[Hanya fiksi]
•••
"Jisung-ah!"
Jisung menoleh saat seseorang memanggilnya. Sebuah mobil hitam berhenti di depannya.
"Noona?"
Entah kenapa, belakangan hari Jisung sering bertemu istri kakaknya.
"Kau mau ke mana? Biar ku antar."
"Tidak perlu Noona, aku-"
"Gwenchana, Jinwoo bersama Jungwan. Mengantarmu tidak akan lama, cepatlah naik."
Karena sedari tadi tidak menemukan taksi, Jisung pun memilih naik ke mobil kakak iparnya itu.
"Perusahaan?" tanya istri kakak Jisung, dan Jisung menganggukkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong, kau dari mana tadi?"
"Em, rumah Chenle."
"Chenle?? Chenle temanmu itu? Dia di Korea?"
Jisung mengangguk lagi. Jisung masih canggung dengan kakak iparnya, meski sebenarnya ia sering bertemu saat acara-acara kumpul keluarga.
"Apa kau masih berhubungan dengan Mark?"
Jisung menoleh. Tiba-tiba bertanya tentang Mark? Kenapa belakangan hari juga, Jisung sering ditanya tentang Mark?
"Em, Mark Hyung susah dihubungi. Kadang, Hyung menjawab pesanku tapi itu membutuhkan waktu lama."
Meski begitu, Jisung tetap berkata jujur. Kakak ipar adalah keluarga juga bukan? Kakak ipar, juga merupakan kakaknya.
Sepuluh menit, akhirnya mereka sampai di depan perusahaan. Jisung mengucapkan terima kasih, lalu masuk ke perusahaan.
•••
"Mwo?!"
Jisung menatap kecewa manajernya. Sekarang ia berdiri di depan enam laki-laki yang lebih muda darinya.
"Maksud Hyung, mereka akan debut bersama ku sebagai unit muda. Itu berarti pengganti NCT Dream?"
"Dia adalah mood maker, jadi dia adalah pengganti Haechan Hyung? Hyung, apa ini sungguhan? Kalian ingin aku debut bersama mereka?"
"Aku tidak akan melakukannya!"
Jisung marah. Sangat jarang Jisung marah bahkan hampir tidak pernah. Tapi ini sudah keterlaluan.
Saat ia masuk ke ruang latihan, ia mengerti kenapa Yuta menelponnya terus. Perusahaan berniat membuat grup untuk pengganti NCT Dream. Apa ini nyata?!
"Jisung-ah ... "
"NCT Dream tidak ada pengganti! NCT Dream adalah Mark Renjun Jeno Haechan Jaemin Chenle Jisung. Merekalah NCT Dream, dan tidak ada yang bisa menggantikannya!"
"Hyung maaf, tapi apa Hyung tidak memikirkan perasaan kami? Kami juga merasa bersalah kepada Hyung, tapi kami juga berhak untuk debut. Kami sudah menanti debut kami sejak lama."
"Jika kami tidak debut sekarang, kami mungkin tidak akan pernah debut lagi."
Jisung menatap laki-laki yang tingginya sepadan dengannya, menatap tidak suka. Jisung benar-benar tidak suka orang-orang di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Dengan Chenle menyelamatkan Jisung setelah melihat mimpi buruknya, apakah itu memang hal yang terbaik untuk Jisung? Ini tentang Jisung yang lelah dengan permainan takdir untuk hidupnya. Kenapa hidupnya sangat rumit? Benar-benar melelahkan...