MATE [VegasPete]

29. Who Am I?

Sedikit hiburan untuk kalian yang ngerasa kosong dan hampa setelah series dan World Tour selesai.

Semoga bisa sedikit menghibur wkwk. Aku masih liburan btw. 

Please enjoy this chapter yaa :))

----------

AUTHOR POV

"Aku disini. Aku yang diinginkan, kan? Lepaskan Vegas, aku mohon." Tertatih, dengan kaki tanpa alas dan tubuh yang banyak tergores karena menembus padang alang-alang yang juga memiliki beberapa tanaman berduri, Pete akhirnya sampai ke tempat dimana tujuannya berada. Tempat  dimana dia akan berusaha menyelamatkan Vegas. Orang yang selalu melindunginya selama ini. Orang yang selalu memberikan rasa aman bagi Pete selama ini. 

Dan kini, Pete bertekad biarkan dia yang giliran melindungi Vegas.

"Oh? Akhirnya datang juga Omega lemah ini. Berani sekali, huh?"

Penyihir hitam itu sedikit terkejut saat melihat Pete akhirnya datang. Dia kira, dia harus melakukan upaya paksa untuk menculik target utamanya ini. Dengan menyuruh Tawan misalnya. Karena sejak beberapa hari lalu, sejak Tawan mengatakan bahwa Pete sudah tidak ada di mansion Vegas lagi -yang berarti Pete sudah tidak ada dalam perlindungan segel mansion tersebut-, penyihir itu tetap tidak bisa mendekati apalagi menyentuh Pete sama sekali. Dia bahkan tidak mengetahui dimana Omega itu berada. Seperti ada sebuah kekuatan lain yang secara sengaja menutup aksesnya terhadap Pete, melindungi Omega itu.

Dan sekarang semua pertanyaannya akhirnya terjawab. Saat dia secara langsung melihat Pete, melihat sesuatu yang melingkar di jari telunjuk Omega itu, dia tau kekuatan apa yang ikut campur dalam hal ini. 

Moon-Fucking-Goddess itu lagi yang ikut campur. Batinnya menggeram marah.

"Jadi benda itu yang melindungimu selama ini, huh?"

Mendengar penyihir hitam itu berbicara dan menatap langsung ke matanya membuat Pete mau tidak mau bergetar juga. Dia masih merasa cukup ketakutan. Semua trauma yang diberikan penyihir hitam ini selama satu minggu lebih saat merasukinya dulu, ditambah dengan Pete yang tiba-tiba mengingat apa mimpi buruk yang diberikan oleh penyihir ini membuatnya semakin ketakutan. Belum lagi dia tidak yakin apakah yang dia lihat itu adalah hanya mimpi buruk, atau penglihatan dari masa depan. Karena kalau sampai itu adalah penglihatan...

Pete tidak lagi tau apakah dia masih memiliki keberanian menghadapi semuanya ini.

Dengan sedikit gemetar, Pete mencoba menyembunyikan tangan kanannya di balik tubuh. Jika benar cincin ini yang dimaksud si penyihir untuk bisa melindunginya, berarti Pete bisa memiliki harapan besar pada cincin ini. Entah bentuk perlindungan seperti apapun itu.

Pete mengatupkan rahangnya dengan kuat, mengangkat dagunya tinggi. Mencoba terlihat kuat dan berani di hadapan penyihir hitam itu. Meskipun dalam waktu yang bersamaan dia juga tidak bisa menyembunyikan kilat ketakutan dari matanya.

Pete tau bahwa sekarang dia terlihat menyedihkan. Dia datang seperti ini, terlihat benar-benar menyerahkan diri, tanpa persiapan, tanpa perlindungan apapun. Ditambah lagi saat mendatangi tempat ini, dia baru tau dan tersadar sebesar apa hal yang akan dia hadapi setelah ini.

Sebuah padang alang-alang yang sangat luas, dengan satu area yang kosong tepat di tengah-tengahnya. Tempat dimana penyihir ini membuat sebuah api unggun besar yang sekarang menyala dengan begitu kuat dan panas. Langit sore yang berwarna oranye seakan-akan semakin menambah bagaimana mencekamnya kondisi disana.

Pete juga menyadari bahwa yang mengelilingi mereka saat ini adalah para korban Omega yang hilang itu. Dengan kondisi sangat mengenaskan. Terikat di sebuah pohon mati, tanpa busana, dengan tubuh kotor, dan juga tidak sadarkan diri. Dia bahkan tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah dialami para Omega ini dan apa saja yang diperbuat penyihir jelek tersebut kepada mereka. Berminggu-minggu dalam kondisi disekap, terlebih dengan melibatkan adanya kekuatan sihir. Membayangkannya saja membuat Pete begitu ketakutan. Dan dia merasa buruk akan hal itu.