BAB 0.1

499 51 0
                                    

"Selamat pagi permirsa. Mengingat kecelakan seminggu yang lalu mengakibatkan banyak terluka, pihak dari yang bersangkutan akhirnya angkat bicara. Dikatakan jika dia akan bertanggung jawab dan siap menerima apa yang akan terjadi."

Pemuda itu mendengarkan sang pembawa acara di televisi, dia kemudian menatap sosok yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia coba menggengam salah satu tangan sosok itu yang bebas dari infus. Pemuda itu menatapnya dengan sedu, tidak ada lagi senyuman di wajahnya, tidak ada lagi elusan darinya. Wajahnya sungguh tenang.

"Gak cepak tidur terus, hyung? Gue capek lihat lu tidur terus..." Ucap pemuda lirih, "cepatan bangun hyung, gue kangen kita main bareng, gue kangen lu ngajak gue jalan bareng."

Terhitung sudah seminggu lebih sejak kecelakaan yang mengakibatkan banyak orang terluka, salah satunya adalah dirinya. Dia beruntung selamat dari kejadian itu, tapi karena itu juga yang mengharuskannya duduk di kursi roda, dan juga membuat orang di hadapannya terbaring tanpa ada yang tahu kapan dia akan bangun.

Ceklek!

"Ni-ki? kamu di sini ternyata," pintu terbuka terlihat wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu dari sosok di depannya.

"Iya tante. Maaf Ni-ki datang pagi-pagi sekali." Balas Ni-ki.

Ni-ki atau Nishimura Riki, siapa yang tidak kenal denganya? Member termuda di grup Enhypen, grup yang dibentuk oleh BELIFT melalui survival show berjudul I-Land pada tahun 2020. Wanita itu kemudian berjalan ke samping Ni-ki, hati ibu mana yang tidak akan sakit melihat anaknya terbaring di atas kasur rumah sakit tanpa tahu kapan anaknya akan bangun. Ni-ki yang melihat kesedihan di wajah wanita itu merasa bersalah.

"Tante. Saya minta maaf karena saya tidak menjaga mereka dengan baik. Saya yang buat anak anda seperti ini, saya minta maaf."

Kita panggil Ibu saja. Sang ibu terkejut mendengar ucapannya, sang ibu menatap pemuda yang menundukan kepalanya, dia menyamakan tinggi dengan pemuda itu. Kedua tangannya memenang sisi-sisi dari kursi roda.

"Tidak Ni-ki. Ini bukan salahmu atau salah siapa pun, semua terjadi karena sudah takdir. Jangan merasa bersalah seperti itu, ya? Kamu berdoa saja semoga mereka cepat sembuh dan kalian bisa bersama lagi."

Ni-ki menahan nangis mendengar ucapan sang ibu, sang ibu langsung memeluknya dan dibalas olehnya. Berat menahan nangis di depan orang yang lebih tua. Tak lama keduanya melepas pelukan mereka.

"Jangan sedih, nanti yang lain ikut sedih kalo kamu sedih."

Ni-ki tersenyum mengangguk kecil, sang ibu ikut tersenyum seraya mengusak rambutnya. "oh ya, di depan tadi ada yang cari kamu, mungkin managermu?"

"Temuin manajermu, kasian sudah nunggu dari tadi."

"Gapapa tan, biarin aja."

"Hush! Gak boleh gitu!"

Dia tertawa, ah... Sudah lama rasanya tidak tertawa seperti ini.

"Iya tante, aku akan menemuinya sekalian aku juga mau pamit." Kata Ni-ki.

Sang ibu mengangguk lalu mengantarkannya sampai ke depan pintu, sebelum dia pergi dia menatap hyung kesayangannya. "Aku pergi dulu hyung."

Monolognya lalu berjalan keluar dari kamar rawat itu, Ni-ki mendorong kursi rodanya dengan kedua tangan sambil mencari-cari di mana managernya sekarang. Sampai di depan salah satu kamar dia lihat managernya baru keluar dari kamar tersebut, Ni-ki langsung memanggilnya.

"Beoseo manajer hyung-nim, kau memanggil ku?!" Tanya Ni-ki sedikit berteriak.

Mendengar itu, Beoseo manajer berbalik badan lalu mendekatinya. "Iya Ni-ki, kamu dari mana aja hyung cari dari tadi?"

MEMORY WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang