[Hanya fiksi]
•••
"Kalian pulang duluan Hyung, aku akan di sini sebentar."
"Jisung-ah are you okay? Kau tidak pernah pulang bersama kami lagi. Kemana kau pergi, hingga malam kau baru pulang?"
Jisung menggaruk belakang kepalanya, merasa bersalah.
"Aku hanya ingin mampir ke rumah Chenle sebelum pulang."
Doyoung mengelus kepala Jisung. "Arraseo, jangan pulang terlalu malam. Kau harus istirahat, jaga kesehatan mu. Aku tidak ingin melihatmu sakit."
Jisung mengangguk pasti, tersenyum lebar. "Tentu saja Hyung. Kali ini, aku tidak akan sakit lagi!"
Mereka berenam menggelengkan kepala, lalu keluar dari ruang latihan. Meski Jisung jarang di dorm, mereka tetap bahagia karena Jisung selalu pulang dengan senyuman. Jisung lebih banyak tersenyum setelah tau siapa yang menerornya.
Sebenarnya mereka sudah membujuk Jisung untuk memberitahu perusahaan saja, membiarkan perusahaan yang mengurusnya. Tapi Jisung sangat percaya pada Chenle, membiarkan Chenle bersenang-senang. Toh Chenle gabut:v
Jisung menggendong tasnya, akan pergi ke rumah Chenle dan mendengar cerita Chenle tentang bagaimana ia membalas dendam pada Lim A Yeong hari ini.
"Kau orangnya?!"
Jisung tersentak saat seseorang dengan hoodie hitam muncul di depannya tepat setelah ia keluar dari perusahaan. Jisung sempat memundurkan langkahnya, tapi kemudian ia mengernyit mencoba menajamkan penglihatannya.
"Lim A Yeong?"
Gadis itu melebarkan matanya, dan menggertakan giginya.
"Kau bahkan tau namaku?! Apa kau sungguh orang yang selama ini mengikuti ku?! Kau menguntit ku?!"
Jisung menoleh ke kanan-kiri. Sepertinya tidak baik ia mengobrol dengan seorang gadis di tempat umum.
Jisung sekarang tidak takut dengan orang di depannya. Jisung mencekal tangan gadis itu, dan berjalan cepat menuju tempat sepi paling dekat. Tentu saja sebelumnya Jisung memakai maskernya.
"Lepas!!"
Baru beberapa meter, gadis itu menepis tangan Jisung kasar. Ia mengeluarkan pisau dari saku hoodienya membuat Jisung melebarkan matanya.
"Aku sudah menahannya selama ini, tapi karena kau berulah maka aku akan melakukannya sekarang."
Gadis itu menampilkan smirknya, tapi Jisung hanya diam masih terkejut.
"Park Jisung, kau harus mati!"
Jisung mengernyit. Pisaunya hampir menyentuh perut bawah bagian kanannya, tapi gadis itu diam tidak melanjutkannya.
"W–wae?"
Tentu saja Jisung terkejut, dan takut. Tapi, entah kenapa ia tidak bisa beranjak dari tempatnya.
Gadis itu membuang pisaunya asal, dan menatap Jisung marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Dengan Chenle menyelamatkan Jisung setelah melihat mimpi buruknya, apakah itu memang hal yang terbaik untuk Jisung? Ini tentang Jisung yang lelah dengan permainan takdir untuk hidupnya. Kenapa hidupnya sangat rumit? Benar-benar melelahkan...