33

2.5K 89 0
                                    

Berhubung mobilnya belum kunjung selesai di reparasi, mau tidak mau Soraya beberapa hari ini harus ikut dengan Sultan.

Pernah beberapa kali ia mencoba untuk naik kendaraan umum, namun yang ada ia beberapa kali hampir terlambat. Jadi ia putuskan untuk menurut saja diantar oleh suaminya, toh Sultan pun tidak ada kesibukan lain selain belajar menunggu waktu ujiannya.

"Kamu hari ini belajar aja?" tanya Soraya.

"Iya, aku cuman belajar aja kok. Terus kelar dari situ langsung balik" ujar Sultan.

Sejak sering berpergian bersama, komunikasi keduanya sebenarnya semakin membaik, namun Soraya tidak bisa memungkiri dirinya masih sakit hati dengan perbuatan Sultan.

"Nanti selesai jam berapa?" tanya Sultan.

"Belum tau. Nanti kalo udah kelar aku kabarin. Kalo misalkan lebih cepet, aku balik sendiri aja" jawab Soraya.

"Hari ini di kantor aja kan?" tanya Sultan.

"Dikantor sampe jam 11, abis itu aku ada janji sama temen aku. Gak jauh dari kampus kamu kok" jawab Soraya.

Setelah sampai di plataran kantor, Soraya segera turun dan berpisah dengan Sultan yang langsung meluncur ke rumah sakit. 

Hari ini, Sultan sudah janji untuk belajar bersama keempat temannya. Hitung-hitung memanfaatkan sisa waktu bersama-sama karena jika kelimanya nanti sudah mulai praktek, pasti akan banyak waktu yang tersita.

"Guys, ada kabar gembira!!!" ujar Fauzan ketika baru sampai.

"Bisa diem gak sih?!" omel Emir.

"Tau! Emang kita doang di sini, tuh liat orang-orang lain juga pada belajar!" omel Baskara tidak kalah jengkel.

"Iya-iya maap! Terlalu excited soalnya!" ujar Fauzan yang langsung menarik kursi di samping Cynthia. 

"Heh cumi, itu kursi gue! Gak liat itu ada tas gue!" omel Sultan karena Fauzan main seenaknya duduk.

"Ah ini lagi satu bapak-bapak ngomel aja!" sahut Fauzan.

"Emang lu bukan bapak-bapak hah?" sahut Cynthia yang jengkel karena tumben sekali Emir aktif begini.

"Kita di undang buat interview!!!" ujar Fauzan.

"Interview? Buat masuk kerja di rumah sakit itu?" sahut Cynthia.

Fauzan mengangguk dengan antusias, ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

"Alhamdulillah!" seru keempatnya.

"Giman-gimana kelanjutannya?" tanya Baskara antusias.

"Jadi kemaren kan kita udah kumpulin tuh semua berkas, nah setelah mereka review, kita mau diajakin buat interview. Nah kalian bisa di tanggal berapa?" tanya Fauzan.

"Eh itu ngomong-ngomogn tahapan masuknya gimana?" tanya Emir.

"Kita kan jalur ordal nih itungannya, jadi cuman interview sama psikotest aja sih. Kalo aslinya ada beberapa screening gitu" ujar Fauzan.

"Mau barengna aja gak?" tanya Cynthia.

"Ide bagus!" sahut Sultan sambil menepuk pundak Cynthia agak kencang.

"Lu tuh bisa gak sih kalo nepok temen gak sekenceng ini?!" omel Cynthia. 

"Ya maap!" sahut Sultan.

"Boleh aja, pada maunya kapan? Kita 'kan juga harus latihan interview nih, jadi yaa butuh persiapan juga" ujar Emir.

"Gimana kalo minggu depan aja?" tanya Baskara.

"Boleh!" seru keempat temannya.

"Hari Selasa deh, gue kosong nih hari Selasa" cetus Fauzan.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang