"Kamu tuh bisa diem gak sih?" omel Soraya karena sedari tadi Sultan tidak bisa diam di tempat tidurnya.
"Aku deg-degan sama besok" ujar Sultan sambil membalikkan badan berhadapan dengan istrinya.
Wajah polos tanpa riasan dan tubuh istrinya yang dibalut dengan gaun tidur tipis membuat Sultan terpaku sebentara sebelum Soraya menyemprotnya.
"Udah malem ini! Tidurnya yang bener!" omel Soraya.
"Kenapa kamu tiba-tiba diem begini?" sentak istrinya lagi.
Soraya menepuk dada suaminya, agar pria itu tersadar dari lamunannya.
"Aduh sakit dong!" Sultan mengomel karena istrinya tahu-tahu menepuk dadanya itu.
"Tadi gabisa diem, terus di tiba-tiba diem. Kamu kenapa sih?! Kesambet?" Soraya tidak bisa menahan lagi omelannya.
"Aku gak bisa tidur mikirin soal ujian besok" sahut Sultan.
Soraya hanya bisa menghela napas.
Ia juga pasti akan merasa gugu sama seperti Sultan, namun suaminya ini benar-benar menganggu tidurnya.
"Jangan dipikirin! Makin dipikirin malah makin tegang nanti" ujar Soraya.
"Udah buruan tidur!"
Sultan tidak bisa menutupi gestur kegugupannya.
"Gimana Tan, bisa tidur lu semalem?" tanya seorang rekannya yang hari ini juga ujiannya dengannya.
"Kagak! Bini gue ampe ngomel soalnya gue grasak grusuk mulu ga bisa diem mikirin ujian hari ini" ujar Sultan.
Soraya yang berdiri tidak jauh darinya itu asyik dengan roti yang tadi pagi ia beli.
"Gue baru tau asli lu udah punya istri" ujar rekannya itu lagi.
"Gue kirian lu masih sendiri, malah ngirainnnya lu sama residen interna ituloh, tapi ternyata kalian udah gak jalan bareng lagi" ujar rekannya.
"Ama dia cuman temen aja, gak lebih" ujar Sultan.
Temen darimana batin Soraya yang mendengar jawaban suaminya itu.
"Istri lu gak kerja emang?" tanya rekannya itu yang melihat Soraya begitu santai.
"Dia hari ini WFH" ujar Sultan.
"Cantik juga istri lu ya" puji rekannya.
Emang cantik! batinnya yang memandang ke arah istrinya.
Sultan pun menghampiri istrinya yang duduk di sebuah kursi tunggu.
"Kamu mau nunggu dimana?" tanya Sultan.
"Pengennya di perpustakaan situ, tapi belom buka. Mungkin aku tunggu di mobil" ujar Soraya.
"Kalo gak di masjid aja deh, sekalian sholat dhuha, kalo ngantuk ya tidur aja di masjid bentar" ujar Soraya enteng.
"Rajin banget sampe sholat dhuha" ujar Sulatn meledek.
"Mau di doain biar lancar gak?" sahut Soraya.
"Iya iya mau. Doa istri langsung di ijabah" jawab Sultan.
"Kamu kenapa masih di sini, bukannya ujiannya jam sepuluh, ini udah setengah sepuluh loh, kamu siap-siap masuk gih sana. Ke toilet dulu kalo perlu" ujar Soraya yang justru malah terlihat lebih semangat daripada dirinya.
Wanita yang tidak pernah ia sangka hadir dalam hidupnya ini, kini benar-benar merubah dirinya. Wanita yang selalu ada menemaninya dalam setiap keadaan ini benar-benar tidak pernah mengeluhkan kerasnya hidup yang harus mereka jalani.
"Yaudah aku masuk dulu ya" ujar Sultan berpamina pada istrinya itu.
Soraya memilih untuk berjalan-jalan sebentar keluar dari gedung kampus suaminya. Ia ingin mencari udara segar di sekitar kampus.
Sebenarnya ia ingin menyambangi perpustakaan tempat suaminya ini seringkali menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan tesisnya, namun jam operasional baru akan buka setengah jam lagi, jadinya Soraya hanya duduk-duduk di luarnya sambil menunggu perpustakaan tersebut buka.
"Soraya?" tanya seorang wanita.
Soraya membalikkan badan dan mendapati Gisela ada di hadapannya.
Ngapain lagi ini pelakor ada di sini?!
"Ada apa?" tanya Soraya dengan nada dingin.
"Kamu pasti lagi nungguin Sultan ya?" tanya Gisela.
"Ya masa saya nungguin Mario" sahut Soraya, tetap dengan nada dingin dan datar.
"Kamu sendiri? Mau belajar?" tanya Soraya.
"Iya, ini baur dateng" ujar Gisela.
Walau strata sosial Gisela berada sedikit di bawah Soraya, namun Gisel abis menaksir jumlah total harga gadget yang digunakan oleh Soraya.
Soraya yang memang tidak mau menggubrisnya itu, kembali fokus dengan iPad dan pekerjaannya.
"Bisa bicara sebentar?" tanya Gisela.
"Mau bicara apa?" sahut Soraya.
Kalo dia pengen ngajak ribut, mendingan cepetan karena gue ada setumpuk kerjaan dan ini semua harus gue kelarin
"Aku mau minta maaf" ujar Gisela.
"Maaf aku udah menganggu rumah tangga kalian. Maaf, aku seharusnya udha mengikhlaskan Sultan sejak awal dan menolak ajakan dia untuk tetap berhubungan. Maaf ..." ujarnya lirih, dengan penuh penyesalan.
"Aku baru sadar dengan semua ini setelah adik aku sendiri di selingkuhin sama pacarnya. Sesakit itu memang" ujar Gisela.
Kenapa gak dia aja yang di selingkuhin, biar dia juga ngerasain!
"Aku minta maaf" ujar Gisela.
"Aku juga udah tau kenapa orang tuanya gak pernah ngerestuin aku sama dia" sambung Gisela.
"Mungkin ini semua hukuman" ujar Gisela lagi.
Sultan merebahkan punggungnya di kursi penumpang, saat Soraya menyalakan mesin mobilnya.
Setelah selesai mengerjakan ujian, ia memilih untuk langsung pulang karena itu artinya ia bisa istirahat sebentar sebelum nanti ada ujian tesisnya.
"Kita langsung pulang ya" ujar Soraya sambil mengeluarkan tiket parkir dan membayar parkirnya.
"Iya, aku udah kangen banget sama kasur" ujar Sultan.
"Kamu laper gak?" tanya Sultan, menoleh ke arah istrinya. Menatapnya dengan tatapan lembut.
Soraya yang fokus menyetir itu, tidak melihat ekspresi suaminya.
"Laper sih, tapi sambil jalan aja deh" jawabnya.
Jika biasanya sepanjang perjalanan Sultan lebih banyak menghabiskan waktu melihat jalanan, kali ini ia hanya terpaku pada istrinya.
Setelah 5 tahun berrumah tangga drngan Soraya, ia menyadari satu hal.
Soraya tidak pernah meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceEntah apa alasan kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Gisela, yang pasti mau tidak mau Sultan harus menurut untuk menikah dengan Soraya, wanita yang akan selalu ia anggap sebagai perusak masa depannya. Soraya yang sudah angkat tangan...