Berdamai

914 83 9
                                    

[Hanya fiksi]

•••

Di sebuah cafe sederhana. Bukan meja pojok, tapi meja di pinggir yang berada di dekat dinding dan jauh dari jendela.

Seorang laki-laki berkulit putih pucat itu menyilangkan tangannya di depan dadanya, dan menatap gadis di depannya yang sedang menunduk.

Lim A Yeong
Dia tinggal sendirian di sebuah rumah sederhana peninggalan orang tuanya.
Orang tuanya sudah meninggal saat ia masih kelas enam SD.
Tidak memiliki teman karena sikap bad girl dan sering membolos, juga tidak memiliki kerabat dekat. Dia memiliki paman, adik dari Ayahnya tapi tinggal di Singapura.

Gadis itu hanya tinggal seorang diri, tanpa memiliki seseorang di sampingnya yang menyayanginya.
Hal-hal kecil seperti diberi kata-kata semangat atau diberi sebuah hadiah makanan mungkin membuatnya senang bukan? Karena ia tidak pernah mendapatkan semua itu sejak orang tuanya meninggal. 

"Jesunghamnida," ucap gadis berambut pendek sebahu itu dengan raut penyesalan.

Mungkin, sikap dan emosinya sangat buruk tapi dia tetap seorang gadis biasa bukannya psikopat. Dia memiliki hati nurani, dia tidak bisa membunuh orang. Jika dia membunuh seseorang, dia pasti akan menyesal kemudian. Bagaimanapun jika ia di kuntit, pasti akan takut dan merasa tidak nyaman.

"Aku tidak akan meminta ganti rugi, atau melaporkan mu. Tapi dengan satu syarat!"

Chenle memajukan tubuhnya, menatap lawan bicaranya dengan tatapan seriusnya. Yang di tatap sedikit menundukkan kepalanya, tidak berani membalas tatapan itu. Ia merasa bersalah setelah melempar batu kepada laki-laki di depannya ini.

"A–apa?" tanya A Yeong tergagap.

"Jangan ganggu Jisung," ucap Chenle.
Gadis itu mendongak, mengernyit.

"Kau sudah tau rasanya diikuti kemanapun kau pergi."

"Kau juga sudah tau rasanya, dikirim banyak paket tanpa tau siapa pengirimnya."

"Itu semua tidak nyaman 'kan?"

"Jadi, jangan lakukan itu pada Jisung."

A Yeong belum merespon, dan Chenle menjeda sebentar.

"Uri Jisungie, dia sangat bekerja keras untuk bisa setinggi ini. Jika kau tidak menyukainya, tidak bisakah kau cukup membencinya tanpa harus mengganggunya?"

"Apa untungnya kau melakukan semua ini kepada Jisung? Dia—"

"Menyenangkan saja."
Chenle mengernyit mendengar jawaban A Yeong.

"Sejak awal aku sudah tidak menyukainya. Semua yang ku lakukan padanya, aku bersenang-senang."

"Tapi aku baru tau kalau Park Jisung, dia itu pabbo. Bagaimana bisa ada seseorang yang sangat bodoh?"

Entah kenapa Chenle tidak suka dengan ucapan gadis di depannya, padahal ia juga sering mengatakan itu.

"Bukan bodoh tapi istimewa," ucap Chenle membenarkan.

A Yeong menggelengkan kepalanya, tersenyum meremehkan. "Aniya. Dia memang bodoh."

"Bagaimana mungkin dia tidak menyadari keberadaan ku yang juga ada di kamarnya?"

Chenle benar-benar tidak mengerti ucapan gadis di depannya. "Maksudmu?"

"Aku masuk ke kamar Park Jisung, dan memasang kamera lalu menggantung sepatu di lemarinya. Aku bersembunyi di di bawah tempat tidurnya. Dan Jisung, laki-laki itu sama sekali tidak menyadari keberadaan ku. Bukankah dia bodoh?"

"Dia juga aneh! Aku memasang penyadap di kamarnya, dan dia sering berbicara sendiri. Dan, bicaranya hanya bicara omong kosong. Apa benar dia orang waras?"

Kenapa sekarang Jisung terlihat sangat aneh? Memang aneh si, tapi A Yeong bercerita seolah Jisung sangat-sangat tidak normal.

"Keundae, kau masuk ke dorm untuk memasang penyadap dan kamera? Bagaimana caranya? Bagaimana kau tau pin pintunya?"

A Yeong mengedikkan bahunya. "Gampang! Tanggal debut mereka."

Chenle membelalakkan matanya. Kenapa mereka sangat ceroboh???

"Lalu, apa tidak ada member di dorm? Bagaimana bisa kau masuk ke kamar Jisung?"

Chenle benar-benar penasaran bagaimana bisa Lim A masuk ke kamar Jisung dengan lancar?

"Tentu saja aku masuk saat mereka semua tidur! Bahkan saat itu, mereka semua mabuk. Ck! Apa kau juga bodoh seperti Jisung?"

Chenle membelalakkan matanya, tidak terima. Tapi, untuk saat ini biarkan saja. Sepertinya tidak akan selesai jika berdebat dengan seseorang seperti Lim A Yeong.

"Lim A Yeong-ssi, kau tidak memiliki teman 'kan?"

Kali ini A Yeong yang mendelik, kesal dengan pertanyaan Chenle. Tidak terima, tapi memang itu faktanya.

"Jisung juga tidak memiliki teman. Tidak bisakah kau berteman saja dengannya?"

"Park Jisung, dia tidak pandai berteman. Tidak bisakah kalian berteman saja, dan temani Jisung selagi aku tidak ada."

A Yeong mengernyit. "Kenapa kau tidak ada? Kau akan pergi?"

Chenle termenung sejenak, kemudian menggeleng. "Kenapa juga aku harus terus bersamanya. Aku juga harus menjalani hidupku sendiri, dan menikah."

"Park Jisung, tidak bisakah kau memberikan dia dukungan? Ah tidak. Kau boleh tidak berteman dengannya, kau juga tidak perlu memberinya dukungan. Setidaknya, biarkan Jisung menjalani hidupnya sendiri. Jangan ganggu Jisung."

A Yeong menghela napasnya. Ia pun mengangguk pelan. "Arraseo, aku tidak akan mengganggunya. Kau juga harus berhenti mengganggu ku."

Chenle mengangguk. "Aku memang berniat berhenti hari ini. Karena itu aku mengajakmu ke sini untuk berbicara to the point."

"Dan, semoga kau bisa melakukan ujian mu dengan lancar."

"Habiskan saja makananmu, aku yang membayarnya. Aku akan langsung pulang setelah membayar, karena aku lelah."

Chenle bangkit, hendak pergi. Tapi suara A Yeong menghentikan langkahnya.

"Oppa!"

Chenle membalikkan badannya, mengernyit. Kenapa rasanya canggung mendengar gadis itu memanggilnya Oppa?

"Em, maaf tentang kemarin dan terima kasih. Terima kasih karena, karena tidak melaporkan ku? Terima kasih juga semua hadiahnya, aku akan memakainya."

"Dan ... A–aku tidak akan mengganggu teman mu yang istimewa itu."

Chenle terkekeh pelan, lalu mengangguk. "Gomawo," ucapnya pelan lalu benar-benar pergi untuk membayar dan pulang. Kepalanya sudah sakit sedari tadi. Setidaknya sekarang ia lega, karena A Yeong tidak akan mengganggu Jisung lagi. Tugasnya selesai!

 Tugasnya selesai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang