16. Our First Date

22.5K 2.5K 937
                                    

Ada yang bilang katanya mau update seminggu sekali tapi sekarang malah update dobel. Siapa?

Maaf ya emang tukan bullshit authornya. Soalnya lagi kangen Biu jadi cari kesibukan biar ngga kepikiran kangennya :((( akhirnya nulis lagi aja deh. Next chapter tetep hari kamis/jumat ya.

Semoga suka chapter iniiii...

Warning: manis tapi ada bikin emosi sedikittttt...

PETE POV

Aku memandang ke arah luar mobil dari balik jendela dengan sedikit ragu. Kemudian beralih memandang Vegas yang ada disampingku dengan pandangan yang lebih ragu lagi. Karena aku benar-benar tidak yakin dengan ide Vegas sekarang.

"Vegas, kamu yakin?" tanyaku lagi memastikan. Dan dia hanya tersenyum geli sambil mengangguk.

"Yakin dong. Memangnya kenapa? Nggak apa kan kita kencan di pasar malam?"

Ya tidak apa-apa sih kalau saja dia adalah 'orang biasa'. Masalahnya kan Vegas penerus tahta, dan kami berdua mengunjungi tempat ramai seperti ini. Yang paling parah adalah kami hanya berangkat berdua, tanpa bodyguard satupun. Apakah ini ide yang bagus?

"Tapi kamu... kalo orang... kamu kan..." Aku bingung akan mengatakan bagaimana, akhirnya aku hanya terbata-bata.

"Kalau orang kenal aku?" tanyanya, dan aku mengangguk.

"It's okay. Memangnya kenapa kalau mereka kenal aku? Kan aku juga bukan artis." Katanya santai sambil mulai membuka sabuk pengaman.

Iya kamu bukan artis tapi calon King, Vegas.

"Ayo keluar." Katanya yang siap membuka pintu. Sementara aku hanya diam, memandangnya dengan pandangan kesal. Bagaimana sih dia bisa santai sekali? Memangnya tidak takut kalau akan terjadi apa-apa di tempat umum tanpa pengawalan sama sekali seperti ini?

"Kenapa sih kenapa sih?" aku melihatnya yang batal membuka pintu kemudian kembali menghadapku. Mulai membukakan sabuk pengaman milikku dan kemudian menatapku lagi sambil mengangkat alisnya. Masih menuntut jawaban dari pertanyaannya barusan.

"Ini tempat umum, Vegas." Kataku. Dia kemudian menghela nafas dan selanjutnya menjulurkan badan ke jog belakang. Mengambil sesuatu.

"Kita pakai ini, oke?" tanyanya sambil menunjukkan dua topi hitam. Aku dengan ragu menerimanya. Oke lah, begini lebih baik.

"Lagian bukannya kamu sudah pernah kemari dengan Tankhun dan teman-teman kamu yang lain waktu itu? Aman kan?" tanyanya.

Aku terdiam. Kemudian menelan ludah kasar.

Oiya, Vegas waktu itu taunya aku ke pasar malam –karena memang Tankhun mengatakan seperti itu-. Yang ternyata justru aku diajak ke bar dan berujung dengan kami semua –kecuali Kinn- yang mabuk lumayan berat.

Aku meringis mengingatnya. Boleh tidak ya aku berharap agar Vegas tidak akan pernah tau kebenarannya?

Akhirnya aku hanya tersenyum kepada Vegas, lalu segera memasang topi yang ia berikan barusan kemudian beranjak keluar. Menghindari agar Vegas menanyakan hal yang lebih panjang lagi.

Aku melangkah sambil memperhatikan sekeliling, berharap menemukan hal yang aku suka. Disini, seperti pasar malam pada umumnya. Banyak sekali orang-orang yang berjualan, mayoritas makanan. Kemudian aku juga melihat satu arena yang penuh dengan berbagai macam permainan. Oh, tapi aku tidak tertarik dengan itu. Tujuanku sekarang adalah makanan dan makanan! Tidak ada yang lain.

Seperti dugaanku, pasar malam ini sangat ramai. Aku bisa melihat banyak sekali kelompok remaja, pasangan, bahkan hingga keluarga ada disini. Mereka semua terlihat sangat menikmati waktu mereka bersama dan membuat suasana di pasar malam ini semakin penuh sesak Aku jadi berpikir, memangnya ini hari apa ya?

MATE [VegasPete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang