Malam akhirnya tiba, jujur Ni-ki tidak bisa tunggu saking penasarannya dengan orang yang akan menemuinya, jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam yang mana seharusnya dia ada di kamar bukan di balkon.
"Lu sedang apa?"
"Tidak ada, hanya mencari angin sebelum tidur." Balasnya sambil menutup mata, menikmati hembusan angin.
"Seharusnya Lu lihat siapa lawan bicara lu, bukan mengabaikannya," kata orang itu.
Ni-ki membuka mata, "lu sendiri, juga belum tidur."
"Ke bangun, terus gak sengaja lihat lu di sini," Balas Sunghoon, Ni-ki tetap diam menikmati suasana malam, Sunghoon ikut bergabung bersamanya menikmati suasana malam. Malam ini rasanya lebih ramai dari yang sebelumnya, apa mungkin karena mendekati libur tahun baru, mangkanya semua bersiap untuk berlibur?
"Gue tahu lu lagi nungguin seseorang di sini, kan?" Ni-ki menoleh. "Ya, tapi orangnya belum ada dari tadi."
"Sebaiknya lu jangan lama lama, atau lu ketahuan yang lain," Ni-ki menutup mata lagi lalu mengangguk sebagai jawaban, Sunghoon pergi meninggalkannya sendiri di balkon, dia tidak tahu siapa yang sedang di tunggunya tapi mungkin orang itu penting.
Ni-ki kembali menikmati malam malam seperti biasanya, memikirkan bagaimana cara yang cepat tapi juga menyakinkan, dan perkataan Soobin waktu itu. Perkataan itu membuatnya berpikir ulang kembali, apa ada yang tahu selain Sunghoon?
Dia membuka matanya lagi melihat sekitar, ck! Siapa sebenarnya yang mau menemuinya? Tidak ada siapa siapa dari tadi, sudah cukup lama dia menunggu tapi, buktinya? Tidak ada siapa siapa! Ni-ki berdecak kesel, lalu memutuskan masuk ke dalam.
"Begitukah caranya menyambut kami? Berbeda banget sama yang di ceritakan."
Ni-ki berhenti kemudian berbalik menglihat siapa yang berbicara, sejenak dia terdiam melihat siapa yang berdiri di depannya, ayolah... Dia tidak ingin mengeluarkan air mata lagi setiap bertemu. Di depannya dua orang yang sedari tadi dia tunggu akhirnya datang juga.
"Lu lama, gue capek nunggu terus!" Balas Ni-ki menahan tangisnya.
"Sorry, tadi ada halangan sedikit," Ni-ki berjalan cepat ke arah mereka lalu memeluknya dengan erat. "Tapi tetap lama, lu tahu berapa lama gue nungguin lu berdua, hah?!"
Pemuda yang di peluknya membalas pelukan si bungsu sambil mengelus punggungnya, pemuda yang satu lagi tersenyum sambil mengusak rambut hitamnya, dia sengaja tidak ikut meluk biarkan di wakilkan saja.
mereka mengajaknya untuk duduk di lantai balkon, dingin, tapi tidak masalah sama sekali biarpun lantai dan angin yang menerpa terasa dingin, tidak ada yang bisa mengalahkan pelukan dari seseorang.
Benar tidak?
"Sshhtt... Sudah jangan nangis lagi, gak cape nangis terus apa, hm?" ucapnya melepas pelukan menangkup wajahnya lalu menghapus air mata.
"Kita masuk ke dalam, yuk? Di sini dingin lu bisa masuk angin, nanti kita yang di salahin kalo lu sampai sakit."
Mereka segera masuk ke dalam, di ruang tengah, Ni-ki bersama dua orang itu duduk di sofa panjang, Mereka terus mengobrol sampai tidak terasa waktu menunjukan pukul dua belas kurang lima menit.
"Sebaiknya sekarang lu masuk terus tidur, kalau lu sampai telat besok Heeseung hyung bakal ngamuk." Ni-ki tertawa, "iya, hyung gue masuk sekarang, btw, lu berdua nanti gimana?"
"Kita gampang, udah sekarang lu masuk."
Dia mengikuti perintah kedua hyungnya, Ni-ki masuk ke dalam kamar bersiap untuk bergabung dengan yang lain ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY WITH YOU
Short StoryMencegah, bisakah memperbaiki semuanya? Dan itu terjadi? "Andai saja waktu bisa kuputar kembali, inginku menyelamatkan kalian semua" "Bisakah mengubah takdir agar bisa berjalan dengan semestinya, dan bisakah aku memperbaiki semua yang telah terjadi...