28

2.3K 85 0
                                    

Tanpa mau mempedulikan Soraya yang masih bertnya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, Sultan pergi meninggalkan istirnya untuk segera berangkat ke rumah sakit.

"Kak, itu Mas Sultan kenapa?" tanya Adrian yang menyadari sikap sang kakak.

"Gak tau, kesambet kali" ujar Soraya yang ikutan kesal melihat sikap Sultan.

Sultan berusaha sebisa mungkin untuk meredam emosinya. Ini tahun terakhirnya menjadi seorang residen dan ia harus mempersiapkan diri dan ilmu untuk ujian akhir nanti.

"Ada aja deh masalah" ujarnya sambil berjalan masuk ke dalam bus.


Sesampainya di rumah sakit, Sultan langsung mengganti pakaiannya dan segera berganti shift dengan rekannya. 

Jika biasanya Sultan akan rajin menghubungi Gisela, kali ini ia tidak mau menghubungi wanita itu. Ia juga ingin tahu, sejauh mana Gisela akan mencarinya karena ia sduah tidak mengabari Gisela dua hari ini.

"Dokter Sultan lagi ada operasi ya?" tanya Gisela yang menghampiri salah satu lantai ruang perawatan tempat Sultan praktek.

"Gak ada dok. Hari ini dokter Sultan gak ada operasi apa-apa" jawab seorang perawat yang bertugas.

Gisela mencoba menunggu Sultan yang menurut penuturan perawat tadi. 

Tak berapa lama Sultan pun keluar sambil berpamitan pada keluarga pasien sebelum benar-benar menutup pintu. 

Gisela berdiri sambil tersenyum manis menyambut Sultan.


Gisela hanya terdiam mendengar semua ucapan Sultan. 

Ia tahu pria ini tengah berusaha untuk meredam emosinya karena masih berada di area rumah sakit.

"Sekarang jelasin ke aku, Mario itu siapa?" tanya Sultan geram.

"Iya .... dia pacar aku" ujar Gisela yang akhir mengaku.

"Dia temen SMA aku dulu, kita gak sengaja ketemu pas aku nemenin Mamaku belanja. Kita komunikasi lumayan intense. Dari situ semua berawal" ujar Gisela.

"Aku ngorbanin Soraya demi kamu!" ujar Sultan geram.

"Terus kamu korbanin aku demi Mario?" lanjutnya.

"Aku begini karena aku gak bakalan tau akhirnya aku bakalan sama kamu atau gak!" sahut Gisela.

"Aku udah capek gak akan bisa diterima sama keluarga kamu yang sampai sekarang aku bahkan gak tau alesannya apa! Kamu tau gak aku harus nahan cemburu ngeliat kamu pulang sama Soraya! Kamu tau gimana rendahnya aku saat Soraya dan aku tatap muka? Semua yang dia bilang itu bener!" ujar Gisela.

"Aku coba buat nangkis semua omongan dia, tapi semua yang dia omongin itu kenyataan! Dia bener! Aku cuman perempuan rendahan karena mau jalan sama suami orang!" Gisela berusaha menahan air matanya.

"Sama Mario aku gak perlu malu! Dia bukan suami orang, ayahnya pun bisa nerima aku" tambah Gisela.

"Kamu udah ketemu sama orang tuanya?" sahut Sultan tidak percaya.

"Iya, aku udah ketemu sama ayahnya. Ibunya udah meninggal beberapa tahun lalu, cuman tinggal ayahnya" sahut Gisela.

"Temen-temen kamu bener, aku cuman ngancurin diriku sendiri karena mau jalan suami orang. Seharusnya dari awal aku nolak ajakan kamu. Tapi waktu itu aku terlalu sayang sama kamu, aku pun taku banget kehilangan kamu. Aku juga takut kamu bener-bener ninggalin aku demi Soraya!" ujar Gisela.

"Apa susahnya kamu ngomong sam aku dengan apa yang kamu rasain?" tanya Sultan.

"Kamu udah tau apa yang aku rasain, kamu pun pasti tahu. Apapun rencana kamu supaya kita bisa bersama, itu gak akan pernah bisa! Orang tua kamu gak pernah mau punya aku sebagai menantu mereka!" raung Gisela.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang