Tidak biasanya Sultan tidak sengaja meninggalkan barangnya.
"Mana yang ketinggalan penting lagi" ujar Soraya ketika melihat tas berisi keperluan pribadi milik suaminya yang sudah Sultan siapkan dengan baik.
"Yaudah gue anterin deh sekalian jalan ke kantor" Soraya pun mengambil tas milik suaminya, lalu membawanya. Ia mengambil tasnya sendiri, lalu pergi meninggalkan apartemen untuk segera menuju kantor.
Ia pun sudah menghubungi suaminya via chat karena Soraya khawatir suaminya mungkin saja sedang berada di ruang operasi. Setidaknya Soraya tahu kapan last seen suaminya itu.
Soraya pun teringat penyebab suaminya itu bisa sampai tertinggal salah satu barang pentingnya : menelfon Gisela hingga larut malam dan tertidur cukup larut.
Walau sudah menyiapkan seluruh kebutuhannya, namun karena bangun terburu-buru, Sultan pun lupa memasukkan tas kecil miliknya itu ke dalam tas ransel yang biasa ia pakai.
Begitu sampai di rumah sakit, Soraya menelfon suaminya untuk mengabari jika dirinya sudah sampai sekaligus memastikan tempat mereka untuk bertemu.
Sambil turun dari mobilnya dan mengapit tas kecil tersebut, Soraya menunggu balasan suaminya sambil berjalan melalui pintu samping rumah sakit.
Beberapa dokter dan perawat berlalu lalang dari satu tempat ke tempat lain, beberapa karyawan rumah sakit lain juga sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Kemana ya orangnya?" tanya Soraya sambil celingkungan mencari suaminya itu.
Ia memeriksa ponselnya kembali dan memastikan ia sudah memberi tahu dimana ia berada.
Aku tungguin di pintu samping deket farmasi ya
Soraya hanya menghela napas dan duduk di kursi yang tersedia di ruang tunggu farmasi. Sambil sesekali menengok ke arah kanan untuk memastikan Sultan sudah datang.
Beberapa saat menunggu, Sultan pun akhirnya datang. Lengkap dengan med scrub berwarna Arabian Green, suaminya itu menghampirinya. Namun tanpa di duga, Sultan bukannya duduk di sebelahnya, pria itu malah menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari rumah sakit.
"Tas aku mana?" tanya Sultan dengan nada dingin setelah menurunkan maskernya sampai sebatas dagu.
Soraya menyerahkan pada suaminya, namun masih misuh-misuh sendiri karena kesakitan tangannya di tarik oleh suaminya itu.
"Kamu tuh pelan-pelan dong" ujar Soraya.
"Lain kali, kalo ada perlu sama aku, cukup tunggu di parkiran mobil depan farmasi ini. Tunggu aja di mobil, gausah turun" ujar Sultan dengan nada ketus.
Soraya mengerutkan keningnya.
"Gak ada yang tau kalo kita udah nikah kecuali temen-temen aku dan Gisel. Jadi kalo ada perlu cukup tunggu di sini, dan tunggu aku dateng" ujar Sultan.
"Makasih. Ada perlu yang lain lagi?" tanya Sultan setelah menerima tas tersebut.
"Gak ada, aku jalan ke kantor dulu" ujar Soraya yang kemudian langsung meninggalkan suaminya itu menuju mobilnya.
Masuk ke dalam mobil Soraya tidak menyangka Sultan akan begitu ketus padanya.
Bahkan terlihat sekali jika Sultan tidak menyukai kehadirannya.
"Apa gue semenjijikan itu?" tanya Soraya pada dirinya sendiri.
Bahkan ia pun tidak diperbolehkan untuk menunggu suaminya sendiri di rumah sakitnya langsung. Seperti apa yang Sultan katakan, yang harus ia lakukan adalah duduk manis menunggu di mobil, di parkiran yang sudah disepakati.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceEntah apa alasan kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Gisela, yang pasti mau tidak mau Sultan harus menurut untuk menikah dengan Soraya, wanita yang akan selalu ia anggap sebagai perusak masa depannya. Soraya yang sudah angkat tangan...