Museum O'Sulloc

777 98 10
                                    

[Hanya fiksi]

•••

Setelah banyak halangan dan terus ditunda, akhirnya hari ini NCT 127 berangkat ke tempat tujuan pertama mereka, yaitu museum o'sulloc.

Museum ini merupakan museum teh satu-satunya di Korea yang memperkenalkan pengunjung tentang kebudayaan teh tradisional Korea. Teh hijau, observatorium dengan panorama pedesaan, toko suvenir populer dan kafe. Ada juga ice cream rasa teh.

Saat ini keenam member itu berjalan menyusuri jalanan. Seruan kagum terdengar dari mereka, yang jarang berjalan-jalan seperti ini.

Di tengah jalan, terdapat patung cangkir besar yang menarik perhatian Jisung. Park Jisung yang selalu penasaran itu mendekati cangkir besar, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh cangkir besar dengan jari telunjuknya.

"Waahh!!"

Jisung melebarkan matanya, dan memundurkan langkahnya berseru kagum. Hal itu mengundang tawa bagi kelima orang yang lebih tua, termasuk beberapa staf dan manajer.

Sejak awal masuk, Jisung terus menyentuh benda yang membuatnya penasaran. Tapi, hampir semua benda yang ada di sana menarik perhatian Jisung, dan membuat Jisung penasaran.
Mereka yang lebih tua hanya tertawa karena gemas.

Sekarang mereka sudah berkumpul di observatorium deck, dan duduk di kursi yang di sediakan.

Beberapa karyawan museum memberikan mereka kertas yang berisi gambar berbagai jenis teh di sana, dan staf lainnya menyajikan enam cangkir teh dengan jenis yang berbeda-beda.

Mereka melihat-lihat kertas yang diberikan. Ada nama teh yang sangat beragam, dan tercantum juga khasiatnya. Jisung mengaguminya, karena ternyata ada banyak sekali jenis teh.

Tiba-tiba karyawan museum tadi kembali mengambil kertasnya.

"Kalian sudah melihat jenis teh tadi 'kan?"

"Di meja kalian sekarang ada enam cangkir teh. Kalian harus menebak, teh apa di cangkir teh itu barulah kalian boleh meminum tehnya. Yang tidak bisa menjawab, hanya akan minum teh kotak biasa."

Semua member melebarkan mata, menyesal tidak menghafalkan isi tulisan di kertas.

"Kita akan ke pertanyaan pertama."

Jisung dengan keberuntungannya berhasil menebak semua pertanyaan. Iya, menebak bukannya benar-benar tau. Mereka berseru kagum, seolah Jisung sangat jenius. Sementara Jisung tersenyum bangga dan meminum semua tehnya.

Teh disajikan dengan cangkir kecil, dan ada juga cup mini ice cream. Makanan yang tidak akan membuat kenyang, dan Jisung menyukainya. Dari berbagai jenis teh yang ia minum, semua terasa baru dan enak.

Setelah meminum teh, dan ice cream mereka masuk ke sebuah ruangan. Di sana terdapat banyak cangkir teh dari yang ukuran kecil, sedang, dan besar. Tidak sebesar patung di luar yang Jisung sentuh tadi tentunya.

Di sana mereka juga memainkan game. Dari beberapa cangkir, staf akan membunyikan sebuah cangkir dan member harus menebak cangkir jenis apa yang dibunyikan.

Ya, mereka banyak bermain game dan bersenang-senang. Hingga tidak terasa hari mulai gelap, waktunya ke penginapan yang sesungguhnya. Karena kemarin, mereka tinggal di hotel. Hari ini rasanya lebih tenang, tidak ada penggemar yang mengantri.

Lagi-lagi game, mereka juga memainkan sebuah game untuk menentukan tempat tidur mereka. Namun sebelum tidur, mereka mendapatkan makan malam mereka. Tidak ada game untuk menentukan menu makan, jadi mereka bisa makan sepuasnya.

"Makanlah yang banyak, uri maknae ... "

Yuta menaruh sepotong samgyeopsal ke mangkuk nasi Jisung, dan mengelus kepala Jisung lembut. Jisung tersenyum, lalu memakan samgyeopsal pemberian Yuta. Tentu saja ia tidak akan menolak.

"Kaundae, ke mana Doyoung dan Taeyong Hyung?" tanya Jisung.

Ia baru sadar, dua orang ini tidak terlihat sejak mereka masuk ke ruang makan.

"Saengil cukkae!!!"

Tepat saat itu dari arah dapur, Taeyong dan Doyoung membawa kue yang lilinnya sudah menyala. Jisung membelalakkan matanya. Ia bahkan lupa, kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Mereka berlima menyanyikan lagu ulang tahun, dan Jisung menutup wajahnya dengan tangan besarnya. Ia malu, dan hampir menangis karena terharu.

"Jisung-ah uljimma. Ayo tiup lilinnya," ucap Taeyong seraya mengelus kepala Jisung.

"Wahh gomawo jinjja," ucap Jisung lirih lalu meniup lilinnya.

Mereka berlima pun bertepuk tangan, dan kembali menyelamati Jisung. Kue rasa teh, hadiah dari museum tadi pun dijadikan makanan dessert.

Setelah selesai makan, Jisung pergi ke kamarnya. Ia mendapatkan kamarnya sendiri, tidak memiliki roomate.

Jisung menatap langit yang terdapat beberapa bintang. Ia menatap kagum, pemandangan indah yang sekarang ia lihat.

"Yeppeuda," gumamnya.

"Bogoshipda ... "

Senyum tipis diwajahnya itu pudar. Tangan besar Jisung memegang mulutnya yang hampir saja memaksa memuntahkan isi perutnya. Kenapa tiba-tiba ia mual?

Jisung segera berlari ke kamar mandi karena ia merasa ia benar-benar akan muntah.

Huekkk

Arghh

Kamar mandi ada di luar kamar, dan staf yang mendengar suara orang muntah seketika terkejut. Jungwoo yang kamarnya tidak jauh dari kamar mandi juga terkejut, segera keluar.

"Ada apa Noona?" tanya Jungwoo.

"Jisung muntah."

"Mwo?!"

Huekkk

Huekkk arghh

H-hyungghh huekkk

Huekkk arghh

T-tolonghh

Sekarang apa lagi? Hal apa lagi yang terjadi pada maknae kita? Tidak bisakah Park Jisung hidup tenang, sehari saja.

Sekarang apa lagi? Hal apa lagi yang terjadi pada maknae kita? Tidak bisakah Park Jisung hidup tenang, sehari saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang