BAB 0.9

217 30 1
                                    

"Jihoon?!" Pekik Ni-ki.

Jihoon merasa namanya di panggil menoleh lalu berbalik menghadap ke arahnya.

"Pagi Ni-ki," sapa Jihoon.

Ni-ki tidak membalas sapaannya, ia  heran, Jihoon ada di depannya? Bukannya biasa dia ada di bawah alam sadarnya, atau ketika dirinya masih tertidur?

"Aku tahu kamu bingung kenapa aku bisa ada di sini, tapi bisa kita bicara sebentar?" Tanya Jihoon, Ni-ki hanya mengangguk.

Jihoon duduk di seberang kasurnya atau kasur milik Sunoo dan Jungwon, "ini Soal hyung mu, Ni-ki." Ni-ki terkejut begitu mendengar kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Apa yang terjadi? Mereka baik baik saja, kan? Mereka kenapa?!"

"Shuutt... Tenang dulu Ni-ki, biar aku jelasin dulu." Ni-ki diam mendengarkan.

"Sebaiknya kamu duduk juga" kata Jihoon terkikih, "oh, iya."

"Pertama kamu gak perlu khawatir Ni-ki, mereka baik baik saja. Kedua, ini tentang tujuan mu. Aku memutar kembali waktu sesuai dengan tujuan mu untuk melindungi mereka. Tapi walau begitu gitu kamu punya yang lain, kamu harus mencegah itu semua atau hyung mu gak akan selamat. Selamat iya, tapi kalian berpisah." Jelas Jihoon panjang lebar.

"Bagaimana jika aku berhasil melakukannya, tapi kejadian itu tetap terjadi?" Tanya Ni-ki ragu-ragu.

"Urusan itu serahkan sama aku. Kamu hanya perlu melakukan sesuai dengan tujuan awal mu."

"Jika di ingat, ketika kejadian itu terjadi kamu tidak sadar selama seharian, bukan? Dan lagi kamu berbaring di atas kasur rumah sakit selama dua hari, tanpa tahu kondisi yang lain. Kamu tahu itu juga dari dokter, walau mereka membohongi mu." Ni-ki terkejut mendengar apa yang Jihoon katakan.

Bagaimana dia bisa tahu?

Jihoon tersenyum miring melihat reaksi Ni-ki.

"Kamu mau tahu kondisi mereka sebelumnya?" Tanya Jihoon, senyuman itu tetap terukir di bibirnya.

"Kamu tahu? Dua Hyung mu terkena pecahan kaca dekat bagaian paling berbahaya? ya... Mungkin sekitar dekat jantung, terus tiga hyung kekurangan darah. Tapi kamu tahu? Mereka hampir tak tertolong, karena rumah sakit hampir gak punya golongan darah yang sama, walau mereka selamat tapi kamu tahu? Kepala mereka juga terkena benturan keras. Dan terakhir, Hyung mu memang terbentur keras. Hampir saja itu membuat cedera di kepalanya." Jihoon berhenti berbicara.

"Kamu harus bersyukur hanya mengalami cedera bahu, tangan dan kakimu patah, beberapa serpihan di kaki mu dan sedikit pendarahan di kepala, tapi tidak berdampak buruk."

Jihoon kembali menjelaskan.

"Kamu beruntung Nik, jika hyung mu tidak siap melindungi mu waktu itu, mungkin kamu tidak di sini." Ni-ki diam mendengar apa yang di katakan orang di depannya.

Memang benar saat kejadian waktu itu Jungwon dengan sigap melindunginya, maka dari itu dia tidak terluka terlalu parah seperti yang lainn.

Tapi karena itu Ni-ki selalu dihantui rasa bersalah.

Jujur saja Jihoon ingin tertawa saat ini lihatlah, anak itu bahkan tidak dapat bereaksi.

"Jadi, bagaimana? Kamu masih mau melakukannya?" Ni-ki segera sadar dari lamunannya, "iya! Aku masih mau, dan tetap sama!"

Jihoon tersenyum puas mendengar jawabannya, "Baiklah aku sudah dapatkan jawabannya. Sebaiknya sekarang kamu keluar, kamu sudah terlalu lama di sini."

Ni-ki baru sadar sudah hampir sejam dirinya berada di kamar, pasti yang lain sudah menunggunya dari tadi. Jihoon yang melihatnya segera bangun dari kasur tempat yang dia duduki.

MEMORY WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang