MATE [VegasPete]

7. Nightmare

Halooooo, saya update lagi dan ngerasa bangga karena bisa update 3 chapter dalam waktu yang berdekatan hehe. Semoga nggak bosen ya karena sering update.

Chapter ini rasanya cukup panjanggg, dan di tengah-tengah cerita nanti aku ada switch POV dari Pete POV ke Author POV ya demi keperluan cerita hehe... please enjoy this chapter :D

PETE POV

"Tuan Pete, ayo bangun. Sudah pagi." Ini sudah kesekian kalinya Nont mencoba membangunkanku, tapi aku hiraukan. Sebenarnya bukan karena aku belum bangun. Justru karena aku belum tidur sama sekali. Sampai sekarang akhirnya badanku terasa sangat lemas dan tidak memiliki tenaga. Entahlah, semalaman aku seperti memikirkan sesuatu tapi aku tidak benar-benar tau apa yang sedang aku pikirkan. Intinya aku sama sekali tidak bisa tidur, bahkan sama sekali tidak mengantuk. Baru menjelang pagi aku mulai merasakan mataku memberat, namun badanku justru menolak untuk beristirahat.

"Tuan Pete.." Panggilnya sekali lagi. Aku menghela nafas berat. Kemudian bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Bersiap untuk mandi tentu saja kemudian segera memulai aktivitasku pagi ini.

"Tuan Pete baik-baik saja?" Tanya Nont, sambil membantu mengambil baju kotorku untuk bisa dicuci nantinya. Aku menoleh ke arahnya, memperhatikan pelayanku yang bertubuh kecil ini dan memintanya untuk menilai sendiri keadaanku saat ini. Ah, sebenarnya masih aneh untuk memanggilnya pelayanku. Aku sepertinya belum terbiasa dengan semua privilege ini.

"Tuan Pete tidak baik-baik saja." Nont akhirnya menyimpulkan setelah melihat kondisiku. Aku menghela nafas lagi dan segera menghilang di balik pintu kamar mandi.

-------

Selesai mandi, seperti biasanya Nont dan dua pelayanku yang lain mulai membantuku untuk mempersiapkan diri. Mengganti pakaian, menata rambut, menggunakan sedikit riasan, dan sebagainya. oh iya, berbicara tentang riasan, aku memang baru memakainya akhir-akhir ini setelah mengikuti kelas grooming dan etiket dari guru etika langsung yang didatangkan kerajaan. Dan di dalam kelas itu aku tentunya diajarkan bagaimana untuk memperindah diri, merawat diri, dan beretika yang tepat sebagai calon Great Omega baru.

Dan akhirnya beginilah aku sekarang. Mencoba menggunakan riasan sedikit untuk sehari-hari. Karena aku memang diperintahkan demikian.

Huh pantas saja ya Great Omega Big selalu terlihat begitu anggun dan bersahaja. Pasti beliau sudah berkali-kali mendapatkan ilmu bukan hanya melalui teori, tapi juga dari pengalaman. Tidak heran kalau Great Omega Big selalu dipandang sebagai panutan bagi omega-omega di negara ini.

Seketika aku merasa kecil. Bagaimana aku nanti kalau tidak bisa menyamai Great Omega Big? Ah bahkan membayangkan untuk setara dengan beliau saja aku merasa tidak pantas. Aku menghela nafas dan menekuk mukaku, merasa takut dengan berbagai kemungkinan yang ada nantinya.

"Sakit ya, Tuan? Maafkan saya." Kata salah seorang pelayanku yang sedang membantu memberikan pewarna mata. Mungkin dia melihat bagaimana aku mengerutkan wajah sehingga dia mengira aku kesakitan atau terganggu.

"Oh tidak, tidak. Lanjutkan saja." Kataku memerintahkan. Dan kemudian kedua orang pelayanku ini melanjutkan meriasku. Hanya riasan tipis saja untuk sehari-hari. Pewarna mata, penegas garis mata, dan juga perona pipi. Mungkin sedikit minyak di bibirku.

Kalau boleh jujur aku sebenarnya sangat suka dengan riasan wajah. Aku sudah menaruh ketertarikan sejak dulu, bahkan sebelum aku mendapatkan simbol mateku. Tapi karena memang temanku daridulu hanya Porsche dan Pol si Alpha, dan omega lainnya adalah Arm yang sama sekali tidak tertarik dengan makeup tentunya membuatku perlahan-lahan menekan ketertarikan tersebut karena aku merasa tidak memiliki teman untuk berbagi. Jadi, ya sudah akhirnya baru kali ini aku benar-benar menggunakan riasan wajah seperti ini.