BAB 1.4

198 32 0
                                    

Sunghoon awalnya berniat  mengantar makan buat Ni-ki berhenti menatap pintu lalu menempelkan telinganya di pintu mendengar suara dari dalam.

"Ni-ki bicara sama siapa?" Gumamnya.

CEKLEK

"Ni-ki?" Panggilnya dari ambang pintu.

Sunghoon masuk ke dalam tidak lupa ia menutup kembali pintu, Sunghoon lihat Ni-ki masih tertidur dan tidak ada siapa siapa di kamar.

Mungkin Sunghoon salah dengar.

"Nik ayo bangun sebentar Nik, bangun sebentar ayo makan dulu." Ni-ki merasa tidurnya terganggu terbangun.

"Eungg... Iya hyung... Hmm, jam berapa sekarang?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur di tambah surai rambutnya yang berantakan, Ni-ki duduk mengumpulkan kesadarannya.

"Jam dua belas siang lu bangun sebentar, Heeseung hyung nyuruh lu buat makan dulu," balas Sunghoon sambil mengaduk  makanan yang ia bawa, mengurangi panasnya.

"Bubur?" Sunghoon mengangguk.

Ni-ki melihat bubur yang di bawa Sunghoon perutnya kembali terasa mual lagi, walaupun dia bukan tipe pemilih tapi bisakah tidak dengan bubur?!

"Iya, lu gak dengar tadi? Udah buruan lu makan nanti keburu dingin gak enak." Titah Sunghoon, di tangannya sudah ada sendok juga bubur.

Ni-ki menggeleng kuat menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Demi game di kamar Heeseung, Ni-ki mual.

"Makan Nik," Sunghoon terus membujuknya tapi Ni-ki anak itu terus menolak, Sunghoon terus membujuknya makan, "Heeseung hyung!" Teriak Sunghoon.

Ni-ki membulatkan mata Sunghoon menyerah, biarkan Heeseung sendiri yang turun tangan.

"Ada apa? Ni-ki, itu buburnya kenapa belum di makan?!" Kata Heeseung masuk ke kamar mendengar Sunghoon meneriaki namanya.

"Lu sendiri aja mending hyung dari tadi nolak terus, gue suruh makan juga gak mau lu sendiri suruh sendiri, hyung." Heeseung menggeleng lalu mengambil alih tempat Sunghoon.

"Makan." Ni-ki terpaksa harus makan walau mual, kalau bukan karena ada Heeseung yang mengawasinya sudah pasti Ni-ki tidak akan makan.

Suapan ke sepuluh Ni-ki menyudahinya, "sudah hyung, mual." Ucapnya.

Heeseung mengambil mangkuk yang masih berisi sedikit bubur.

"Ya sudah, lu jangan tidur dulu biarin buburnya turun dulu, habis itu minum obat, sudah di beliin sama Jay tadi." Ucap Heeseung membereskan makanan si bungsu.

Ni-ki hanya diam memperhatikan Heeseung, Ni-ki tersenyum kecil sebenarnya hal ini tidak terjadi waktu itu tapi tidak apa apa Ni-ki suka.

Tidak tahu saja sedari tadi beberapa orang melihat interaksi dua orang di depan mereka, mereka semua tertawa keras melihatnya.

"Berhenti tertawa hyung!" Kata Ni-ki kesal mendengarnya.

"Hah? Siapa yang ketawa?" Tanya Heeseung hendak keluar terhenti  menatap Ni-ki.

"H-hah? siapa yang ketawa?" Elak Ni-ki.

Ni-ki takut sekaligus panik, takut Heeseung tahu sesuatu, sementara itu mereka masih tertawa di sudut ruangan dan semakin tertawa keras.

"Tadi lu ngomong... Mungkin gue salah dengar," Heeseung kemudian pergi keluar dari kamar Ni-ki melihat Heeseung pergi bernafas lega, untung Heeseung tidak tahu.

"Berhenti tertawa hyung! Kita hampir ketahuan Heeseung hyung, lagian ini kamar rame banget dah bukannya cuman kita berdua?" Kata Ni-ki

"haha... sebentar... haha..." bukannya berhenti tertawa Sunoo semakin tertawa.

"Sunoo hyung," panggil Ni-ki.

Sunoo semakin tertawa keras.

Ingatkan Sunoo masih di sana?

"Se...Haha...Sebentar gue... haha.... Ambil... nafas, hahaha... dulu hahaha... aduh perut gue kram," ujar Sunoo sambil memeluk perutnya.

Lima menit Sunoo akhirnya ia berhenti tertawa, Ni-ki yang melihatnya dari tadi bingung, "apa yang lucu?" Tanyanya dalam batin.

"Sudah?" Tanya Ni-ki menatapnya datar.

"Ya."

"Jadi, lu mau tanya apa, tadi?" tanya Sunoo balik.

"Ini kamar rame banget dari tadi bukannya cuman ada lu sama gue doang, di sini?"

"Oh.. Lu tanya aja sama mereka nanti waktu ketemu," jawab Sunoo terkekeh.

Ni-ki kembali di buat bingung, dia? Dia siapa? Dia yang itu atau dia yang ini? Ayolah kenapa suka sekali buat dirinya bingung...

Sunoo kembali tertawa, lalu tiba tiba berhenti tertawa dia baru ingat jika Jihoon meminta tolong kepadanya untuk menyampaikan pesan ke Ni-ki.

"Oh ya Jihoon bilang ke gue, kalau waktu lu tidak banyak lagi, waktu lu tinggal seminggu lagi," ucap Sunoo baru ingat perkataan Jihoon. 

Ni-ki tahu waktunya semakin berkurang tapi apa yang harus dia lakukan? Sampai sekarang dia belum tahu bagaimana cara untuk mencegah itu semua, agar tidak terjadi Ni-ki takut jika dirinya gagal dan takut semua akan sia sia. Ni-ki takut.

Sunoo mengerti apa yang sedang Ni-ki pikirkan Sunoo duduk di sebelahnya menepuk tepuk bahunya.

"Lu gak usah khawatir ada gue sama yang lain, kita juga bakal bantuin lu. Kita bakal selalu bareng sama lu, lu  jangan takut, gak usah khawatir, gak usah mikir yang aneh aneh kalau lu butuh masukan atau nasehat lu bisa tanya ke gue atau yang lain, atau juga lu bisa tanya ke kita yang di sini." Ucap Sunoo.

Ni-ki tersenyum semangat kembali setelah mendengar nasehat dari Sunoo, Ni-ki tersenyum lalu memeluknya.

Tidak tahu saja di belakangnya ada yang iri, mereka kan juga pingin memeluknya, tapi belum saatnya.

"Ah iya, gue baru ingat! Jihoon bilang ke gue kalau dia tidak bisa datang lagi nanti kecuali lu sudah selesain tujuan lu, baru dia datang lagi."

"Berasa Jin." celetuk Ni-ki.

Sunoo tertawa, matanya lalu menangkap kode mengisyaratkannya pergi.

"Gue harus pergi sekarang."

"Ninggalin gue lagi? Enggak! Lu gak boleh pergi!" Ni-ki mempererat pelukannya Sunoo sedikit kesulitan untuk bergerak.

"Ni-ki, sudah Ni-ki lepasin kasihan Sunoo, Ni-ki."

Ni-ki dengan berat hati melepas pelukannya karena perintah dari siapa, Sunoo berterima kasih pada seseorang yang berdiri di sebelahnya.

"Gue gak ninggalin lu Nik, gue harus pergi dulu sebentar karena sebentar lagi bakal ada yang datang lu mau kita ketahuan?" Tanyanya.

Ni-ki menggeleng, Sunoo tersenyum lalu membisikkan sesuatu ke Ni-ki, Ni-ki membelalak menatapnya tidak percaya Sunoo tertawa melihat reaksinya.

"Lu serius hyung?! Lu gak bohongkan?!" Sunoo mengangguk.

Ni-ki semakin semangat, tujuannya sebentar lagi tercapai!

"Iya Nik, Jihoon sendiri yang bilang ke gue sama yang lain." Seandainya Ni-ki tidak ingat tempat sudah dia teriak ke senangan, Sunoo tertawa melihatnya.

"Yaudah gue pergi dulu oh ya, nanti ada yang mau ketemu sama lu."

"Siapa?"

"Nanti juga lu tahu udah ya gue pergi dulu."

"Iya bye," Sunoo kemudian pergi.

Suasana kamar sepi hening Ni-ki mulai menyusun kembali rencananya juga menebak nebak siapa yang di maksud Sunoo tadi.

"Ngomong ngomong gue penasaran sama keadaan tubuh gue di sana, gimana sekarang? Gue kangen Soobin hyung, Yeonjun hyung, Beomgyu hyung, Taehyun hyung, Kai hyung. Hah, mereka lagi apa sekarang?" monolognya.

Gak tahu aja kamu Nik, kalau hyung mu lagi debat sekarang, hehe...

MEMORY WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang