Baru saja Soraya selesai memasak, Sultan ternyata baru sampai di rumah.
Ia hanya melirik sekilas ke arah suaminya yang baru pulang sambil mengucap salam, lalu sibuk mencuci panci dan peralatan memasak lain yang ia gunakan untuk memasak makan malam.
"Kamu udah makan belum? Makan dulu yuk" ujar Soraya ketika selesai mencuci piring dan mengeringkan tangannya dengan handuk kecil yang tergantung di dinding.
"Gausah, aku udah makan tadi sama Gisel. Kamu makan aja sendiri" ujar Sultan sambil duduk merebahkan dirinya di sofa ruang tamu.
Soraya harus menghela napas kecewa karena suaminya sudah makan terlebih dahulu, terlebih dengan Gisel.
Padahal dia biasanya kalo udah makan diluar pasti ngomong. Ini gak sama sekali
Apa Sultan semakin tidak suka padanya?
Semakin ingin menegaskan posisinya sebagai istri yang tidak diharapkan?
"Gak mau nyemil apa-apa?" tanya Soraya.
Sultan hanya menggeleng pelan sambil menghembuskan napasnya.
"Aku siapin baju ganti kamu dulu ya" ujarnya sambil berjalan kearah kamarnya
Soraya masuk ke dalam kamar dan membuka lemari pakiannya.
Mengambil baju tidur untuk suaminya karena sepertinya Sultan sudah sangat-sangat lelah dengan kegiatannya hari ini.
Tidak pernah Soraya sangka ia akan menjalani pernikahan penuh drama seperti ini.
"Besok aku off ya, aku mau dirumah aja" ujar Sultan sambil masuk ke dalam kamar, lalu menaruh tasnya di kursi kerjanya.
Soraya menjawabnya dengan dehaman.
"Kamu ngantor kayak biasa?" tanya Sultan lagi sambil melepas med scrub yang ia kenakan sedari masih di rumah sakit.
"Iya" jawab Soraya sambil berbalik badan dan mendapati suaminya sudah topless begitu.
Soraya buru-buru memalingkan wajahnya.
Ia tidak ingin semburat merah di kedua pipinya tertangkap basah oleh Sultan.
"Abis mandi langsung tidur sana" ujar Soraya sambil keluar dari kamar, mengambil pakaian kotor suami menuju laundry area.
"Besok kamu masuk pagi juga?" tanya Sultan yang tengh berbicara pada Gisela via ponsel.
"Okay kalo gitu, nanti mau makan dulu? Di McD depan rumah sakit?" tanya Sultan.
Ini manusia kok gak punya hati sih?
Soraya melirik suaminya sambil membereskan isi tas kerjanya.
Soraya baru tersadar juga, selama ini ia tidak mendapatkan perhatian seperti yang Gisela dapatkan.
Ditanya sudah makan atau belum, sudah sampai rumah atau belum, kegiatannya hari ini, atau sekedar menanyakan bagaimana harinya berlalu.
Yang ia dapati adalah wajah lesu, omelan dari kesalahan tidak berarti, dan perbandingan dirinya dengan Gisela.
Entah kapan gilirannya tiba mendapatkan semua itu Soraya tidak tahu.
Entah ia akan mendapatkannya dari Sultan atau orang lain, ia pun juga tidak tahu.
"Aku mau berangkat dulu" ujar Soraya sambil menenteng tas kerjanya dan kunci mobilnya.
Sultan yang tengah menelfon Gisela melirik Soraya sekilas dan melambaikan tangannya pada istrinya itu.
Setelah berpamitan, Soraya pun meninggalkan Sultan yang masih asyik bertelefon ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceEntah apa alasan kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Gisela, yang pasti mau tidak mau Sultan harus menurut untuk menikah dengan Soraya, wanita yang akan selalu ia anggap sebagai perusak masa depannya. Soraya yang sudah angkat tangan...