BAB 2.4

109 16 4
                                    

Soobin melihat jam di ponselnya sudah hampir lima belas menit dia duduk di dalam restoran dan menunggu seseorang yang dia tunggu tunggu sedari tadi. Soobin menghela napas lalu melihat kearah pintu restoran, berharap orang itu datang menghampirinya. Namun sejak tadi dia menunggu orang itu tak kunjung datang.

kembali melihat Jam di ponselnya sudah menunjukkan jam 10:15 sudah lama dia menunggu sejak di jam 09:45 membuatnya merasa jenuh. Sebagai seorang introvert duduk sendiri di restoran yang terdengar cukup ramai membuatnya merasa kesepian, tidak nyaman itu lah yang dia rasakan sekarang. Soobin ingin segera pergi namun sebelum meninggalkan tempat itu dia harus menghabiskan makanan yang sudah dipesan yang belum sempat dia makan. Namun belum saja ia makan tiba-tiba...

"Eh, sorry Bin gue baru dateng, soalnya ada urusan mendadak tadi."

"Iya gapapa, hyung," Balas Soobin.

"Lu udah nunggu dari tadi?" Tanya orang itu.

"Ya gitu deh..." Jawab Soobin.

"Duh, sorry banget, ya." Kata orang itu merasa tidak enak karena membuat pemuda itu menunggu terlalu lama.

"Jadi lu mau tanya apa? Tiba-tiba semalam lu chat gue terus minta buat ketemuan segala, ada apa?" Tanya orang itu.

Bingung harus mulai dari mana dia akan menjelaskannya, Soobin menghela napas lalu mencoba untuk menjelaskannya secara pelan-pelan. "Jadi begini, hyung... Lu tahu sendiri kalo perusahaan lagi gak beres sekarang. Lu juga tahu kalo direktur dan manager bakal ngadain rapat besok. Lu pasti tahu apa yang bakal mereka bahas nantinya, kan?"

Orang itu merespons dengan anggukan kecil, dia mendengarkan cerita dari orang yang lebih mudah darinya yang sedang kebingungan itu dengan serius. "Iya, gue tahu soal itu, tapi apa hubungannya sama lu?"

Soobin yang menghela napas sebelum berbicara kembali. "Emang gak ada hubungannya sama gue, tapi masalahnya gue sama anggota udah mulai pecah, dan gue gak tau harus gimana."

"Tunggu, maksud lu pecah gimana?" Tanya orang itu bingung.

Soobin terdiam sejenak untuk memikirkan jawaban sebelum ia berbicara "Namjoon hyung, lu tahu kan, si Ni-ki?"

Ya benar, orang yang sedang bersama Soobin sekarang adalah Kim Namjoon, leader dari Bangtan. Namjoon sendiri terkadang menjadi tempat untuk Soobin curhat, sekaligus memberikannya nasehat dan saran jika pemuda itu sedang kebingungan. Soobin sendiri sudah menganggapnya sebagai hyungnya sendiri.

"Iya gue tahu dia, terus kenapa?" Namjoon yang meminta penjelasan dari Soobin dengan apa yang dimaksud.

"Dia sekarang lagi koma di rumah sakit, yang lainnya juga pada dirawat di rumah sakit yang sama. Karena itu gue sama yang lain juga mulai dingin susah banget buat ngobrol lagi, gue takut kita bakal mencar. Gua bingung harus ngapain sekarang, hyung." Jawabnya yang merasa khawatir dengan keadaannya temannya sekarang.

"Oke, gue ngerti keadaan lu sekarang, gapapa coba lu ceritain pelan-pelan kasih tau gue dari awal kejadian, dan kenapa mereka bisa kayak gitu."

Soobin lalu menjelaskannya semuanya secara pelan-pelan, mulai dari bagaimana kecelakaan yang dialami Heeseung dan teman-temannya terjadi. Mengingatnya kembali membuat Soobin merasa sedih, melihat teman-temannya terbaring tak berdaya di atas kasur rumah sakit. Dan semenjak kejadian itu Soobin dan yang lainnya mulai saling mengabaikan, bahkan untuk menyapa saja rasanya sulit, terutama Beomgyu. Soobin bingung dengan keadaan yang sekarang dia alami, dia tidak ingin merasakan hal seperti ini.

"Begitu rupanya...." Kata Namjoon mengerti keadaan pemuda di depannya, setelah mendengar ceritanya yang cukup sedih.

"Iya, gue sendiri sadar gue juga udah cuek sama member gue sendiri. Tapi hyung, gue terus kepikiran sama keputusn direktur perusahaan. Gue gak tahu apa kalo udah kayak gitu." Ujar Soobin merasa frustasi dengan kondisi teman-temannya dan juga tindakan yang perusahaan akan lakukan kedepannya.

MEMORY WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang