[Hanya fiksi]
•••
"Paket!!"
"Nee!!"
Chenle mengernyit, menghampiri kurir yang berdiri di depan rumahnya. Paket? Ia tidak memesan apapun.
"Atas nama Zhong Chenle?"
"Nee. Paket dari siapa? Aku tidak memesan apapun."
"Ini, dari orang bernama Park Jisung."
Wajah Chenle menegang mendengar nama itu. Untuk satu detik, Chenle menahan napasnya.
Setelah menerima paket, Chenle pun masuk ke rumahnya. Ia menyeret kakinya, berjalan pelan ke ruang tengah dan membuka paketnya.
Sebuah syal berwarna putih. Chenle juga melihat ada sticky note berwarna biru.
Saengil cukkae Zhong Chenle!!
Aku sudah memesan ini dari lama, mungkin dua minggu sebelum ulang tahun mu. Aku tidak tau apakah paket ini sampai tepat saat ulang tahun mu atau tidak, tapi aku sudah bilang untuk mengirimnya saat kau ulang tahun. Aku pasti akan sangat malu jika kau menerima paket ini sebelum kau ulang tahun. Kau pasti akan menggodaku terus 'kan?Aku lihat kau sangat pucat belakangan hari, dan sekarang juga musim dingin. Jadi, pakailah syal ini Chenle-ya agar kau tidak kedinginan.
Chenle-ya ...
Bagikan semua rahasia mu padaku, dan jangan sembunyikan apapun dariku
Jangan membuatku khawatir juga Chenle-ya. Katakan padaku, jika kau sakit oke?Chenle-ya kau teman terbaikku! Aku selalu berterima kasih padamu.
Saengil cukkae!!!
~🐹
"Nappeun nom!!"
"Kenapa kau mengirim kadonya lewat paket, Park Jisung! Hiks ... "
"Hiks! Kau— harusnya kau sendiri yang datang, bodoh!"
Chenle menggenggam erat syal putih itu, membiarkan air matanya membasahi syal itu.
"J–Jisung ... Hiks! Park Jisung, kau jahat!!"
"Jisung-ah, mianhae ... Hiks!"
Kehilangan taman, sahabat yang sudah seperti saudara. Chenle berusaha keras melanjutkan hidupnya, dan melupakan Jisung setelah kepergian Jisung.
Tapi itu tidak mudah tentu saja. Setiap ia merasa kesepian, Chenle akan terus mengingat Jisung dan menangis. Seperti saat ini, Chenle meringkuk di sofa dengan memeluk syal pemberian Jisung dan menangis.
Mungkin Chenle bisa bertahan sampai dua jam dalam posisi itu, hingga akhirnya ia tertidur. Selalu seperti itu. Chenle akan berhenti menangis saat tertidur.
Satu perubahan yang jelas setelah kepergian Jisung adalah, Chenle menjadi cengeng.
Meski begitu, Chenle selalu menampilkan senyumnya dan berusaha melanjutkan hidupnya. Itu harus dilakukan!
Chenle harus kuat, dan Chenle harus bisa! Chenle pasti bisa!
Meski setiap hari menangis, Chenle sudah merelakan kepergian Jisung. Karena Chenle sadar, mungkin ini jalan terbaik untuk Jisung. Ia tau, selama ini Jisung sudah sangat lelah dengan hidupnya yang seperti badai dan tidak dapat ditebak.
Takdir terus mempermainkan hidup Jisung, jadi mungkin akan lebih baik jika takdir Jisung berhenti.
Chenle akan berusaha menemukan kebahagiaannya lagi, membiarkan Jisung menjadi salah satu memory terindahnya. Bagaimana dengan kalian?
Hai kalian!
Makasih yang udah setia nunggu aku update. Monmaap waktu itu aku ngilang dua hari😅😅Semua dukungan kalian bener-bener bikin aku semangat, tau nggak?
Makasih banget, kalian para readers aku💚Oke sekian dari author daxia untuk story ini, semoga hari-hari kalian menyenangkan!!
Mari bertemu lagi di next book, saranghae🙆
Have a nice day 🤗💚
Annyeong 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. I'm Tired : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Dengan Chenle menyelamatkan Jisung setelah melihat mimpi buruknya, apakah itu memang hal yang terbaik untuk Jisung? Ini tentang Jisung yang lelah dengan permainan takdir untuk hidupnya. Kenapa hidupnya sangat rumit? Benar-benar melelahkan...