Wajib militer

1K 124 14
                                    

[Hanya fiksi]

•••

"Aku akan berangkat militer dua minggu lagi."

Tujuh orang itu memusatkan perhatian kepada seorang laki-laki yang duduk paling ujung.

"Hyung?!" seru mereka, terkejut.

"Wae? Bukankah dua bulan lalu aku sudah bilang, tahun ini aku akan berangkat militer? Kenapa kalian sangat terkejut?"

Yang menjadi pusat perhatian hanya tersenyum tipis, lalu menyuap nasi di mangkuk kecilnya.

"Tapi kau hanya bilang tahun ini. Ini terlalu cepat Hyung ... "

Yang lainnya mengangguk setuju, memasang wajah cemberut. Melihat itu, tertua sedikit senang.

"Kita akan merekam NCT Life tanpa Hyung? Kenapa Hyung tidak pergi setelah merekam NCT Life?"

"Setelah merekam konten, kita akan langsung mendengar demo untuk comeback. Apa kalian pikir akan mudah, pergi militer setelah mendengar demo? Ani."

Yang lainnya diam. Itu memang benar.

"Sudahlah, lagipula aku harus pergi. Jika bukan sekarang, maka besok, dan besoknya lagi. Itu sama saja. Makanlah ... "

Dengan minat sedikit, mereka bertujuh kembali menyuap makanan mereka.

Taeil menghela napasnya. Seharusnya ia tidak mengatakan ini saat sedang makan.

"Aku selalu membayangkan Haechan akan menangis saat Taeil Hyung pergi militer."

Kini semua mata menatap Jungwoo.

"Mian ... Aku mengacaukan suasana bukan?"

Yuta menatap Jisung yang menundukkan kepalanya seraya mengaduk-aduk makanannya.

Jisung tidak tau apapun tentang 127, dan tidak terlalu merasa sedih dengan kepergian Taeil ke militer. Ia memang sudah nyaman, dan dekat dengan 127. Tapi, tidak sedekat Haechan bersama mereka.

Setelah menyelesaikan makanan, mereka semua pun kembali pada aktivitas mereka sendiri. Jisung pergi ke kamarnya, menatap sandal yang ada di dekat meja nakasnya. Itu adalah sandal Haechan yang masih setia di situ, sama sekali tidak ada niatan bagi Jisung untuk memindahkannya.

Jisung menghela napasnya panjang, lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di kasur. Ia menelepon seseorang.
Lama menunggu, akhirnya panggilan diterima.

"Chenle-ya kau sedang apa?"

"Tidak ada, hanya berkebun bersama Mama."

"Kau berkebun?"

"Tentu saja. Kenapa kau menelepon?"

Jisung duduk di ranjangnya, dan menatap sandal Haechan.

"Aku merindukan Haechan Hyung."

"Tiba-tiba?"

"Iya. Hari ini, Taeil Hyung bilang dua minggu lagi dia akan berangkat militer."

"Jadi? Apa hubungannya dengan Haechan?"

Jisung berpikir. "Em ... Ya, karena Haechan Hyung member 127."

"Hah? Maksud mu?"

Jisung menggaruk belakang kepalanya. Susah menjelaskannya.

"Lalu, apa kau tidak merindukan Mark? Bukankah Mark juga member 127?"

"Iyaaa, aku juga merindukan Mark Hyung tapi ... "

"Tapi apa?"

Jisung membuang napasnya berat. Ia tidak akan bisa menjelaskannya kepada Chenle.

"Apa kau perlu sesuatu lagi? Aku sibuk."

Chenle itu tidak memiliki pekerjaan, Jisung itu idol. Tapi, Chenle selalu sibuk dan Jisung selalu galau buta.

"Tidak ada-"

Tutt

"Hahhh Zhong Chenle, jinjja!"

Prraangg

Jisung tersentak, seketika duduk dengan tegak. Ia melirik ke arah jendelanya yang berlubang, dan sebuah batu di dekat ranjangnya.

Terjadi lagi? Seseorang masih berusaha meneror Jisung? Wae? Apa salah Jisung kali ini?

Terjadi lagi? Seseorang masih berusaha meneror Jisung? Wae? Apa salah Jisung kali ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang