6

2.2K 76 0
                                    

Sultan mati-matian berusaha untuk menutupi tentang rencana pernikahannya dari Gisela.

Ia sebisa mungkin berusaha untuk tidak salah ucap, dan berakhir keceplosan memberitahu Gisela tentang ini semua.

Ia akan memberi tahu kekasihnya ini, namun tidak sekarang. Terlalu rumit.

"Bulan depan aku terakhir" ujar Gisela tiba-tiba.

Sultan langsung menoleh ke arah kekasihnya itu.

"Bulan depan, aku terakhir praktek di rumah sakit itu. Pas banget udah mau deket-deket ujiannya. Jadi bisa fokus dan konsentrasi ke semua ujiannya" ujar Gisela optimis lalu menyendokkan soto ayam ke mulutnya.

Sultan hanya mengangguk mengerti.

"Kamu gimana, udah ada jawaban dari atasan?" tanya Gisella lagi.

Sultan spontan menggeleng.

Gisela memperhatikan gerak gerik kekasihnya ini. Tidak biasanya Sultan diam begini, malahan cenderung seperti menutupi sesuatu darinya.

"Kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Gisela sedikit memiringkan kepalanya.

Sultan menggeleng seketika lalu melanjutkan makannya.

Gisela hanya diam dan memperhatikan Sultan.

"Beneran gak ada masalah apa-apa?" tanya Gisela memastikan.

Sultan mengangguk yakin, walau sedikit terlihat nyaman.

"Gak ada masalah sama keluarga kamu 'kan?" tanya Gisela memastikan lagi.

Sultan mengangkat kepalanya menatap Gisela, lalu menggeleng sambil tersenyum kecil.

Gisela hanya mengangguk kecil melihat jawaban kekasihnya itu.

Hampir aja ketauan!

"Oh ya beberapa waktu ini kita gausah sering-sering jalan ya, selain ngehemat, kita juga bisa belajar buat ujian" ujar Gisela.

Sultan hanya mengangguk mengerti saja.

Ia tersadar sendiri.

Sepertinya memang semesta tidak merestui hubungannya dengan Gisela.

Buktinya, kekasihnya ini justru meminta untuk tidak bertemu terlebih dahulu selama beberapa minggu kedepan karena ingin fokus belajar, sedangkan menurut penuturan kedua orang tuanya, akhir pekan ini ia akan bertemu dengan calon istrinya.

"Okay kalo gitu, kalo misalkan kamu minta aku ajarin apa aja bilang ya" ujar Sultan menyetujui permintaan Gisela.

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum manis padanya.


****


"Pake baju yang rapih, jangan yang kusut begitu. Ini cukur dulu sana biar ganteng" ujar Lita memberi wejangan pada putranya itu.

"Kita pokoknya dari rumah jam sepuluh udah jalan. Ini lumayan juga perjalanan, kakakmu nanti langsung dari rumahnya" imbuhnya lagi.

Sultan hanya diam dan sesekali mengangguk mendengarkan ucapan ibunya ini.

Beberapa hari berdiam diri, Sultan akhirnya memilih untuk memantapkan hati menerima semua ini, walau masih ada rasa mengganjal di hatinya karena Gisela belum tahu apa-apa tentang ini semua.

"Awas kamu ya, jangan coba-coba kabur" ancam Lita.

"Enggak Ma! Ya elah!" ujar Sultan.

Ia tidak percaya ibunya akan berpikir sejauh itu, walau sebenarnya pun ia bisa melakukan hal itu.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang