal tapi juga membuat Soraya tertawa, tapi tawanya tertahan oleh bayi yang tengah tidur.
"Kalo ngomong suka asal nyeplos aja! Beneran nanti tau rasa!" omel Soraya sambil terkekeh.
Suara ketukan dari pintu kamar mereka membuat keduanya seketika terdiam.
"Masuk" ujar Sultan.
Lita pelan-pelan membuka pintu kamar, takut membangunkan cucunya.
"Lagi tidur ya?" bisik Lita.
Sultan dan Soraya kompak mengangguk.
Lita duduk di pinggir tempat tidur, dan melihat cucunya yang tengah tidur sambil tersenyum.
"Udah seminggu aja anak ini, padahal minggu lalu kayak kita lagi ribet di rumah sakit" ujar Lita mengenang seminggu yang lalu saat Soraya tiba-tiba melahirkan.
"Untung tas segala macem udah siap, dokumen ini itu udah siap juga. Untung juga Adrian gak jadi pergi bisa langsung gas ke rumah sakit" ujar Lita.
Soraya menahan tawanya mengingat momen itu.
"Nyampe rumah sakit, ternyata kamu lagi di UGD. Pas banget!" ujar Lita gereget.
"Gausah pake suster, Mama di rumah melulu jadi sama Mama aja" ujar Lita pada menantunya.
"Jangan ah Ma, aku gak enak" sahut Soraya.
"Kenapa harus gak enak coba, orang sama neneknya sendiri kok" Lita menepuk pelan cucunya itu.
"Hih! Gemes Mama, mukanya fotokopian Sultan banget! Udah liat belom kamu, fotonya Sultan pas kecil?" tanya Lita pada Soraya.
"Udah kok, aku juga pas ngeliat dia kok kayak mirip siapa yaa. Eh mirip bapaknya" kekeh Soraya.
"Ya wajar dong mirip aku, kan aku 'supplier'nya" ujar Sultan dengan nada datar.
THE END
Selesai juga! Dadah semuanya!! Selamat menikmati ceritaku yg baru ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceEntah apa alasan kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Gisela, yang pasti mau tidak mau Sultan harus menurut untuk menikah dengan Soraya, wanita yang akan selalu ia anggap sebagai perusak masa depannya. Soraya yang sudah angkat tangan...