Gwenchana?

877 96 55
                                    

[Hanya fiksi]

•••

"Gwenchana?"

Laki-laki tinggi itu menatap lawan bicaranya. Ia tersenyum tipis, dan mengangguk kecil.

Belakangan hari, ia sangat sering mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan itu mengartikan banyak hal.

Misalnya ia terlalu sering mengalami kejadian tidak terduga yang membuat orang khawatir padanya. Tapi menurut Jisung, pertanyaan itu berarti sebuah tuntutan untuk baik-baik saja.

Jadi, jawaban Park Jisung selalu sama. Ia selalu menjawab 'tentu saja' 'aku baik-baik saja' atau sekedar mengangguk.

Tapi, hidangan malatang kesukaannya memang membuatnya sedikit lebih baik. Apalagi, sahabatnya yang memasak. Zhong Chenle, laki-laki itu menelepon Jisung untuk datang ke rumahnya dan memakan hidangan China itu setelah sehari Jisung pulang dari Jeju.

Selama dua hari satu malam di Jeju, Chenle mendengar dua kabar tentang Jisung. Pertama kabar tentang seseorang yang membocorkan tempat lokasi syuting, dan tentang Jisung keracunan makanan. Bukan di kue ulang tahun atau samgyeopsal, melainkan makanan ciki yang ada di penginapan. Staf bilang itu dari fans, tapi sepertinya bukan fans melainkan haters.

Chenle memasakkan makanan kesukaan Jisung, dan mengundang Jisung datang ke rumahnya untuk menghibur laki-laki itu. Ia tersenyum tipis saat Jisung memakan makanannya dengan lahap.

"Pelan-pelan, Park Jisung."

Laki-laki yang lebih muda satu tahun itu menurut. Jisung memelankan makanannya, lebih santai.

Chenle menyamankan duduknya di sofa, bersebrangan dengan Jisung.

"Kau ingin bercerita?" tanya Chenle. Jisung akan bercerita hal-hal kecil, tapi Jisung tidak akan bercerita tentang masalahnya jika seseorang tidak menanyakannya atau mempersilahkan.

Jisung melirik Chenle sekilas, lalu meletakkan sumpitnya. Ia sudah menunggu Chenle mengatakan itu.

"Chenle-ya, aku lelah."

Dan Chenle sudah siap mendengarkan keluh kesah Jisung. Ia tau, hidup Jisung memang berat sejak dua tahun ini.

"Aku benar-benar ingin tau, siapa yang melakukan ini semua padaku. Kenapa orang itu selalu bisa menemukan ku?"

"Kenapa orang itu memasang chip di kamarku, dan memberikan makanan yang sudah kadaluarsa kepadaku?"

"Kenapa orang itu menggunakan hoodie hitam, dan hanya mendorongku bukannya membunuhku. Kenapa orang itu membuatku lelah?"

"Hentikan Park Jisung!"

Chenle menatap Jisung tajam. "Aku menyelamatkan hidupmu, bukan untuk mengatakan itu."

"Kau bilang apa tadi? Membunuhmu, bukannya mendorong mu?"

"Perhatikan ucapanmu Jisung-ah. Semuanya akan kacau, jika orang itu membunuhmu bukannya mendorong mu."

Chenle kembali mengingat mimpi buruknya. "Semua kacau jika orang itu membunuhmu. Eomma mu, Jungwan Hyung, 127 Hyung, manajer Hyung, manajer Noona, dan sunbaenim."

"Dan aku," lanjut Chenle lirih.

Jisung menundukkan kepalanya, tidak ingin menunjukkan air matanya.

"Tapi aku lelah Chenle-ya ... "

"Kupikir, mungkin lebih baik orang itu membunuhku—"

"PARK JISUNG!"

Chenle bangkit dari duduknya, menatap marah Jisung. Jisung menatap Chenle dengan tatapan berkaca-kaca.

[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang