20. The Three of Us

20.1K 2.4K 800
                                    

PETE POV

Aku membuka mataku pelan saat menyadari sinar matahari sudah mulai memasuki kamar. Mataku mengerjap pelan kemudian menatap jendela besar yang tepat ada di hadapanku ini. Tirainya masih tertutup namun aku bisa tau sinar matahari bisa menembus celah-celahnya. Cukup menyinari kamar dengan nuansa merah hitam ini dan membuat mataku silau.

Aku mengerang saat menyadari pagi ini terasa begitu dingin. Sehingga yang awalnya aku berniat akan langsung bangun akhirnya justru kembali menarik selimut dan menutupi tubuhku hingga ke dagu. Dingin sekali.

Menjelang akhir bulan ke 10, yang artinya ada di pertengahan musim gugur menuju musim dingin memang selalu membuat suhu di pagi hari seringkali tidak ramah untuk kondisi tubuh kami. Dingin sekali hingga rasanya ingin tetap berada di atas kasur dan berpelukan-

Eh?

Aku baru menyadari ada lengan yang melingkar perutku. Begitu pula aku juga merasakan ada sesuatu yang menempel di punggungku, diiringi dengan deruan nafas yang teratur dan membelai bagian belakang kepala.

Aku segera memutar tubuhku cepat, menghadap ke arahnya dan memperhatikan sosok didepanku yang masih terpejam ini dengan lekat selama beberapa detik. Kemudian aku menghela nafas. Ini masih Mav.

Sudah tiga hari sejak pertama kali Mav bangun. Dan berarti total sudah 6 hari Vegas tertidur dan belum kembali juga. Aku jadi merasa sedikit khawatir karena takut Vegas kenapa-kenapa. Apakah energinya belum sepenuhnya kembali? Apakah harus ada yang aku lakukan untuk membantunya? Apakah aku panggil dr. Top saja?

"Do you miss him that much?" Aku tidak sadar kalau Mav sudah bangun karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri sebelumnya. Aku menoleh dan kemudian tersenyum singkat ke arah Mav.

"Iya," aku mengangguk menjawabnya.

"Iya apa?"

"I miss Vegas." Jawabku. Mav sudah sering sekali mengatakan agar aku memberikan Vegas kesempatan dan tidak mencoba menutup diri lagi. Sesuatu yang harus aku coba mulai dari sekarang.

"Berarti kamu tidak suka ada aku disini?"

"No, bukan begitu." Aku memeluk Mav. Masih dalam posisi berbaring kami, karena aku jujur masih merasa kedinginan sekarang dan aku memerlukan kehangatan "Kamu tau kalau maksudku bukan begitu." Kataku lagi.

Tiga hari bersama Mav membuatku cukup mengenalinya dengan baik dan aku tau aku merasa sangat nyaman didekatnya. Mav itu sangat gentle sekali. Dia memperlakukanku dengan baik. Sesuatu yang aku tidak prediksi karena apabila melihat bentuk serigalanya yang menyeramkan itu, aku kira dia akan jadi sosok yang keras dan kejam. Tapi ternyata selain sifat mesumnya, Mav ini berperilaku sangat baik kok.

Sebenarnya sama seperti Vegas. Vegas dari luar juga terlihat seperti sosok dengan wajah antagonis. Bahkan sebelum aku mengenalnya dulu aku juga menganggapnya demikian. Namun setelah mengenal Vegas, aku juga tau dia adalah orang yang sangat lembut. At least, dia memperlakukanku dengan lembut. Berbeda dengan bayanganku dulu.

Satu lagi deretan yang menambah kesamaan Mav dan Vegas.

"Okay okay I know it, pretty." Mav membalas pelukanku sehingga kami berdua saat ini masih cuddle diatas ranjang untuk sama-sama menghangatkan badan.

Oh iya satu hal yang aku sadari pula dari Mav. Dia sangat suka memujiku. Dia selalu menemukan kesempatan untuk memuji apa yang aku lakukan atau hanya sekedar memuji penampilanku. Dia selalu mengatakan aku cantik, aku hebat, senyumku manis, aku menggemaskan, dan sebagainya. Yang semuanya itu selalu bisa membuat wajahku terasa panas dan memerah. Kalau begini aku jadi merasa seperti Lune saja yang mudah tersipu.

MATE [VegasPete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang