|Temuin gue di taman sepulang ini, gue tunggu lu di sini.
Ni-ki bergegas menuju taman yang ada di belakang agensi, sengaja bangun taman waktu capek atau butuh waktu sendiri bisa ke taman belakang. Ni-ki sebenarnya tidak mau datang ke sini jika tidak ada ke perluan, tapi Sunghhon tiba tiba mengirimkan pesan. Aneh, tidak biasanya Sunghoon mengirimkan pesan kepadanya, apa lagi sampai memintanya datang.
"Tumben manggil gue ke sini?" Tanya Ni-ki saat sampai di taman.
Sunghoon berbalik, "gue gak mau basa basi, lu harus selesaikan tujuan lu secepatnya."
Ni-ki tersentak, "maksud lu?"
Sunghoon terkekeh lalu berjalan mendekat, "gue punya satu pertanyaan buat lu, dan lu harus jawab jujur.''
"Apa?" Balas Ni-ki.
"Sampai kapan lu rahasiain dari kita," ucap Sunghoon. "Gue tahu lu sembunyikan sesuatu dari kami, sorry, rahasia lu ke bongkar sama gue."
Ni-ki terdiam, dia tidak tahu kalau rahasianya akan terbongkar sekarang awalnya dia kira jika Heeseung dan Sunoo, yang tahu rahasianya. Ternyata salah, sunghoon lah yang tahu. Ingin mengelak tapi percuma, terpaksa dia mengaku.
"Gue ulangi pertanyaan gue, Sampai kapan lu mau merahasiakan ini dari kita?"
Ni-ki menatap tajam, "lu benar hyung, gue punya rahasia dan gue punya tujuan. Tapi gue punya alasan di balik itu."
Sesuai duganya selama ini, pemuda di depannya punya rahasia, "Tapi... Gimana lu bisa tahu, hyung? Gue gak pernah cerita ke siapa siapa, atau ngasih tahu siapa siapa?"
"Gue gak sengaja lihat ponsel lu pas lu tidur, gue juga lihat lu waktu lu di balkon setiap malam. Kadang gue dengar lu lagi ngobrol sama seseorang, tapi gak ada siapa siapa selain lu, dari situ gue mulai cari tahu dan ternyata benar, lu sembunyikan rahasia dari kita semua."
Ni-ki senyum kikuk, "hehe... Tapi gue mohon jangan kasih tahu yang lain dulu. Biar gue sendiri, yang kasih tahu."
"iya, gue janji," Sunghoon menepuk nepuk pundaknya. "Kalau lu butuh bantuan atau lu butuh apa apa bilang ke gue, gue bakal bantuin lu."
Ni-ki mengangguk, Sunghoon menepuk pundaknya lagi lalu pergi dari sana meninggalkannya sendiri, Ni-ki kemudian duduk di salah satu bangku. Ia merenungkan kembali apa yang sudah ia katakan, bukankah dia melanggar perjanjian?
"Sunghoon hyung sudah tahu, bukannya itu berati gue gagal?
"Gak, lu gak gagal, Nik," balas Jake tiba tiba ada di sampingnya.
"Gak gagal? Tapi buktinya Sunghoon hyung tahu, itu berati gue gagal! Karena di perjanjian tidak ada yang boleh tahu." Ucap Ni-ki.
"Benar... Tapi perjanjian itu sudah tidak berlaku lagi."
Ni-ki menoleh ke Jake meminta penjelasan, "Kenapa?"
"Lama, ngabisin banyak habis waktu." Kata Jake dengan santai.
"Tapi, Sunoo hyung bilang..."
Jake terkekeh, "Sunoo di percaya, dia belum tahu kalau perjanjian di batalin. Btw, nanti malam ada yang mau ketemu sama lu, gue harap lu gak nangis."
"Semoga, gue juga mau nebak siapa yang bakal datang nanti, pastinya antara Jungwon hyung, Heeseung hyung, Jay hyung dan sunghoon hyung. mereka berempat belum muncul, Jake mengangkat bahunya, "mungkin."
setelahnya mereka bercanda dan menghabiskan waktu bersama kebetulan hari ini tidak ada jadwal sama sekali, tapi mereka di minta untuk datang ke perusahaan untuk konfirmasi jadwal ke depannya. Ni-ki mengajak Jake berkeliling sekalian berjajan jalan santai sampai ke drom. Sederhana tapi menyenangkan, bukan?
Sesekali mereka saling mengobrol sama lain agar tidak canggung, Ni-ki sendiri tidak meminta lebih ke Jihoon atau yang lain, jalan jalan seperti ini saja cukup membuatnya senang.
"Gue punya pertanyaan buat lu, kalau semisal kita benaran berpisah. Apa yang lu lakuin?" Tanya Jake seraya melihat langit.
"Gue gak tahu kenapa lu tiba tiba bahas itu, hyung?" Jake menggeleng kemudian Ni-ki melanjutkan ucapannya,"tapi yang jelas gue bakal buat penjelasan dan gue mau buat perpisahan yang indah. Gue mau menampilkan penampilan terakhir gue ke semua fans, sebelum pada akhirnya gue balik ke negara asal gue."
Jake menatapnya dengan bangga rasanya sedikit tidak percaya jika adik bungsunya yang dulu masih kecil sekarang sudah dewasa, rasanya baru kemarin mereka berkumpul dan memulai debut tapi sekarang mereka harus seperti ini. Waktu cepat berlalu, Jake tidak menyangka hal itu telah berlalu.
"Lu yakin? Gimana caranya lu ngadain konser sebesar itu?"
"Minta perusahaan buat free konser, gapapa lah sekali kali free... Mereka juga gak bakal bangkut, bukan?" Jake tertawa mendengar penjelasannya dengan santai, "iya, gak bangkrut tapi saham yang menurun."
Ni-ki ikut tertawa mengabaikan orang orang menatapnya dengan aneh, mungkin yang di pikiran orang orang dia sedang tertawa karena orang yang sedang telefon dengannya itu lucu, Ya... Jelas dia sudah persiapkan terlebih dulu, kalu gak? Bisa di sangka yang aneh aneh nanti.
Gak ke rasa mereka sampai di drom, Ni-ki segera buka pintu dan langsung di sambut Heeseung dan Jungwon, senyumnya mengembang ini yang paling dia rindukan. Ni-ki kemudian masuk tak lupa menutup kembali pintu lalu melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu.
Jake bergabung bersama yang lain yang lebih dulu di sana sebelum dirinya, "gue gak nyangka dia sudah besar sekarang, sudah dewasa."
"Dulu dia selalu jahilin kita, terutama gue. Tapi lihat sekarang? Dia belajar sendiri, berusaha berbuat yang terbaik, dan membuktikan semua ucapannya." Kata Sunoo.
"Gue gak tahu harus senang atau sedih, tapi gue bangga! Gue bangga karena dia bisa buktiin ke gue kalau dia sudah dewasa, sekarang."
Hyung, lu gak nangis kan?" Tanya pemuda berwajah kucing.
"Gue gak nangis, gue bangga. Dulu dia baru seberapa gue, sekarang dia sudah lewatin gue. Gue benar benar berasa besarin adik sendiri," balasnya lirih.
"Kita berhasil, kita buktikan kita bisa bersama melewati semua yang terjadi. Gue juga bangga sama diri gue sendiri, bisa jadi bagian grup, apa pun yang terjadi nanti gue harap kita tetap bersama!" Lanjut yang lain.
Mereka melihat interaksi si bungsu, Ni-ki dengan yang lain. Tertawa, meneriaki satu sama lain sampai Jay menegur mereka karena berisik, sesekali ikut tertawa. Dalam hati mereka bertanya kapan mereka bisa seperti ini lagi?
"Hyung gue mau tanya sesuatu, boleh?" Serentak semua menoleh, "tanya apa dulu, penting gak?"
"Jay... Diam dulu," ucap Heeseung. "jadi lu mau tanya apa? Kalo lu tanya nanti makan apa jangan tanya gue, gue juga gak tahu."
"Bukan hyung!" Mereka serentak tertawa. "Iya... Iya, mau tanya apa?"
"Jika semisal gue kasih tahu sesuatu tentang.... Rahasia gue, dan itu berkaitan dengan kalian gimana?"
"Rahasia apa dulu? kalau itu penting lu harus kasih tahu kita," ucap Jay.
"Sangat penting, tapi gue gak bisa kasih tahu kalian sekarang. karena gue belum siap buat beritahu kalian, gue takut kalian gak akan percaya sama gue, dan gue takut kalian pikir kalau gue bercanda dan lainnya."
"Semua tergantung. Kalau lu bisa ngasih kita penjelasan kenapa," Semua mengangguk setuju dengan Heeseung.
"Harus kah gue kasih bukti untuk menyakinkan kalian, jika kalian tidak percaya?" Tanya Ni-ki.
Hening. Semua tiba tiba hening tanpa ada suara, ini aneh... Tumben Ni-ki serius seperti ini? Dan apa apaan pertanyaan itu? Bukannya semua akan jelas jika dia memberi tahu alasan dan kenapa dia merahasiakan hal itu, kenapa sampai harus menunjukan bukti? Apa segitu pentingkah untuk menyakinkan mereka?
Sebenarnya apa yang di sembunyikan pemuda kelahiran sembilan Desember itu? Dan juga Kenapa Sunghoon seperti biasa saja mendengar pertanyaannya, apa dia sudah tahu duluan? Atau mereka kerja sama? Apa pun itu mereka harus mencari tahu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY WITH YOU
Short StoryMencegah, bisakah memperbaiki semuanya? Dan itu terjadi? "Andai saja waktu bisa kuputar kembali, inginku menyelamatkan kalian semua" "Bisakah mengubah takdir agar bisa berjalan dengan semestinya, dan bisakah aku memperbaiki semua yang telah terjadi...