21

20.2K 1.3K 18
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Arasha mulai berhenti menangis. Ia melepaskan pelukan Kevin, lalu menatap Rizky dengan tajam bukannya terlihat menyeramkan malah terlihat sangat imut dimata Rizky mata yang berair, hidung beserta pipinya memerah, dan jangan lupa sesegukan nya karena sehabis menangis.

"Jangan natap kek gitu, mau abang gigit lagi " Rizky bahkan berusaha keras menahan diri nya agar tidak kelepasan mengigit Arasha lagi.

Arasha menatap Rizky dengan mata melotot seolah mengatakan bahwa dia sedang marah besar, dan jangan lupakan sesegukan nya yang masih belum berhenti.

" Gak semua orang kuat sha... " lirih Zio, dia sudah tidak kuat. Ia menyerah dan...

Happ...

Dan Arasha kembali menangis saat Zio menggigit pipinya, bahkan rasa sakit dari gigitan Rizky saja masih belum hilang.

" Aaaa gw gak kuat sha... " Zio mengigit pipi Arasha bahkan sampai meninggalkan bekas.

Tiba-tiba ada yang menarik tangan Arasha lalu orang itu menggendong nya ala koala.

Arasha yang mengira itu adalah Refan langsung menyembunyikan wajah nya di cecuruk leher orang itu.

" Huwaaaaa abang mereka jahat masa Acha digigit, kan sakit huhuhu... "

" Hiks.. Bang epan kita mau kemana? "tanya Arasha di sela tangis nya.

" Bang epan kok ga jawab " Arasha yang penasaran pun mendongakkan kepalanya dan

Deg....

Ternyata itu bukan Refan, tapi...

" Abang gak suka klo kamu punya panggilan khusus buat mereka, paham. " suara dep voice lelaki itu menyapu pendengaran nya.

" Turun, turunin.. " Arasha memberontak di gendongan lelaki itu.

" No, I will take you back to my apartment "

"Lepasin, aku gak mau " Arasha terus memberontak.

"No my love, you know I'm very jealous of those who can always be with you all the time. As for me, I can only see you from a distance and I can't."

"Mengertilah itu semua untuk kebaikan mu, aku menyayangimu dan juga mereka. Tidak ada yang kubeda-bedakan kalian semua orang yang aku sayangi."

"But you're too close to them baby and I don't like that. You always make them a priority regardless of how I feel." Ucapnya sambil membenamkan wajahnya pada bahu Arasha.

Arasha merasa bahunya basah. Laki-laki itu menangis rupanya.
Arasha turun dari gendongan laki-laki itu tapi lelaki itu memeluk nya semakin erat.

Ia mengangkat wajah lelaki itu dari bahunya

damn he's so cute....

"Don't cry. Now I want to ask, what are you doing here?" Tanya Arasha.

"Kangen..." Ucap nya manja.

"Pergilah, nanti aku akan menemui mu"

Laki-laki itu langsung pergi dan bersamaan dengan itu datang lah Refan dkk
"Acha tadi siapa yang tiba-tiba bawa kamu? "

"Sha tadi siapa yang tiba-tiba bawa lo pergi?"

"Kamu gapapa kan? Ga di apa-apain kan?"

"Sha lo baik-baik aja kan ? Ga ada yang lecet kan?"

"Arasha jangan diem aja ayo jawab ,kamu gapapa kan ? Atau orang tadi ngapa-ngapain kamu ? Jawab sha"

"GIMANA MAU JAWAB KALIAN AJA NANYAIN NYA TANPA JEDA SEDIKITPUN " jawab Arasha ngegas.



































































Seorang gadis sedang berjalan melewati lorong yang terlihat gelap dan sepi hanya ada sedikit pencahayaan dari lapu lantera kuno yang tergantung di dinding.

Tuk...

Tuk...

Tuk...

Di lorong itu hanya terdengar derap langkah kaki nya saja. Gadis itu masuk ke sebuah ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan nampak lah  hal tak senonoh didepannya.

"Ck menjijikkan sekali "gumamnya .

Seorang wanita yang sedang duduk di pangkuan seorang pria menoleh kearah pintu yang terbuka.
Wanita itu terlihat full naked tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.

"Berani sekali kau memasuki ruangan ini tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu" marah wanita yang sedang melakukan hal tak senonoh itu.

Gadis itu berlalu tanpa menghiraukan amarah dari jalang didepannya. Ia duduk di kursi yang berada didepan mereka tanpa menghiraukan aksi menjijikkan dari jalang itu. Sedangkan laki-laki yang memangku jalang itu hanya menampilkan wajah datar tanpa merasa terganggu atas kehadiran gadis itu, ia dengan santainya mendorong wanita di pangkuan nya sampai wanita itu  menjerit kesakitan.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku jika kau mau kesini ?"tanya pria itu sambil merapikan pakaiannya.

"Apa aku perlu izin dari mu untuk kesini? Tentu saja tidak " gadis itu menatap sang pria datar.

"Yaa aku tau itu " ucap pria itu cuek.

"Honey..."suara manja dari jalang itu terdengar membuat gadis itu bergidik ngeri.
'sangat menjijikkan dan tidak tahu malu'

"Pergilah dan ambil bayaran mu ini" pria itu melempar beberapa lembar uang merah kearah wanita itu. dengan mata berbinar wanita itu mengumpulkan uang yang berserakan itu lalu ia memungut pakaian nya lalu pergi begitu saja.
Namun setelah diambang pintu wanita itu berkata
"Kalau kau ingin lagi panggil saja aku sayang, aku akan  dengan senang hati melayani mu " ucap nya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Cihh...."pria itu hanya berdecih.

"Apa yang kau inginkan? Tidak mungkin kau kesini kalau tidak menginginkan sesuatu " suara pria itu melembut dan wajahnya sudah tidak datar lagi.

"Aku hanya ingin meminta sedikit bantuan "
Pria itu tersenyum, senyuman yang tidak pernah ia perlihatkan kepada siapapun kecuali gadis didepannya ini.

"Yeahh of course, anything for you my Angel"

Gadis itu tersenyum lalu ia berdiri dan mendekat kearah pria itu ia sedikit berjinjit

Cupp...

Pria itu menutup matanya sambil tersenyum manis. Gadis itu mencium tepat di rahang kokoh pria tampan itu ralat sangat tampan.

Jiwa Yang Berbeda ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang