PETE POV
"Tarik nafas yang dalam, tahan..... hembuskan."
Aku mendengar suara Kru Jom, guru meditasiku, yang masih selalu memberikanku instruksi. Ini sebenarnya adalah pertemuan keempat kami dalam waktu satu bulan terakhir. Namun sepertinya masih banyak yang belum bisa aku mengerti, termasuk tentang tujuan meditasi itu sendiri. Aku sama sekali tidak tau untuk apa!
"Kamu dimana sekarang, Pete?" tanyanya. Aku hampir saja menjawab berada di halaman belakang mansion Vegas –karena memang kami sekarang berada disana-, kalau saja aku tidak tiba-tiba merasakan duniaku berputar dan kemudian dalam pejaman mata aku dapat melihat dengan jelas dimana aku berada saat ini.
Hutan yang pernah aku mimpikan waktu itu!
"Di dalam hutan, Kru." Jawabku.
"Seperti apa hutannya?"
"Pohon-pohonnya tinggi, tapi sinar matahari masih bisa masuk dengan jelas, rumputnya tumbuh subur dan sangat luas." Jelasku mendeskripsikan apa yang aku lihat sekarang.
"Apa kamu pernah kesana?"
"Iya." Jawabku "Uh, No. Sebenarnya waktu itu hanya mimpi." Aku masih memejamkan mata sambil menjawab pertanyaan Kru Jom.
"Itu bukan mimpi, anakku." Aku bisa merasakan Kru Jom yang tiba-tiba memegang kepala bagian atasku. "Apa kamu bisa berjalan disana? Cobalah melangkah."
Dan aku menurutinya. Aku mencoba melangkah dengan pelan, satu langkah, dua langkah, dan kemudian langkah selanjutnya aku melakukan seperti sedang berjalan biasa. Woah, aku saat ini merasakan seperti sedang menggunakan VR! Keren sekali!
"Kamu akan kemana sekarang?"
"Tidak tau." Jawabku "Tapi aku ingin melangkah kedepan sana."
"Ikuti saja kata hatimu. Melangkahlah."
Aku mengangguk. Tetap masih terpejam, aku beberapa kali merasakan Kru Jom yang seperti menepuk-nepuk kepala bagian atasku berulangkali.
"Saat kamu berjalan, pastikan kamu masih bisa merasakan tepukan di atas kepalamu ini, Pete. Dan kalau kamu tiba-tiba sudah tidak merasakannya, segeralah berteriak."
Aku hanya menggumam untuk menjawabnya. Masih melanjutkan langkah kaki yang mungkin bisa dikatakan secara virtual ini.
Kondisi hutan ini masih sama seperti yang aku lihat di mimpiku waktu itu. Masih sunyi, sepi, dan hanya ada suara jangkrik serta air yang mengalir. Aku beberapa kali juga menoleh ke sekitar, mungkin berharap akan menemukan Wolf Vegas seperti saat itu. Namun kali ini nihil, aku tidak menemukannya.
Aku tidak sadar berapa lama aku berjalan, yang jelas aku masih mengikuti kata hatiku, dan juga tetap berusaha berkonsentrasi sambil merasakan tepukan Kru Jom di atas kepalaku ini.
"Kru..." panggilku.
"Ya, Pete? Apa yang kamu lihat?"
"Tombak." Jawabku, ragu. Namun aku berusaha mendekat. Melihat sebuah tombak yang tertancap di atas sebuah batu besar secara anggun. Seolah-olah batu besar itu memang adalah tahtanya.
"Seperti apa tombaknya, anakku?"
"It's gold." Jawabku. "The handler is gold, mata tombaknya juga berwarna emas. Dan ada bentuk bulan sabit di ujung tombak." Aku mendeskripsikan.
"Aku bisa melihat ukuran simbol milik Vegas disepanjang pegangannya." Lanjutku. "Dan ada permata berwarna merah tepat sebelum mata tombak."
(Bayangin tombaknya mirip kayak tombak Thena Eternals, Cuma di bagian mata tombaknya ada tambahan permata warna merah aja)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE [VegasPete]
FanfictionSemua orang tau kalau Vegas adalah termasuk jajaran tertinggi Alpha terkuat yang ada di generasi ini. Tapi mereka tidak tau kalau Vegas juga merupakan The Next King Alpha yang harus segera diteguhkan pada umurnya yang ke 20, 6 bulan lagi. Sementara...