tentang masa lalu

11.2K 881 3
                                    


Jangan pernah menyalakan masa lalu
Karena tanpa masa lalu, tidak akan tercipta masa depan seperti sekarang

~saya

.
.
.
.
.
.

Tingg....

Sebuah pesan masuk


+6289404××××

Sudah dapat queen, dan saya kirim lewat email


Ya

Arasha membuka email-nya dan membaca semua informasi terkait keluarga D'franz.

Dan gotchaaaa.....

Dan ia menemukan informasi yang sungguh mengejutkan dan tidak pernah ia sangka.

"Jadi kemungkinan besar orang itu adalah..."

Hahaha....
Arasha terawa pelan, luar biasa dan pion-pion yang ada disekitarnya itu adalah kiriman dari orang itu, pantas saja ada yang aneh ia merasa tidak memiliki musuh.

Aaa iya kalaupun ia memiliki musuh, itu bukan musuh pribadinya  dan tidak ada satu pun musuhnya yang tahu tentang identitasnya yang sebenarnya.

"Ternyata oh ternyata orang itu yang mengirimkan mereka semua untung saja aku sudah waspada sejak awal dan berkat bantuan pion-pion bodoh itu dengan mudah aku menarik sang dalang utama keluar" senyum miring tercetak jelas di bibir berwarna merah alami itu.

Arasha masih berada di tempatnya menatap lurus kebawah menyaksikan perkelahian yang sdh mulai berhenti karena orang-orang dari pihak sang ayah sudah mulai kelelahan.

Adu argumen yang terjadi di bawah sangatlah menarik yang mana membuat Arasha semakin penasaran bagaimana kisah lengkap dan awal pertikaian kedua kakak beradik sedarah sekandungan itu.

Ia perlahan menuruni tangga tanpa menimbulkan suara sedikitpu dan suara itupun semakin terdengar jelas.

" Tidak pernah ku sangka bahwa orang yang selama ini yang selalu mengirim teror dan membuat masalah dengan keluargaku adalah kau..." Murka Jordan D'franz ayah dari Arasha.

"Adikku sendiri.... Pantas saja kau menghilang seperti ditelan bumi tanpa meninggalkan jejak atau pesan sedikitpun dan kau yang menculik Putra ku bukan saat dia masih bayi" lanjutnya.

"HAHAHA.... bagaimana kakak apa kau menikmati drama yang kubuat untuk keluargamu hmm..."

"Kurang ajar kau Jordi kau mempermainkan keluarga kakak mu sendiri, kenapa kau melakukan ini?"
Tanya Jordan

"Kakak bertanya kenapa aku melakukan ini apakah kakak lupa apa yang pernah terjadi dulu, apa yang terjadi padaku dulu dan itulah yang membuat ku melakukan ini semua"

"Kakak terlalu meremehkan apa yang terjadi dulu dan kakak menganggap sepele perilaku yang kudapat dari Daddy dan mommy perilaku tidak adil yang mereka lakukan kepadaku" nafasnya tersengal-sengal

"Kau tidak akan pernah tahu apa yang kurasakan dan kau tidak mengerti apa yang kujalani selama ini, apa yang kuderita dari kecil hingga aku besar.
Kau tidak akan mengerti dan tidak akan pernah mengerti" dibalik topeng hitam berkarakter naga itu ada sepasang bola mata berwarna biru safir yang sama persis dengan milik seorang Arasha. Mata itu memancarkan dendam, amarah, kesedihan dan terdapat jejak  kenangan buruk yang ia dapat di masa lalu.

"Mereka tidak pernah berprilaku adil terhadapku dan mereka tidak pernah menyayangi ku sedikitpun bahkan saat aku menghilang mereka tidak pernah mencari diriku. Saat pergi dari rumah aku selalu berharap bahwa kalian mencari ku maka dengan itu aku bisa menganggap bahwa kalian peduli dan menyayangi ku walaupun sedikit" Sedikit, sedikit terlihat mata indah itu menampakkan luka tanpa sengaja.

"Tapi itu semua hanya angan-angan saja, aku menunggu terus menunggu setiap detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun dan semuanya nihil tidak ada perubahan tidak ada seorangpun yang mencari ku"

"Sampai dimana aku mendengar kabar mommy sakit dan disaat sakitnya pun dia hanya mencari mu, mengingat mu dan selalu memanggil nama mu dalam tidur nya, yahh selama mommy sakit setiap tengah malam aku selalu menyelinap dan mendampingi mommy tanpa diketahui oleh siapapun. Aku masih berharap mommy memanggil namaku walaupun sekali saja, sekalipun mommy hanya mengigau namun memanggil namaku tidak masalah bagiku. Itu berarti mommy masih mengingat ku, anak bungsunya bukan"

Lagi dan lagi mata itu tampak sangat terluka

"Namun itu semua hanya angan-angan saja sampai mommy menghembuskan nafas terakhirnya dia bahkan tidak pernah menyebut nama ku apalagi mencari ku. Dan kau tau itu sudah menjadi harapan terakhir ku kepada kalian dan setelah itu aku pergi ke Swiss dengan sisa uang tabungan ku sendiri, bekerja keras untuk menghidupi diriku sendiri dengan bekal dendam yang selalu kubawa di setiap nafasku "

Mereka semua terdiam tidak ada seorangpun yang membuka suaranya bahkan hanya untuk sekedar menggerakkan badan pun tidak mampu termasuk Arasha.

"Mulai dari bekerja sebagai pelayan restoran, kuli bangunan, cleaning servis, bengkel, bodyguard, kurir narkoba, pembunuh bayaran, hingga aku menjadi seperti sekarang aku memiliki segalanya atas usaha dan kerja keras ku selama ini. Sedari awal, dari awal aku sudah merancang segalanya
Putramu yang hilang sejak bayi, Tania, dan hal yang lainnya. Hal yang mungkin bisa semakin mengguncang mental putri kalian, keponakan ku tersayang Arasha Queenzy D'franz"

"Hah... Malang sekali nasib keponakan cantikku yang harus menanggung seluruh dosa keluarga D'franz semenjak dia lahir" ia menyeringai kepalanya menoleh kearah tangga dimana Arasha berdiri.





Vote

Jiwa Yang Berbeda ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang