Haiii, ada yang masih inget book ini nggak? :') Udah pada lupa kayanya ya?
Sedikit hadiah buat kalian karena aku lagi bahagia buat hari ini dan besok juga hari bahagiaku (tapi aku masih libur ya dan jangan ditanyain lagi kapan next update bcs i don't know either)
Sebelum aku mau mulai chapter 26 ini, aku mau recap dulu soal chapter 25 kemaren deh. Aku mau jelasin beberapa poin penting dari sudut pandang aku sebagai author. Kalo ada yang tertarik baca, bisa skip dulu ke bagian akhir cerita (author note) yang tulisan italic aja ya.
Please enjoy this chapter :))
-----------------------------
PETE POV
Aku tidak lagi tau apa yang aku rasakan dan alami sekarang. Rasanya sudah tidak memiliki tenaga bahkan hanya untuk mengangkat kepala karena sedari tadipun kepalaku hanya bersandar ke kaca jendela mobil. Menatap kosong ke arah luar dan merasakan setiap rasa sakit yang tiba-tiba saja menjalar ke seluruh tubuh. Badanku sakit, kepalaku sakit, hatiku juga sakit. Saking sakitnya, aku tidak tau mana rasa sakit yang mendominasi. Semua menyerangku secara bersamaan.
Aku menarik nafas, dalam. Menghembuskannya secara perlahan berharap semua rasa sakit ini hilang seiring dengan nafas yang aku keluarkan tersebut. Kemudian menggenggam tanganku sendiri dan meremasnya kuat. Berharap aku memiliki pegangan dan pelampiasan emosiku untuk saat ini, apapun itu.
Tatapan Ken yang sejak tadi ia curi-curi dari kaca spion depan sebenarnya aku sadari. Dia berulangkali melirikku, aku tau itu meskipun aku tidak melihat ke arahnya. Aku juga merasakan bahwa sedari tadi Ken terlihat secara sengaja membawa mobil dengan laju yang cukup lambat. Entah apa maksudnya. Tapi kalau tujuannya memperlambat laju mobil adalah untuk memberikanku kesempatan berpikir untuk kembali, maka jawabannya adalah tidak akan.
Aku tidak akan kembali.
Aku sudah memutuskan meninggalkan mansion Vegas. Sesuai yang ia katakan padaku tadi. Meninggalkan Nont yang menangis, Pa yang hanya menatapku kosong saat aku berpamitan tadi. Dan juga meninggalkan Vegas yang bahkan tidak sempat aku lihat lagi setelah apa yang dia ucapkan sebelumnya.
Let's end it here.
Dan sepertinya itu adalah memang akhir dari kami berdua. Akhir dari Pete si pemimpi handal dan tidak tau diri yang berharap akan memiliki kebahagiaan dengan berperilaku egois. Akhir dari Pete yang begitu sombong dan sempat berpikir bahwa dia bisa memikul tanggung jawab besar. Yang bahkan aku tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu.
Aku akan memulai semuanya lagi dari awal. Meninggalkan kehidupan semu-ku selama beberapa bulan di mansion mewah itu. Meninggalkan semua yang aku miliki disana. Ah, bukan. Itu bahkan tidak aku miliki. Semuanya tidak pernah benar-benar aku miliki.
Aku bahkan sekarang hanya menggunakan baju yang aku anggap paling sederhana yang tersedia di lemari baju di mansion itu. Hanya sebuah sweatpants hitam dan juga kaus lengan panjang berwarna putih. Aku tidak mengemasi barangku sama sekali karena itu semua memang bukanlah milikku. Aku datang ke mansion Vegas tanpa membawa apapun, maka biarkan aku juga pergi dengan kondisi yang sama.
Namun aku akhirnya baru tersadar bahwa ada satu yang masih terbawa. Cincin di jari telunjuk kananku. Aku memandang cincin itu.
Aku melupakannya. Aku terlalu kalut sampai melupakan benda kecil itu untuk aku kembalikan. Ah.
Aku segera melepaskannya. Menggenggam erat di tangan kananku. Kemudian kembali menyandarkan kepala ke kaca jendela mobil, lalu memejamkan mata. Menikmati bagaimana kepalaku sedikit terbentur seiring dengan mobil yang melewati jalanan yang tidak terlalu mulus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE [VegasPete]
FanfictionSemua orang tau kalau Vegas adalah termasuk jajaran tertinggi Alpha terkuat yang ada di generasi ini. Tapi mereka tidak tau kalau Vegas juga merupakan The Next King Alpha yang harus segera diteguhkan pada umurnya yang ke 20, 6 bulan lagi. Sementara...