55

2.5K 74 1
                                    

"Kenapa nempel melulu sih?" tanya Soraya karena Sultan terus saja menempel padanya. 

"Sanaan dulu dong, pliss aku lagi bersihin muka nih" Soraya sedikit mendorong suamiya itu. 

Sultan pun berdiri dengan wajah cemberut pada istrinya.

"Mendingan kamu gosok gigi dulu sana, belom gosok gigi kan?" tanya Soraya sambil mengusap wajahnya dengan kapas yang sudah diberikan micellar water.

"Udah kok, tadi aku mandi sekalian gosok gigi" sahut Sultan.

"Yaudah mendingan tunggu di kamar aja, ngapain ngeliaitn aku bebersih muka. Aku mau mandi juga abis ini" ujar Soraya cuek.

Sultan pun melangkah keluar kamar mandi dan bersandar di tempat tidur. Memainkan handphone membalas pesan teman-temannya yang tidak ada hentinya menggodanya.

"Bisa diem gak sihi ini bocah semua. Dikira ngajak Soraya gampang apa, in aja kudu tiga hari ngajakin dia supaya mau ikut" Sultan berbicara pada layar ponselnya, seakan ia berbicara pada teman-temannya.

Sultan menoleh ke arah pintu kamar mandi. Istrinya belum juga keluar dari kamar mandi.

"Lama amat mandinya" ujarnya kemudian menghela napas.

Beberapa saat kemudian Soraya keluar dari kamar mandi. Sultan haya melirik ketika istrinya keluar, namun lirikan itu berubah menjadi tatapan yang tidak bisa Sultan lepas.

Dia bilang belum mau punya anak, sekarang malah make baju mancing 

"Akhirnya mandi juga, gerah banget!" Soraya masuk sambil lanjut mengoleskan hand body di tubuhnya. 

Sultan hanya bisa menghela napas. 

"Aku kirain kamu udah tidur" Soraya duduk di samping suaminya, kemudian mengambil ponselnya.

Mana bisa tidur kalo udah ngeliat istri lagi pake baju begini.

Setelah selesai bermain ponsel, Soraya menaruh ponselnya. 

"Kamu kenapa?" tanya Soraya ketika mendapati suaminya hanya menatapnya dalam diam.

Sultan menarik istrinya hingga tersungkur di sebelahnya, kemudian menguncinya dengan cara memeluknya.

"Kamu tuh ya!" omel Sultan.

"Aku kenapa?" tanya Soraya dengan nada takut.

Karena dulu sering dimarahi oleh Sultan, Soraya jadi suka takut sendiri jika suaminya ini sudah mengeluarkan nada mengomel.

"Bilang sama aku kamu belum mau punya anak, tapi bajunya ngajakin bikin anak!" omel Sultan.

Soraya pun langsung melihat pakaian yang ia pakai.

"Ini emang seksi banget ya? Aku pake baju tidur ini udah lama loh, kenapa kamu baru nyadar nya sekarang?" nada bicara Soraya jadi sedih dan manja.

Sultan yang tadinya kesal jadi tidak tega. Pelukan asalnya berubah menjadi pelukan dan rangkulan mesra.

"Iya maaf maaf. Aku kan dulu masih residen, pulang ke rumah yaudah langsung tidur aja. Gak merhatiin ini itu" Sultan berkilah.

"Alesan! Orang dulu yang diliat cuman Gisel!" Soraya merajuk dan sedikit memukul dada suaminya.

Sultan tertawa kencang, membuat Soraya yang ada di dekapannya ikut terguncang.

"Ya kan sekarang udah gak sama Gisel" jawab Sultan manja dan menepuk-nepuk punggung istrinya seakan tengah menidurkan bayi.

"Maaf yaa" lanjut Sultan dengan nada super lembut.

Nada bicara suaminya membuat Soraya mendongak dan mendapati suaminya tengah memandangi dengan perasaan bersalah.

"Maaf dulu aku nyuekin kamu. Kasar sama kamu, gak pernah ngehargain kamu, gak pernah peduli sama kamu. Maaf ya" ujar Sultan tulus, kemudian menempelkan hidunya ke kening istrinya.

"Kamu nungguin aku di rumah sakit sampe kelar, anterin aku ke sana kemari, siapin semua kebutuhan aku, selalu masakin dan siapin cemilan buat aku tapi gak pernah aku hargain. Tapi kamu masih tetep ngelakuin semuanya" sambungnya.

"Karena aku sayang sama kamu" sahut Soraya.

"Aku juga gak ngerti kenapa masih ngeladenin kamu, padahal kamunya jahat terus sama aku" Soraya mengetatkan pelukannya, dan teringat pada tahun-tahun pertama prenikahan mereka.

"Aku sejahat itu ya?" tanya Sultan lagi dengan suara sumbang.

Soraya segera menatap suaminya yang ternyata tengah menahan air matanya.

"Kamu kenapa nangis?" Soraya menangkupkan kedua tangannya ke wajah suaminya.

"Aku sejahat itu sama kamu tapi kamu gak ninggalin aku" jawab Sultan yang tidak bisa membendung air matanya lagi.

"Kamu udah sebaik itu sama aku, akunya masih gak bersyukur punya istri kayak kamu. Aku belum bisa nafkahin kamu, tapi kamu gak pernah nuntut apa-apa dari aku. Yang paling paham sibuknya aku gimana ya cuma kamu" lanjut Sultan.

Soraya hanya terdiam, dan membiarkan Sultan meluapkan emosinya.

"Aku udah maafin kamu kok" ujar Soraya.

Sultan sedikit memundurkan kepalanya, dan menatpa istrinya.

"Tadinya aku mikir. Aku tuh belum bisa maafin kenapa? Kamu yang keterlaluan apa aku yang terlalu berlebihan nyikapinnya? Beberapa hari aku mikir banget kenapa ya penyebabnya. Setelah aku coba pikir dan berdoa, aku yang terlalu berlebihan. Kamu udah berusaha untuk ngubah semuanya, untuk perbaikin hubungan kita. Tapi aku juga yang terlalu dendam" ujar Soraya panjang lebar.

Sultan mengetatkan pelukannya. Seakan-akan tengah mencegah siapapun yang akan mengambil Soraya darinya.

"Udah ah jangan nangis lagi" Soraya menghapus jejak air mata di sudut mata suaminya itu.

"Aku sayang sama kamu" ujar Sultan, kemudian mengecup kening istrinya.

"Kok bisa?" tanya Soraya.

"Aku juga gak tau, emangnya cinta butuh alesan?" tanya Sultan lalu mencium bibir istrinya.

Kecupan itu membuat Soraya sedikit terkejut.

Ciuman penuh kejutan yang hangat tersebut membuat keduanya jadi terlena.


Hayo, nungguin kan! HEHEHEHEHE



It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang