"Selamat datang Bu Soraya, silahkan" sapa seorang wanita muda yang nampaknya merupakan asisten dari rekan sesama pengusaha F&B sepertinya ini.
Soraya tersenyum manis dan ramah, lalu berjalan memasuki salah satu bilik yang hari ini menjadi tempat pertemuan Soraya dengan beberapa rekan sesama pengusahanya.
"Eh Raya! Sini-sini!!" panggil seorang wanita yang sudah lebih berumur darinya, menyuruhnya untuk segera
Soraya segera menghampiri begitu dipanggil.
"Halo Ibu Diana, apa kabar?" ujar Soraya sambil berjabat tangan dan memeluk sekilas wanita itu.
"Baik! Ayo duduk-duduk, yang lainnya masih dijalan. Ini tadi Astrid yang sudah datang" ujar Bu Diana mempersilahkan Soraya untuk duduk di kursi sebelahnya.
Soraya menarik kursi dan duduk di sebelah Bu Diana.
"Kamu pesen aja dulu, sambil nunggu yang lain. Pesen yang ringan-ringan aja" ujar Bu Diana sambil menyuruh seorang pramusaji memberinya buku menu pada Soraya.
"Gimana kabar kamu? Suami kamu gimana? Sekolah spesialisnya udah selesai?" tanya Bu Diana dengan ramah dan hangat.
"Inshaa Allah tahun depan selesai Bu. Baik-baik aja kok kita semua" jawab Soraya.
Perhatian Bu Diana teralihkan ketika seorang pria datang dari arah pintu masuk utama ruangan tersebut.
"Soraya, kenalkan ini Mario" ujar Bu Diana memperkenalkan Soraya pada pria ini.
"Mario ini new member di sini, dia masih kerabatnya Bu Dyah" ujar Bu Diana pada Soraya.
Keduanya pun berjabat tangan sambil tersenyum satu sama lain.
****
"Sor, baju aku buat besok udah ada belom?" tanya Sultan sambil merapihkan tasnya.
"Udah, itu ada di dalem lemari. Besok aku anterin aja ya, kamu sampe sana harus pagi kan" ujar Soraya.
Sultan membuka tasnya dan mendapati seluruh kebutuhannya sudah siap di dalamnya, bahkan med scrub cadangan untuk di simpan di rumah sakit pun sudha rapih di dalam plastiknya.
"Ini kamu semua siapin?" tanya Sultan.
Soraya mengangguk sambil mempersiapkan tas kerjanya besok.
Sultan hanya mengangguk dan kemudian memasukkan laptopnya ke dalam tas, setelah itu menaruhnya di kursi kerjanya.
"Kaos kakinya udah aku siapin juga di saku celananya ya, kamu tinggal ambil aja" ujar Soraya yang seakan sudah mengetahui langkah selanjutnya sang suami.
"Okay, thanks"
"Udah, berhenti disini aja. Aku biar barengan sama Gisel" ujar Sultan yang sudah melihat Gisela berjalan menuju plataran rumah sakit.
Soraya pun menyalakan lampu sen kiri, dan kemudian berhenti di tepi jalan.
"Udah ya, aku duluan. Bye!" ujar Sultna yang keluar dari dalam mobil dengan terburu-buru, lalu segera menghampiri Gisela.
Soraya hanya menatap suaminya yang keluar dari mobil dan menghampiri Gisela yang sibuk dengan ponselnya.
"Baek-baek mbak mantengin hape melulu, untung gak ada selokan di situ" Soraya pun menginjak pedal gas mobilnya.
Karena harus mengantar suaminya sepagi ini, Soraya tidak sempat sarapan dengan genah, jadinya ia memutuskan untuk mampir ke cafe atau rumah makan terdekat yang sudah buka atau bahkan buka dua puluh empat jam di sekitar rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceEntah apa alasan kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Gisela, yang pasti mau tidak mau Sultan harus menurut untuk menikah dengan Soraya, wanita yang akan selalu ia anggap sebagai perusak masa depannya. Soraya yang sudah angkat tangan...